Showing posts with label Daily Life. Show all posts
Showing posts with label Daily Life. Show all posts

Spektrum Keberagamaan dalam Hidup Sehari-hari

Di tengah gemuruh Jakarta, saat mentari mulai mengintip dari balik gedung-gedung pencakar langit, ada momen magis setiap pagi ketika aroma kopi pagi dari warung-warung kecil berpadu dengan lantunan adzan subuh dari masjid yang melintasi udara. Ini adalah gambaran nyata keberagaman agama yang harmoni: sebuah simfoni kehidupan yang menjadi bagian dari sehari-hari di negeri ini. Seolah tanpa kita sadari, setiap hari kita adalah saksi dari sebuah perjalanan spiritual dan sosial yang rumit namun penuh warna.


Sebagai seseorang yang rutin bergabung dalam perayaan ini, saya sering teringat akan percakapan dengan teman-teman Muslim tentang identitas keagamaan dan tradisi. Dari perbincangan ringan tentang puasa hingga refleksi mendalam saat menghadiri perayaan Idulfitri bersama kerabat, semua pengalaman ini membentuk pemahaman saya tentang spektrum keberagamaan di Indonesia. Saya juga terlibat dalam pengembangan aplikasi mobile yang ditujukan untuk umat Muslim, sebuah pengalaman yang semakin memperdalam rasa saling menghargai dan memperkuat kolaborasi antaragama.


Namun, kita harus bertanya, bagaimana kita dapat memahami dan memelihara keberagaman yang kita alami ini? Dengan berpegang teguh pada kasih, seperti yang diajarkan oleh Tuhan, saya mengajak kita semua untuk menjelajahi spektrum keberagamaan dari fundamentalis hingga universalisme. Sebuah spektrum yang menuntut kita tidak hanya mendengarkan, tetapi juga belajar. Lebih penting lagi, kita harus mencoba melampaui batasan sempit menuju kesatuan yang lebih besar. Perlu diingat, dunia ini kompleks.


Bhinneka Tunggal Ika

Borobudur Marathon 2023

Borobudur Marathon merupakan salah satu ajang lari marathon terbesar di Indonesia, selain Bandung (PSRI), Bali (MBM), dan Jakarta Marathon. Melalui tulisan blog ini, saya mau berbagi pengalaman saya dalam berpartisipasi di marathon ketiga dalam hidup saya, setelah Tokyo dan Bandung.


Borobudur Marathon 2023


Bagian I : Persiapan Marathon

Setelah menjalani latihan intensif bersama ASICS Marathon Team, saya banyak belajar hal baru, terutama tentang bagaimana berlatih marathon dengan baik, serta jenis makanan (fueling) yang diperlukan oleh tubuh sebelum, selama, dan setelah lari. Saya bertekad untuk mencapai hasil terbaik di Borobudur Marathon, meskipun saya sadar bahwa rute di Borobudur lebih sulit daripada di Bandung, karena terdapat banyak tanjakan curam dan cuaca yang jauh lebih panas.


Mengingat pengalaman saya dalam latihan intensif untuk Pocari Sweat Run, saya memutuskan untuk membentuk sebuah komunitas kecil untuk berlatih bersama, yaitu dengan Iwan dan Adnan, keduanya adalah rekan kerja saya di Suitmedia yang juga mendaftar untuk Borobudur Marathon 2023. Saya membagikan menu latihan saya kepada mereka sebagai panduan untuk mempersiapkan diri selama 12 minggu sebelum hari perlombaan.


Suitmedia Marathon Team 2023

Secara dasar, menu latihan saya mirip dengan yang saya lakukan bersama coach Andriyanto, dengan sedikit penyesuaian pada jarak dan target pace. Menu latihan saya selama 12 minggu secara garis besar adalah: easy run 10 km (setiap Selasa dan Jumat), interval/tempo run (setiap Rabu), dan long run 16-30 km (setiap Minggu).


Week 1-3 : Base Building

Minggu pertama periode latihan saya bertepatan dengan minggu pemulihan setelah lomba half marathon di Maybank Marathon 2023, jadi jarak tempuh saya masih sedikit, hanya 35 km per minggu. Selama dua minggu di Bali, saya lebih banyak melakukan easy run, termasuk easy long run, sehingga target pace tidak terlalu ambisius. Saya baru bisa kembali melakukan long run dengan target pace yang sesungguhnya ketika sudah kembali ke Jakarta dan bergabung dalam long run bersama Road to Jakarta Marathon. Jarak tempuh mingguan saya pun perlahan-lahan naik menjadi 42-51 km.


ASICS Marathon Team

Marathon bukan hanya tentang perlombaan lari, tetapi juga perihal perjalanan hidup yang mampu mengubah dan menginspirasi kita semua. Melalui keringat, kerja keras, dan konsistensi, pelari marathon dapat mengatasi setiap rintangan dan melampaui batas diri. Setiap langkah mereka adalah ungkapan nyata dari semangat manusia untuk meraih tujuan, mencapai mimpi, dan menemukan kekuatan sejati dalam diri mereka.


Tulisan ini menyajikan antologi pengalaman rekan-rekan ASICS Marathon Team di Pocari Sweat Run Indonesia (PSRI) 2023. Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita untuk terus mencapai puncak prestasi dalam kehidupan kita.


ASICS Marathon Team 2023


Achillia Lisnawati

Ibu dari 2 anak; Karyawan Swasta


"Tidak ada yang tidak mungkin dalam berlari atau dalam apapun. Jangan biarkan kekurangan menjadi penghalang, tetapi jadikan sebagai tantangan untuk terus berkembang dan meraih mimpi."


Bagaimana perasaan Anda setelah menyelesaikan marathon?

Alhamdulillah.. senang, puas, dan terkejut karena hasil marathon di luar dugaan.


Apa saja tantangan yang dihadapi selama persiapan marathon?

Adanya latihan bersama dua kali seminggu dengan lokasi yang cukup jauh dari rumah itu menambah tantangan saat menjalani program. Saya menghadapinya dengan prinsip "listen to your body" dan "listen to your coach", serta mengutamakan asupan gizi dan vitamin.


Apa yang memotivasi Anda untuk terus maju dan pantang menyerah?

Alhamdulillah tidak pernah ingin menyerah sampai pada titik ini. Latihan panjang, pendek, pelan, cepat, siang, malam masih bisa dijalani. Sesekali memang tidak mood karena kecapaian, tapi masih dalam batasan wajar.


Apa pesan Anda bagi mereka yang ingin lari marathon?

Sabar dan disiplin sejauh 42 km dengan mendengarkan bahasa tubuh mengajarkan saya menjadi lebih peka dan lebih bersyukur betapa hebatnya tubuh kita selama ini. Lari marathon bersama tim itu lebih menyenangkan karena bisa mengingatkan satu sama lain dan saling support.


Pocari Sweat Run 2023

Pocari Sweat Run Indonesia (PSRI) atau sebelumnya dikenal sebagai Pocari Sweat Bandung Marathon (PSBM) adalah satu acara lari maraton terbesar di Indonesia. Melalui tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman dalam mengikuti Pocari Sweat Run 2023, mulai dari persiapan sampai dengan pencapaian Personal Best pada saat race day.


Pocari Sweat Run 2023


Bagian 1 : Persiapan Marathon

Sejak menjalani maraton pertama saya di Tokyo, saya belajar banyak tentang lari jarak jauh, terutama dari kesalahan persiapan saya. Untuk itu, saya bertekad untuk meningkatkan kualitas latihan saya di Pocari Sweat Run 2023.


Saat ASICS melakukan rekrutmen untuk Marathon Team, saya pun langsung tertarik untuk mendaftarkan diri. Motivasi utama saya adalah untuk mendapatkan program pelatihan yang terstruktur dari coach Andriyanto. Maklum, sebagai pelari pemula, saya sama sekali belum pernah mendapatkan program latihan dari seorang coach lari.


Puji Tuhan, saya lulus seleksi menjadi salah satu dari 20 pelari di ASICS Running Club (ARC) Marathon Team. Ini merupakan komunitas lari pertama yang saya ikuti, selain komunitas lari alumni kampus. Semua anggotanya pun orang biasa, non-atlet yang punya kesibukan sehari-hari, tetapi sangat berdedikasi dalam setiap latihan lari.



Train well. Eat well. Rest well.

Ketiga hal itu merupakan kunci sukses maraton yang disampaikan oleh coach Andriyanto saat kami berkumpul kali pertama di bilangan Blok M, Jakarta Selatan, 12 minggu sebelum race day. Kami harus latihan lari minimal 4 hari dalam seminggu, latihan kekuatan (strength training) 1-2 kali per minggu, memperhatikan nutrisi yang kami makan sebelum, saat, dan sesudah berlari, serta wajib tidur malam 6-7 jam tiap hari.


Saya tidak bisa membagikan detail program latihan saya di blog ini karena sifatnya personal menyesuaikan dengan target dan kondisi saya, serta akan jadi risiko jika langsung ditiru orang lain. Namun, secara umum program latihan yang kami dapatkan adalah sebagai berikut:

  • Senin : Strength Training + Foam Rolling
  • Selasa : Easy Run
  • Rabu : Interval/Tempo Run
  • Kamis : Strength Training (dan Recovery Run)
  • Jumat : Easy Run
  • Sabtu : Recovery Run atau Foam Rolling
  • Minggu : Long Run


Week 1-3 : Base Building

Setiap Minggu malam, coach Andriyanto selalu mengirimkan menu latihan selama tujuh hari ke depan. Semua orang memiliki menu latihan yang sama dengan target pace yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan. Selain itu, setiap harinya kami pun bisa memilih opsi jarak yang ditempuh menyesuaikan dengan kondisi tubuh saat itu. Setelah menyelesaikan latihan hari di tempat masing-masing, kami diwajibkan untuk mengirimkan screenshot data latihan dari aplikasi Garmin/Coros/Suunto kami untuk dianalisis oleh coach.


Hampir semua pelari di ARC Marathon Team adalah manusia pagi. Sebagian besar dari mereka mulai lari sebelum jam 6 pagi, bahkan ada ko Yohannes yang biasanya lari jam 4 pagi, supaya masih bisa antar anak sekolah dan berangkat ke kantor. Hal ini sempat bikin saya merasa FOMO karena saya biasanya baru sempat latihan lari di malam hari setelah selesai semua pekerjaan. Saya sempat menanyakan terkait jadwal lari ini ke coach Andriyanto, dan beliau berkata bahwa yang terpenting itu konsistensi jadwal lari, selalu pagi atau selalu malam. Adapun latihan yang konsisten di pagi hari tentu lebih baik karena jadwal flag off saat race day biasanya selalu pagi hari. Namun, latihan yang konsisten di malam hari pun lebih baik daripada latihan yang ganti-ganti pagi/malam apalagi yang bolong-bolong.

Tokyo Marathon 2023

Tokyo Marathon merupakan salah satu acara lari marathon terbesar (World Marathon Majors) yang dinanti-nantikan oleh pelari marathon di seluruh dunia. Tokyo Marathon 2023 juga menjadi lari full marathon (42.2 km) perdana yang saya ikuti.

Tokyo Marathon 2023

Dalam artikel ini, saya akan membahas bagaimana persiapan sebelum race day, strategi dan taktik yang digunakan selama perlombaan, serta tips untuk pemulihan pasca race. Semua pengalaman yang saya tulis diharapkan bisa membantu para pelari menghadapi full marathon dengan percaya diri.


Persiapan Tokyo Marathon

Persiapan adalah kunci untuk bisa tampil maksimal dalam Tokyo Marathon 2023. Hal ini tentunya dimulai dengan hal-hal non-teknis seperti proses pendaftaran dan persiapan perjalanan. Lalu, ada hal-hal teknis yang perlu dipersiapkan termasuk strategi latihan, nutrisi, dan pemulihan.

Pendaftaran

Ada beberapa jalur untuk berpartisipasi di Tokyo Marathon 2023, yaitu:
  1. Charity – untuk 4.000 pelari, pendaftaran mulai 11-24 Juli 2022, bukan first-come first-served, sehingga bisa jadi 4.000 donasi terbesar lah yang akan mendapatkan guaranteed entry. Donasi minimal ¥100,000.
  2. RUN as ONE – untuk 350 pelari semi-elite dengan waktu 2:32 (pria) atau 3:19 (wanita), pendaftaran mulai 1-12 Agustus 2022.
  3. OneTokyo Member – untuk 1.000 pelari, pendaftaran mulai 1-12 Agustus 2022, diundi.
  4. Tokyo Resident – untuk 500 pelari, pendaftaran mulai 15-26 Agustus 2022, diundi.
  5. General Entry – untuk ± 30.000 pelari, pendaftaran mulai 29 Agustus - 9 September 2022, diundi. Hasil undian diumumkan pada tanggal 4 Oktober 2022.

Sebagai pelari jelata, saya memilih General Entry dan ternyata mendapatkan beginner's luck, langsung dapat undian di ballot WMM pertama yang saya ikuti. Biaya pendaftaran dibayarkan setelah kita mendapatkan pengumuman lolos ballot, yaitu ¥25,300. Konon katanya undian ballot Tokyo Marathon ini termasuk yang paling susah / paling kecil peluangnya.

Sebenarnya ada jalur lain untuk berpartisipasi di Tokyo Marathon 2023, yaitu membeli paket tur yang sudah termasuk penginapan di hotel yang dekat dengan area start, yaitu Hilton atau Park Hyatt. Biayanya mulai dari USD 4,000 – tidak termasuk tiket pesawat. Sungguh di luar budget saya. Haha.

Lalu, sebagai warna negara Indonesia kita pun membutuhkan visa untuk masuk ke Jepang, kecuali kita sudah memakai e-paspor. Pengalaman mengurus visa Jepang dengan paspor biasa sudah saya tulis di artikel blog sebelumnya.

Strategi Latihan

Latihan fisik yang teratur dan intensitas yang ditingkatkan secara bertahap selama 12 pekan akan membantu meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh. Selain itu, pemilihan makanan yang tepat dan mengatur asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh juga sangat penting. Terakhir, tidak kalah pentingnya adalah persiapan mental, yaitu dengan membangun kepercayaan diri dan mengatur strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan di dalam perlombaan.

Saya menggunakan fitur Training Plan di Strava untuk panduan latihan fisik. Saya latihan ± 2 kali di hari kerja (biasanya Selasa dan Kamis), dan 1 kali di akhir pekan. Di luar jadwal tersebut, saya biasanya benar-benar istirahat, atau sekadar jalan kaki, atau olahraga lainnya. Berikut ini adalah kilasan dari latihan saya selama 12 pekan.

Latihan Pekan ke-1

Default latihan saya adalah easy run sejauh 10 km dan konsisten saya lakukan tiap hari Selasa dan Kamis. Meskipun demikian, idealnya kita selipkan latihan lainnya seperti fartlek run 60 menit = easy run 20 menit + 10x (fast run 1 menit + recovery run 1 menit) + easy run 20 menit. Di akhir pekan, long run sejauh 20-26 km.

Pengalaman Mengurus Visa Jepang & Korea

こんにちは. 안녕하세요. Memperoleh visa Jepang dan Korea merupakan langkah penting bagi siapa saja yang ingin mengunjungi kedua negara Asia Timur tersebut. Namun, tidak semua orang tahu bagaimana cara mengurus visa Jepang dengan paspor biasa ataupun mengurus visa Korea secara mandiri.


Dalam artikel ini saya akan berbagi pengalaman saya dalam membuat visa kunjungan wisata berkali-kali (multiple-entry holiday visa) sebagai salah satu persiapan saya untuk mengikuti Tokyo Marathon 2023 dan Seoul Marathon 2023.


Medali Tokyo Marathon & Seoul Marathon


Visa Jepang

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebagai syarat pembuatan visa multiple-entry ke Jepang, yaitu:

  1. Email konfirmasi appointment – lalu datang ke VFS di Kuningan City Mall, Jakarta, sesuai dengan janji temu yang kita buat di website VFS.
  2. Paspor – yang masih berlaku minimal 6 bulan.
  3. Formulir pengajuan visa – diunduh dari website VFS (application-form-2023.pdf) dan harus bertandatangan basah.
  4. Pas foto – ukuran 3,5 cm x 4,5 cm terbaru, dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan, latar belakang warna putih.
  5. Fotokopi KTP.
  6. Histori transaksi rekening (bank statements) selama 3 bulan terakhir – sebaiknya ada pemasukan rutin ke rekening tersebut dan memiliki saldo minimal sebesar biaya hidup selama tinggal di Jepang. Contoh: dengan asumsi rata-rata biaya liburan di Jepang adalah $115 per hari, maka untuk satu minggu liburan, kita perlu memiliki saldo minimal 7 x $115 = $805 = Rp 12 juta.
  7. Surat keterangan kerja – dengan kop surat yang tertulis nama perusahaan, alamat, website, email, dan nomor telepon. Nama orang yang mengajukan visa ditulis secara lengkap beserta dengan kebangsaan, nomor paspor, tanggal masuk perusahaan, jabatan, dan besar gaji bulanan/tahunan. Sertakan juga nama pembuat surat keterangan kerja tersebut, beserta dengan jabatan (misalnya HR Manager), email, dan nomor telepon. Ada tanda tangan basah dan cap stempel perusahaan.
  8. Surat permohonan visa multiple – dengan alasan yang jelas mengapa perlu datang ke Jepang lebih dari satu kali. Untuk pengalaman saya pribadi, saya butuh masuk ke Jepang sebanyak 2 kali karena ada dua agenda yang waktunya tidak bersamaan, yaitu Tokyo Marathon dan festival sakura.
  9. Rencana perjalanan – tuliskan tempat wisata mana saja yang mau dikunjungi beserta di mana akan bermalam di kota tersebut.
  10. [Optional] Tiket pesawat – kalau yakin visa akan disetujui, bisa langsung pesan yang non-refundable supaya lebih hemat.
  11. [Optional] Bukti pemesanan hotel – bisa pakai receipt dari Booking.com yang masih refundable, jadi ketika nanti ada perubahan rencana, kita masih bisa gampang pindah hotel.
  12. [Optional] Paspor lama – yang memiliki stiker visa Jepang, visa Schengen (Jerman, Prancis, Italia), atau visa UK / US / Kanada.
  13. Biaya visa (Rp 650.000) + biaya admin VFS (Rp 182.000) = Rp 832.000 – bisa dibayar dengan kartu kredit/debit.
  14. Waktu proses sekitar 5 hari kerja – hari pertama dihitung saat pengajuan visa. Saya masukkan berkas pada hari Rabu (25 Januari) dan paspor bisa diambil pada hari Selasa (31 Januari).


Jika Anda sudah memiliki e-paspor, syarat-syarat di atas jadi sama sekali tidak diperlukan karena sudah bebas visa, dan hanya perlu mempersiapkan:

  1. E-Paspor – yang masih berlaku minimal 6 bulan.
  2. Buat akun di website Japan Visa Exemption System (JAVES) – lalu ikuti prosedur pengajuan Registrasi Pra-keberangkatan E-Paspor secara online.


FYI, pengajuan visa multiple-entry saya ternyata ditolak Kedutaan Jepang karena saya sama sekali belum pernah berkunjung ke Jepang dan histori visa Schengen (Jerman) saya sudah lebih dari 3 tahun yang lalu. Namun, saya tetap mendapatkan visa double-entry yang mana masih sesuai dengan rencana perjalanan, tiket penerbangan, dan hotel saya.

Tetap Tangguh, Terus Bertumbuh

Selamat Hari Kemerdekaan ke-76! Hari ini kita memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76. Pesan Presiden di tahun ini sangat menarik, yaitu "Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh". Berikut ini kutipan dari naskah lengkap pidato Presiden di sidang tahunan MPR 2021.


Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, yang menjadi semboyan Bulan Kemerdekaan pada tahun ini, hanya bisa diraih dengan sikap terbuka dan siap berubah menghadapi dunia yang penuh disrupsi.


Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, hanya bisa dicapai jika kita semua bahu-membahu dan saling bergandeng tangan dalam satu tujuan.


Kita harus tangguh dalam menghadapi pandemi dan berbagai ujian yang akan kita hadapi dan kita harus terus tumbuh dalam menggapai cita-cita bangsa.



Dari pesan Presiden di atas saya belajar ada dua hal yang harus kita miliki di masa-masa seperti sekarang ini, yaitu resilience dan growth mindset.


Resilience

Tahun lalu, tiga bulan setelah pandemi resmi dinyatakan terjadi di Indonesia, saya menulis artikel tentang tiga fase yang akan kita hadapi di masa pandemi (serta bagaimana kita sebaiknya bersikap), yaitu: Reaction, Resilience, Recovery.

  • Pada fase Reaction, yaitu dalam menghadapi krisis kesehatan, kita harus fokus pada sumber daya manusia supaya tetap sehat dan produktif.
  • Pada fase Resilience, yaitu dalam menghadapi perlambatan ekonomi, kita harus fokus pada ketangguhan dan kontinuitas bisnis.
  • Lalu pada fase Recovery, yaitu dalam menghadapi pemulihan ekonomi dan kesehatan, kita harus fokus pada strategi proaktif.


Resilience, dalam bahasa Indonesia, artinya ketangguhan. Menurut KBBI, "tangguh" berarti sukar dikalahkan; kuat; andal. Sementara itu, dalam bahasa Inggris, "resilience" berarti kemampuan untuk menjadi bahagia / sukses kembali setelah suatu hal yang sulit / buruk terjadi.


Resilience ini erat kaitannya dengan passion dan persistence. Dalam bahasa Inggris, "passion" (semangat / gairah) berarti ketertarikan / perasaan yang sangat kuat. Sementara itu, "persistence" (kegigihan / ketekunan) berarti terus ada / eksis melampaui waktu yang biasa dan terus mengerjakan sesuatu meskipun menghadapi kesulitan.

Tips Menurunkan Berat Badan

Tahun lalu berat badan saya terus bertambah. Dari yang awalnya sudah overweight sejak 2017, saya sempat hampir obesitas (87 kg) di awal masa pandemi. Usaha untuk menurunkan berat badan tidaklah mudah. Saya beberapa kali melakukan intermittent fasting dan high-intensity interval training, tetapi tidak berhasil karena tidak dilakukan dengan benar.

Singkat cerita, akhirnya pada awal Agustus 2020 saya mulai memperbaiki gaya hidup dan berhasil menurunkan berat badan 15 kg dalam 3 bulan. Berat badan saya turun dari 87 kg (Agustus 2020) menjadi 72 kg (Oktober 2020), dan sekarang (Mei 2021) stabil di sekitar 68 kg.

@ Tanah Lot, Bali (2020)

Berikut ini adalah hal-hal yang saya lakukan, sekaligus menjawab pertanyaan banyak orang ketika melihat perubahan saya yang cukup signifikan.

#1 - Temukan motivasi yang tepat.
Saya sempat mengalami fase denial dengan menerapkan mindset bahwa kelebihan berat badan itu tidak apa-apa, yang penting kita bahagia.. Itu tidak tepat. Cari apa yang menjadi pain point utama kita. Setiap orang punya pain point yang berbeda-beda: masalah penampilan, masalah kesehatan, masalah apa kata orang, dsb. Pain point saya ternyata adalah masalah kecepatan berpikir, apalagi sejak terjadi perlambatan ekonomi tahun lalu saya seharusnya bisa berpikir lebih cepat (dan lebih baik).

Setelah tau pain point nya apa, segera take action! Motivasi itu hanya titik awal, action akan menghasilkan momentum yang kita perlukan untuk membangun kebiasaan baru.

#2 - Hitung target Indeks Massa Tubuh.
Indeks Massa Tubuh / Body Mass Index (BMI) bisa dihitung dengan cara membagi tinggi badan kita (kg) dengan kuadrat tinggi badan kita (m2). Contohnya, tinggi badan 172 cm dan berat badan saya saat itu 87 kg, berarti BMI = 87 / (1.72 x 1.72) = 29.4, yang berarti saya overweight dan memiliki risiko kesehatan level menengah. BMI normal kita berkisar antara 18.5 dan 24.9, yang berarti berat badan normal saya seharusnya berkisar antara 54.8 kg dan 73.6 kg.

#3 - Konsultasi dengan ahli gizi.
Mula-mula saya riset dulu tentang semua makanan yang wajib dihindari dan yang dianjurkan untuk diet sehat. Saya banyak membaca artikel kesehatan, terutama dari Klikdokter, Alodokter, dan Halodoc, karena tulisannya sudah ditinjau oleh dokter sebelum dipublikasikan. Setelah itu, saya konsultasi dengan dokter ahli gizi (nutrisionis), sekaligus mengkonfirmasi validitas artikel yang saya baca, serta mendapatkan rekomendasi yang lebih personalized dengan kebutuhan saya.

#4 - Hindari makanan yang tidak sehat.
Daftar makanan ini umumnya tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh siapapun, apalagi bagi orang-orang yang sedang menerapkan diet sehat.
  • Karbohidrat sederhana: gula, tepung-tepungan
  • Lemak jenuh dan lemak trans: gorengan
  • Margarin, lemak dari daging, kulit ayam, jeroan

Bersepeda Jakarta-Bogor

Seminggu yang lalu, 21 November 2020, adalah pertama kalinya saya bersepeda > 100 km, dari Jakarta ke Bogor dan langsung balik ke Jakarta lagi.

Ini merupakan salah satu pengalaman paling seru selama saya bersepeda, karena jarak tempuh terjauh saya sebelumnya hanya sekitar 60 km. Selain itu, ini juga merupakan Gran Fondo pertama saya di Strava.

Tulisan ini merangkum apa saja riset, persiapan, dan pengalaman yang saya alami untuk solo ride ini. Semoga bermanfaat dan tetap jaga kesehatan! :)

My first Gran Fondo: Pejaten - Kebun Raya (round trip)


Research
Ada tiga hal yang saya cari tahu secara detail sebelum gowes > 100 km, yaitu: track (jalur perjalanan), pit stop (untuk istirahat pendek), dan cafe (untuk istirahat panjang dan ngopi-ngopi setelah sampai di tujuan).

Untuk jalur perjalanan, ada tiga alternatif jalur sepeda dari Jakarta ke Bogor, yaitu: via Jl. Raya Bogor (44.6 km), via Margonda - Citayam (44.6 km), atau via Parung (54.2 km). Informasi jarak tempuh yang saya tulis di sini adalah jarak dari kantor saya di Pejaten Barat (Jakarta Selatan) menuju Kebun Raya Bogor, satu arah perjalanan.

Dari ketiga alternatif jalur tersebut, saya cek kondisi jalanannya melalui Google Street View untuk memilih jalur mana yang aspalnya bagus dan relatif datar. Pada akhirnya saya memilih jalur via Jl. Raya Bogor karena itu yang paling familiar bagi saya dan ada banyak tukang ban di sepanjang jalan.

Persiapan Resesi: Tetap Sehat, Terus Semangat!

Resesi artinya kelesuan kegiatan ekonomi, yang secara teknis ditandai dengan penurunan produk domestik bruto selama dua triwulan berturut-turut.


Perekonomian kita sebenarnya perlahan mulai pulih di triwulan ketiga ini. Di triwulan kedua yang lalu kita mengalami perlambatan ekonomi, di mana produk domestik bruto kita turun 5,32%. Di triwulan ketiga, saya melihat banyak bisnis mulai bangkit, meskipun belum sepenuhnya pulih.


Namun, selama akar permasalahan krisis ekonomi yang kita alami – yaitu krisis kesehatan akibat pandemi – belum diselesaikan, maka krisis ini belum akan berkesudahan. Ditambah lagi dengan ketidakcakapan pemerintah pusat dan pemprov DKI Jakarta dalam penegakan protokol kesehatan, PSBB terpaksa kembali dilaksanakan, dan hal ini pasti berdampak pada perekonomian kita.


Saya mencoba menggambarkan apa yang perlu kita lakukan saat ini (sebagai individu) supaya kita bisa lebih tahan resesi.


Memaknai Kemerdekaan

Tujuh puluh lima tahun yang lalu Soekarno, Hatta, dan para pejuang lainnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dengan adanya proklamasi tersebut berarti bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang bebas, melepaskan diri dari penjajahan. Para pejuang kemerdekaan menyatakan untuk berdaulat atas bangsa kita sendiri, mau membangun negara ini, tanpa campur tangan negara lain. Kita bersama-sama bertekad untuk membawa Indonesia maju, menjadi bangsa yang lebih baik daripada sebelumnya saat masih dijajah oleh bangsa lain.


Tahun ini acara 17-an di kantor cukup unik. Karena kita masih disarankan untuk bekerja dari rumah, jadi semua acarapun diadakan secara virtual, termasuk upacara bendera virtual. Tahun ini pula saya kali pertama diminta untuk membawakan amanat pembina upacara. Saya jadi merenungi sebenarnya apa makna kemerdekaan yang sesuai dengan konteks yang kita alami saat ini.


Upacara Bendera Virtual – Suitmedia 2020

Menuju New Normal: Reaction, Resilience, Recovery

Tahun ini hampir seluruh negara di dunia mengalami permasalahan yang sama, yaitu pandemi COVID-19, yang akhirnya menyebabkan perlambatan ekonomi.


Berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan publik dan perekonomian, secara garis besar saya membagi masa pandemi ini menjadi tiga fase, yaitu 3R: Reaction, Resilience, dan Recovery.

Fase #1: Reaction – Awal krisis kesehatan

WHO menyatakan terjadi outbreak COVID-19 di bulan Januari dan kemudian meningkatkan statusnya menjadi pandemi pada tanggal 11 Maret. Perusahaan-perusahaan di Indonesia yang harus impor bahan baku atau bahan jadi dari China pun mulai mengalami permasalahan supply chain karena China sudah mengalami outbreak terlebih dahulu sejak Desember tahun lalu dan bahkan harus melakukan lockdown salah satu kota terpadatnya selama lebih dari 2 bulan.


Lalu, saat negara-negara besar lainnya, seperti US, mulai mengalami pandemi COVID-19, perusahaan-perusahaan Indonesia yang mengandalkan ekspor ke pasar negara-negara tersebut pun mulai mengalami permasalahan penurunan demand secara signifikan.


Di Indonesia, BNPB sudah menyatakan status darurat bencana sejak 29 Februari dan disusul konfirmasi kasus pertama pada awal Maret. Pemprov DKI Jakarta pun akhirnya menerbitkan surat edaran untuk melakukan social distancing, antara lain dengan meliburkan anak sekolah (belajar dari rumah) dan menganjurkan semua warganya yang mampu untuk bekerja dari rumah.

Hal ini secara perlahan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, mulai sektor informal dan UMKM sampai ke sektor lainnya. Bahkan ada beberapa perusahaan besar mulai menahan belanja investasinya sejak bulan Maret.

Sumber: Avasant (2020)

Fase #2: Resilience – Perlambatan ekonomi

Mulai bulan April, dampak kesehatan dari pandemi COVID-19 mulai semakin terdengar di seluruh segmen masyarakat. Jumlah korban yang meninggal dunia terus meningkat. Pemerintah pun akhirnya menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), sambil terus melakukan tes massal dan penelusuran kontak.

Sumber: Board of Innovation (2020)

Di sisi lain, dampak ekonomi dari pandemi mulai terasa, terutama di industri yang melibatkan interaksi antar manusia yang tinggi, mengharuskan konsumen melakukan perjalanan, atau merupakan kebutuhan sekunder/tersier yang bisa ditunda atau dihilangkan.

Banyak perusahaan di industri tersebut akhirnya tidak bisa beroperasi dan terpaksa merumahkan (furlough atau unpaid leave) pekerjanya. Hanya sebagian kecil yang bisa melakukan inovasi model bisnisnya. Bisa dipastikan perekonomian kita tumbuh negatif di Q2 tahun ini.


Sampai tulisan ini dibuat, Indonesia masih di fase ini, tanpa ada kejelasan kapan krisis kesehatan dan perlambatan ekonomi akan benar-benar selesai. Bagi yang optimistis, fase ini hanya disebut sebagai perlambatan ekonomi (economic slowdown) saja karena diharapkan bisa selesai paling lambat di Q3 tahun ini. Sementara itu bagi yang pesimistis, fase ini disebut sebagai resesi ekonomi, karena diprediksi akan terjadi pertumbuhan negatif selama lebih dari 2 kuartal, dan pemulihan ekonomi akan pulih paling cepat pertengahan tahun depan.


Fase #3: Recovery – Pemulihan ekonomi

Hanya ada dua cara supaya krisis kesehatan akibat pandemi COVID-19 ini berakhir, yaitu penghentian penyebaran atau kekebalan komunitas.

Cara pertama, penghentian penyebaran virus 2019-nCov hanya bisa terjadi jika dilakukan kombinasi dari pembatasan sosial, tes massal, dan penelusuran kontak. Namun, sayang sekali ketiga hal ini susah sekali dilakukan di Indonesia. Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak ditegakkan secara tegas, tidak ada sanksi pidana atau denda. Tes massal pun dilakukan dalam jumlah yang relatif sangat sedikit jika dibandingkan jumlah penduduk yang berpotensi terpapar virus. Penelusuran kontak pun susah untuk akurat jika tidak ada pembatasan jarak fisik di ruang publik.

Cara kedua, kekebalan komunitas, hanya bisa terjadi jika sudah ada vaksin atau sebagian besar penduduk sudah terpapar virus dan sembuh sendiri. Vaksin COVID-19 masih dalam tahap pengujian dan belum tau kapan bisa diproduksi massal dan disuntikkan ke sebagian besar penduduk, mungkin tahun depan. Mau tidak mau, kita hanya memiliki satu opsi terakhir, yaitu membiarkan sebagian besar penduduk terpapar virus dan berharap semuanya sembuh sendiri. Lalu, untuk meminimalisir jumlah korban, pemerintah akan memberikan petunjuk pola hidup baru – yang semoga saja bisa diterapkan dan ditegakkan secara serius – serta tetap melakukan pembatasan sosial pada segmen masyarakat yang relatif lemah terhadap virus ini.

Sumber: Tempo (2020)

Untuk meminimalisir dampak ekonomi akibat pandemi, rencananya pemerintah akan melakukan relaksasi PSBB mulai dari awal Juni dan dilaksanakan secara berangsur sampai dengan akhir Juli. Bagi golongan yang optimistis, termasuk saya, rencana pemerintah ini seharusnya bisa memulihkan kondisi perekonomian nasional, paling lambat di bulan September, akhir Q3. Amin!


Secara makroekonomi, ada beberapa alternatif hasil pemulihan yang mungkin terjadi, antara lain: V-shape, W-shape, U-shape, dan L-shape. Masing-masing alternatif tersebut menggambarkan bentuk kurva grafik pertumbuhan ekonomi saat terjadi pemulihan ekonomi.
  • V-shape : Ada penurunan tajam, tapi pemulihannya cepat, biasanya berkisar antara 3-6 bulan. Ini merupakan alternatif terbaik yang ada. Contohnya: manufaktur pasca lockdown di Wuhan.
  • W-shape: Variasi dari V-shape, ada penurunan tajam, lalu pulih cepat untuk sesaat, tapi turun lagi, dan akhirnya benar-benar pulih. Jumlah ups and downs bisa saja terjadi lebih dari dua kali.
    • U-shape : Ada penurunan secara perlahan untuk jangka waktu yang cukup panjang, lalu pemulihannya pun membutuhkan waktu yang setidaknya sama panjang dengan waktu penurunannya, biasanya berkisar antara 1-2 tahun. Contohnya: krisis Amerika 2008, krisis Indonesia 1997.
    • L-shape : Terjadi depresi ekonomi atau resesi yang butuh waktu sangat lama untuk pemulihannya, bisa berkisar antara 3-10 tahun. Contohnya: krisis Yunani 2008, lost decade Jepang 1990-an, great depression Amerika 1920-an.

    Young ICT Leaders' Forum 2015

    On 9-11 December 2015, Busan Metropolitan City jointly with the Korea National Information Society Agency and International Telecommunication Union (ITU) organized the Young ICT Leaders' Forum 2015. The goal of this forum was to present a community to youth from around the world whereby they could share ideas and innovative concepts for the advancement of future IoT industry. It was also aimed to offer a strong networking opportunity between participants and the industry, so that it created potential positive social contribution to the local community.

    International Participants of Young ICT Leaders' Forum 2015

    The forum was for invitation-only, where the participants were between 18-30 years old, from government sector, private sector, academia or R&D organizations, and have work responsibilities related with modern ICT convergences. The committee selected the participants based on submitted CV and application forms. Thank God, I was selected as one of 50 international participants invited by ITU ;)

    Young ICT Leader's Forum 2015 at Busan

    On the first day of the conference, we learned about how serious Korean government improving their nation-wide economic performance through ICT. The government has an initiative called "Creative Economy Vitamin Project" which seek to promote the integration of information technology with conventional industries such as agriculture, livestock, fisheries, food, culture, tourism, healthcare, etc.



    We also learned the development progress of ICT convergences in various sectors, such as fisheries, maritime, automotive, electricity, home appliances, healthcare, and manufacturing.

    The Expert



    Can I ask one more question, please? When you inflate the balloon, could you do it in the form of a kitten?

    Of course I can! I can do anything, I can do absolutely anything. I'm an expert!

    "There is only one boss: the customer. And he can fire everybody in the company from the chairman on down, simply by spending his money somewhere else." – Sam Walton, founder of Walmart


    Perpanjang Paspor di KBRI Seoul

    안녕하세요! Hari Jumat yang lalu (14 Juni), saya pergi ke KBRI Seoul untuk memperpanjang masa berlakunya paspor saya. Seperti yang kita tahu, masa berlaku paspor RI itu hanyalah 5 tahun. Sebenarnya saya masih punya jatah waktu 6 bulan sebelum paspor saya expired karena paspor saya dibuat pada akhir tahun 2008 (berarti expired akhir tahun 2013). Hanya saja, jika masa berlaku paspor kita kita kurang dari 6 bulan, kita tidak akan diperbolehkan untuk pergi keluar negeri oleh pihak imigrasi. Ada teman saya yang pernah berencana untuk liburan keluar negeri dan sudah membeli tiket pesawat pulang pergi, tapi ketika dia sampai di bandara, petugas imigrasi tidak mengijikannya terbang karena paspornya sudah mau expired. Sayang sekali kan..

    KBRI Seoul

    Karena saat ini saya sedang di Seoul, cara untuk memperpanjang paspor di sini sangat mudah. Asalkan semua persyaratan lengkap, kita cukup membayar biaya sebesar USD 22 dan bersabar menunggu beberapa jam, paspor baru pun sudah siap. Adapun cara-caranya adalah sebagai berikut:

    1. Download formulir PSLD berikut (atau pastikan form terbaru di situs KBRI Seoul) dan isi form nya di rumah. Tidak perlu menempelkan pas foto 3x4 karena nanti diminta foto lagi di KBRI.

    2. Siapkan dokumen-dokumen berikut ini, baik asli maupun fotokopi: paspor lama, visa, Alien Registration Card, dan surat keterangan studi/kerja.

    3. Berpakaian yang rapi dan datang ke KBRI Seoul pada hari kerja (Senin-Jumat), sebelum jam 12 siang. KBRI Seoul ada di Yeouido, tepatnya di 380 Youidebang-ro, Youdeungpo-gu, bisa dijangkau dengan Subway Line 9, keluar di Saetgang station, exit 3. Masuk melalui pintu samping kedutaan, bukan pintu utama yang dekat pos satpam. Saat itu saya datang hari Jumat jam 11an, dan suasana KBRI cukup sepi.

    4. Serahkan form dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan (semua dokumen asli, kecuali paspor lama, hanya ditunjukkan saja). Setelah itu, nanti kita akan diberi struk pembayaran sebesar USD 22 (untuk paspor 48 halaman). Pembayaran dilakukan di KEB (Korea Exchange Bank) yang terletak di seberang jalan utama menuju KBRI.

    5. Menuju ke KEB, yang ada di lantai dasar dari Lotte Castle. Supaya lebih jelas, bisa tanya petugas security yang ada di KBRI karena beliau punya petanya. Tunjukkan struk pembayaran ke petugas KEB dan bayar sejumlah USD 22 (atau bisa juga menggunakan mata uang KRW).

    6. Setelah itu, menuju ke lantai basement dari bangunan tersebut, dan cari studio foto. Cukup beritahukan bahwa kita mau foto untuk paspor, nanti kita akan dipotret dan mendapatkan 2 lembar foto 3x4, seharga KRW 10,000. The most expensive passport photo that I ever had...

    7. Kembali ke KBRI, serahkan bukti pembayaran dari bank dan pas foto, lalu nanti kita akan diberikan slip tanda terima. Biasanya kita cukup menunggu sampai jam 3 atau 4 sore, dan paspor yang baru bisa kita bawa pulang. Kalau saya kemarin, karena sore itu saya ada kuliah, jadi saya baru kembali ke KBRI beberapa hari setelahnya. Voila, paspor baru sudah di tangan, dengan masa berlaku sampai 2018 dan issuing office: KBRI Seoul.

    Semoga informasi di atas bermanfaat!
    좋은 하루 되세요! :)

    Short Trip to Bali

    Kamis, 26 Januari 2012, saya dan teman-teman Suitmedia, mengadakan annual gathering ke Lombok dan Bali. Acara ini sebenarnya sudah direncanakan beberapa bulan sebelumnya dan sempat mengalami beberapa perubahan rencana. Awalnya sempat tercetus gagasan untuk gathering ke negara tetangga, supaya wawasan tim kita lebih terbuka terhadap kemajuan teknologi. Namun karena jumlah orang di semua business unit bertambah banyak dan load pekerjaan di akhir tahun cukup tinggi, akhirnya acara annual gathering (a.k.a. internal agency training) dipindah ke dalam negeri saja dan dilaksanakan di awal tahun 2012.

    Suitmedia at Kuta Beach

    Setelah menyelesaikan PR dari beberapa klien sampai jam 3 pagi di kantor, akhirnya bisa sedikit tenang bisa meninggalkan Jakarta tanpa perlu membawa laptop. Jam 10 pagi, kami bertiga puluhan menyewa taksi menuju Terminal 1C Bandara Soeta. Jadwal keberangkatan Batavia Air ke Denpasar hari itu seharusnya jam 1 siang, tapi ternyata delay, as always, sampai 1,5 jam.


    Jam 4an sore WITA, kami tiba di Bandara Ngurah Rai, rencananya mau langsung naik bis menuju Padangbai. Itinerary yang sudah disusun untuk 3 hari pun sebenarnya semuanya berkegiatan di Lombok. Sayangnya cuaca hari itu sedang tidak baik, gelombang laut sedang tinggi sehingga pelabuhan pun tutup selama beberapa hari. Plan B — naik pesawat dari Denpasar ke Lombok — pun tidak bisa dilakukan akibat delay Batavia Air sebelumnya. Akhirnya, dengan terpaksa seluruh itinerary yang sudah dirancang Dandy dibatalkan. Itinerary yang baru pun dirancang spontan di Denpasar berbekal koneksi Dandy dan Mike di Bali.

    Tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali

    Hari pertama, kami hanya numpang lewat ke Kuta dan Seminyak. Tempat singgah pertama ternyata malah rumah makan khas Jakarta, Warung Batavia di Kuta. Tapi berhubung perut sudah krucuk-krucuk — jam 9 malam waktu setempat — apapun itu yang penting bikin kenyang. Selesai makan malam, kami melanjutkan perjalanan ke Seminyak dan menginap di Grandmas Hotel. Sekitar 200 meter dari hotel adalah pantai Seminyak. Malam itu kelihatan sekali bahwa gelombang laut sangat tidak bagus, pantas saja pelabuhan ditutup. Tepat di ujung jalan menuju pantai, ada hotel Anantara yang mana punya sebuah club/bar terbuka di lantai paling atas. Karena waktu itu bukan akhir pekan dan sudah larut malam, suasana seolah-olah seperti club pribadi. Sofanya berbentuk kasur, langsung menghadap ke Samudera Hindia, great view! Jadi terpikir suatu saat kalau backpacking ke sana, semoga bisa menumpang tidur di club tersebut hanya dengan memesan segelas Bintang/Heineken :p haha..

    SOS Supper Club at Anantara Bali

    Hari kedua, kami berangkat agak kesiangan menuju Kintamani. Kalau di peta, Seminyak itu di kiri bawah, Kintamani itu di kanan atas. Pantas saja kalau perjalanan ini memakan waktu beberapa jam. Satu hal yang kurang mengenakkan di Kintamani adalah para penjual oleh-oleh di sana sangat memaksakan jualannya ke para turis. Seusai makan siang dan mengunjungi Danau Batur, kami kembali ke selatan pulau Bali. Niatnya mengejar sunset di Tanah Lot, tapi sayangnya cuaca tidak mendukung, akhirnya hanya sekedar "touchdown" di Pura Tanah Lot. Hari semakin malam, kami beranjak untuk makan malam di Jimbaran. Sea food nya enak-enak, terutama sambal bawang khas Bali, ditambah lagi pemandangan laut nya malam itu nggak kalah oke. Kami kembali ke penginapan di Seminyak menjelang tengah malam. Perut kenyang, semua senang :)

    Suitmedia Crew at Tanah Lot, Bali

    Hari ketiga, kami berangkat lebih pagi meninggalkan Seminyak menuju Monkey Forest di Ubud. Setelah puas melihat-lihat monyet (aneh ya?), kami mampir makan siang dulu di tengah sawah, masih di Ubud. Lagi-lagi menu nya sea food, nggak kalah enak dari sea food Jimbaran, dan yang paling penting sambal bawang khas Bali nya maknyus! :) Usai makan siang, kami menyempatkan diri ke pusat oleh-oleh Krisna dan Joger, di Kuta, sebelum menuju tempat wisata terakhir, the famous Kuta Beach. Well, kalau dibandingkan pantai-pantai lainnya di Indonesia — misalnya Karimunjawa, Pulau Seribu, dll — keindahan Pantai Kuta ini sebenarnya tidak ada apa-apanya. Jadi ingat jurnalis Time pun pernah mengkritik pemerintah Bali karena tidak bisa mengurus Kuta. But then, rasanya ada yang kurang kalau ke Bali tanpa "touchdown" di Kuta. Dari Kuta, kami langsung menuju ke Bandara Ngurah Rai. Sempat khawatir karena ada satu rombongan mobil yang terancam ketinggalan pesawat karena terjebak macet di jalan. Untungnya, mereka semua bisa menyusul di detik-detik terakhir check in, sambil ngos-ngosan tentunya XD. Untuk perjalanan pulang ini, kami naik pesawat milik maskapai Citilink, tarifnya terjangkau dan berangkatnya on time. Jam 10 malam WIB, kami tiba dengan selamat di Bandara Soeta, setelah mengalami penerbangan di cuaca yang kurang baik.

    Suitmedia at Monkey Forest, Ubud

    Well, meskipun sangat singkat, tapi 3 hari tersebut lumayan memberi penyegaran buat teman-teman yang sudah bekerja keras sepanjang tahun. Salut sama Dandy dan Mike yang bisa arrange rencana perjalanan secara spontan untuk 30an orang. Selain itu, teman-teman pun bisa saling mengenal satu sama lain di antara semua business unit: tim Jakarta, Bandung, BukaLapak, HijUp dan Buzz. Semoga kita bisa bekerja lebih baik lagi, lebih fun tapi tetap profesional. Semoga spirit GWP (Great Work Place) bisa terbawa ke Suitmedia :)

    Let's achieve more!

    *) Photos credit to @zarathezara, @akhmadamal, @diajenglestari

    Lessons Learned from Samsung

    Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa pada tahun 1938, ada sebuah perusahaan di Korea yang membuat mie serta memperdagangkan sayuran, ikan dan buah-buahan. Meskipun sudah menjadi salah satu trading company terbesar saat itu, Lee Byung-chull, sang founder, tetap memperbesar usahanya sampai menjadi perusahaan yang sangat besar. Pada abad ke-21, perusahaan tersebut menjadi raksasa di berbagai industri, mulai dari elektronik, smartphone, semikonduktor, finance, chemical, entertainment, amusement park, otomotif, penerbangan, sampai pembuatan kapal besar. Dan kabarnya, grup perusahaan tersebut menjadi penyumbang ekspor terbesar (sekitar 20%) dari total ekspor Korea Selatan.

    My first knowledge sharing seminar at SEIN. Newbie! XD

    Think Smart. Work Hard.
    Suatu hari, ketika makan siang di kantin, saya melihat video dokumentasi sejarah perusahaan di atas. Saat itu Korea baru saja mengalami perang saudara yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Setelah perang usai, Lee mengembangkan usahanya di bidang tekstil dan gula, sebelum mulai fokus ke industri elektronik pada tahun 1969. Di video tersebut, diceritakan sejarah pengembangan Televisi dari TV hitam-putih, TV berwarna sampai menghasilkan LED 3D TV yang paling baik saat ini. Di video lainnya, ada sejarah pengembangan telefon seluler dari ponsel pertama yang diciptakannya sampai ponsel SGS yang laris di pasaran saat ini. Inti dari pemutaran video tersebut adalah untuk mengingatkan para engineer saat ini bahwa produk-produk unggulan tersebut bisa tercipta karena ada usaha kerja keras dari para engineer generasi sebelumnya. Kabarnya, engineer saat itu bekerja lebih dari 16 jam sehari untuk bisa menciptakan produk-produk tersebut demi bersaing dengan dominasi US dan Jepang di industri elektronika. Dan sekarang Samsung menjadi raksasa elektronika dunia.

    Hard work really matters.
    Saya jadi ingat dengan Thomas Alva Edison, orang yang jenius yang sesuai dengan definisinya, talented person who has done all of his homework. Ada salah satu kutipannya yang kurang populer (sedikit gila!), yang mungkin diadopsi oleh beberapa perusahaan dengan work pace tinggi.

    I owe my success to the fact that I never had a clock in my workroom. Seventy-five of us worked twenty hours every day and slept only four hours and thrived on it. — Thomas Alva Edison.

    Work Smart. Think Hard. Build Trust.
    Terakhir kali saya berkunjung ke headquarter, ada slogan yang menarik yang ditampilkan di monitor di dalam lift di gedung R4, "Think Hard, Work Smart, Build Trust". Setiap orang diharapkan untuk berpikir lebih keras (tidak hanya berpikir cerdas) dan bekerja lebih cerdas (tidak hanya bekerja keras). Work smart berarti tiap orang diharapkan bekerja dengan cara yang kreatif, berkonsentrasi pada pekerjaan yang berarti, supaya ada keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Think hard berarti tiap orang diharapkan menyumbangkan ide-ide kreatif (apalagi yang bisa dipatenkan) dan saling berbagi pengetahuan (knowledge sharing). Lalu, Build trust, hubungan kerja profesional itu didasari dengan trust yang dibentuk oleh setiap orang bahwa masing-masing akan mengerjakan bagiannya dengan baik.

    Long story short, what I learned most from this Korean company is.. hard work really can beat talent (especially if talent doesn't work hard), just see how East Asian countries are running ahead European countries right now.

    In the end, I thank Samsung for making me become a good engineer (I think XD). I really enjoy my time there working with international-class engineers to create world's best products. Hopefully, my new adventure here will also let me create best products with my freedom of creativity. Cheers! :)

    PS: Draft tulisan ini sebenarnya sudah saya buat sejak lebih dari 2 bulan yang lalu, berbarengan dengan email bersubject "Thank You & Happy Chuseok / Have a Blessed Day". Sayangnya, membuat tulisan testimonial perpisahan itu ternyata susah sekali buat saya XD haha.. Beginilah jadinya :p

    Janji Lulusan ITB

    Kemarin, saat acara arak-arakan wisuda di depan boulevard kampus, ada momen yang menarik perhatian saya. Para wisudawan bersama massa himpunan membacakan "Ikrar Mahasiswa". Ada yang janggal di sini, karena wisudawan ini sebenarnya sudah menjadi alumni, bukan mahasiswa lagi, namun tetap membaca ikrar mahasiswa.


    Hal ini mengingatkan saya pada upacara wisuda saya di Sabuga tiga tahun yang lalu. Saat itu, kami membacakan "Janji Lulusan ITB". Pesan inti dalam janji tersebut tidak jauh berbeda dengan ikrar yang dibacakan kemarin. Meskipun judulnya berbeda, esensi dari janji dan ikrar ini sama-sama menekankan pentingnya pengabdian kepada Tuhan, bangsa, dan almamater.


    Saya kurang tahu apakah janji ini masih dibacakan pada prosesi wisuda tahun ini. Mungkin ada perubahan tradisi seiring berjalannya waktu, atau mungkin juga tetap dipertahankan sebagai bagian dari warisan kampus.


    Bagi para alumni, ada yang masih ingat janjinya? Semoga kita semua bisa sama-sama menjadi alumni yang berbakti kepada Tuhan, bangsa, dan almamater!


    --

    Janji Lulusan ITB


    Kami Segenap Lulusan
    Institut Teknologi Bandung
    Demi Ibu Pertiwi

    Berjanji akan Mengabdikan Ilmu Pengetahuan
    Bagi Kesejahteraan Bangsa Indonesia
    Perikemanusiaan dan Perdamaian Dunia

    Kami Berjanji akan Mengabdikan
    Segala Kebajikan Ilmu Pengetahuan
    untuk Menghantarkan Bangsa Indonesia
    ke Pintu Gerbang Masyarakat Adil dan Makmur
    yang Berdasarkan Pancasila

    Kami Berjanji akan Tetap Setia
    Kepada Watak Pembangunan Kesarjanaan Indonesia
    dan Menjunjung Tinggi Susila Sarjana,
    Kejujuran serta Keluhuran Ilmu Pengetahuan
    di mana pun Kami Berada

    Kami Berjanji akan Senantiasa Menjunjung Tinggi
    Nama Baik Almamater Kami
    Institut Teknologi Bandung


    In Harmonia Progressio

    Perpanjangan SIM

    Akhir pekan kemarin ketika saya pulang ke Cimahi, saya menyempatkan diri untuk memperpanjang SIM C saya yang bulan depan akan habis masa berlakunya. Untuk keperluan ini, saya mengurus semuanya sendiri, ditemani ibu saya, tanpa menggunakan bantuan calo / biro jasa.


    Dan ternyata, mengurus perpanjangan SIM sendiri secara legal itu tidak susah lho, asalkan kita rajin-rajin bertanya dengan orang-orang di sana. Total biaya yang saya keluarkan untuk perpanjangan SIM tersebut adalah Rp. 80.000 (sepertinya berlaku untuk semua jenis SIM), dan semua urusan beres dalam waktu kira-kira 1,5 jam (ini pada hari Sabtu, mungkin lebih cepat lagi kalau di hari kerja dan datang lebih pagi lagi).


    Adapun prosedur perpanjangan SIM yang saya lakukan di Samsat (Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap) Cimahi sebagai berikut: (hal ini mungkin berlaku sama untuk semua kantor Samsat)

    1. Siapkan 2 buah fotokopi KTP dan SIM, serta bawalah bolpoin
      Kalau Anda tidak sempat memfotokopi keduanya, biasanya di kantor Samsat ada jasa fotokopi. Tenang saja, tarifnya normal kok :-). Lalu, sebaiknya Anda membawa bolpoin. Kalau lupa, ya Anda bisa membantu penjual bolpoin di sana untuk melariskan dagangannya :). Oya, KTP dan SIM asli jangan lupa dibawa.

    2. Datang pagi-pagi ke kantor Samsat
      Semakin pagi tentunya semakin sepi antrian orang-orang yang akan mengurus-urus sesuatu di kantor polisi. Ada baiknya tidak lebih pagi dari jam 8 :). Dan kalau Anda datang di hari Sabtu, pastikan Anda tidak datang setelah jam 10, karena biasanya loket Pelayanan SIM hanya buka setengah hari pada hari itu.

    3. Rajin-rajin bertanya
      Di Kantor Samsat Cimahi, papan petunjuk prosedur perpanjangan SIM tidak dapat ditemukan dengan mudah, tidak seperti papan petunjuk pembuatan paspor di kantor Imigrasi Bandung, yang jelas-jelas dipajang di depan gedung sebelum pintu masuk utama. Karena itu, jangan sungkan untuk bertanya ke petugas (saya pilih yang tampangnya ramah, hehe.. :). Pertanyaan yang umum diajukan yakni bagaimana cara memperpanjang SIM, saya harus ke mana dulu, setelah itu kemana, dan tempatnya di mana.

    4. Pencatatan sidik jari
      Ternyata, prosedur pertama mengurus perpanjangan SIM di Samsat Cimahi adalah melakukan pencatatan sidik jari. Kita bisa membeli form sidik jari seharga Rp. 5000 di loket pelayanan sidik jari. Di situ ada beberapa kolom data diri yang harus diisi, lalu kita harus mencapkan sidik semua jari tangan kita. Tentunya, Anda tidak usah repot-repot menyertakan cap jari kaki :).

    5. Cek kesehatan
      Setelah cap sidik jari, prosedur berikutnya adalah melakukan cek kesehatan. Pada cek kesehatan ini, hal-hal yang diperiksa hanyalah tinggi badan, tekanan darah, dan tes buta warna. Di klinik ini sebenarnya ada poster alat test mata juga, tapi sepertinya itu cuma pajangan (mungkin karena melihat saya tidak memakai kacamata ya, jadi dianggapnya bermata normal). Biaya untuk cek kesehatan ini adalah Rp. 15.000.

    6. Pendaftaran perpanjangan SIM
      Setelah cek kesehatan, kita beranjak ke kantor Pelayanan SIM. Kebetulan kalau di Samsat Cimahi, tempat pengambilan sidik jari, cek kesehatan, dan kantor pelayanan SIM ini gedung berbeda-beda. Jadi, harus jalan-jalan sebentar. Di dalam kantor pelayanan SIM, biasanya ada banyak loket, carilah loket pendaftaran perpanjangan SIM. Di situ, kita serahkan hasil cek medis, lembar kedua form sidik jari, serta fotokopi KTP dan SIM. Nanti kita akan diberikan sebuah map berisi form perpanjangan SIM dan diminta untuk melakukan pembayaran.

    7. Pembayaran
      Pembayaran administrasi perpanjangan SIM ini dilakukan di Bank BRI yang kebetulan ada di dalam kantor itu juga. Biaya perpanjangan SIM adalah Rp. 60.000 (untuk semua jenis SIM). Sedangkan, biaya membuat SIM baru adalah Rp. 75.000.

    8. Entri data ke komputer
      Setelah melakukan pembayaran dan mengisi form perpanjangan SIM, bawalah map beserta segala isinya tersebut ke loket yang lain, yang mengurusi entri data ke komputer. Untuk mencari loket ini harus bertanya-tanya ke orang yang ada di situ karena biasanya ruangan di dalam kantor itu dipenuhi orang-orang yang sedang mengurus SIM juga.

    9. Pengambilan foto dan sidik jari (lagi?)
      Selesai data kita dientri ke sistem basis data kepolisian, saatnya kita masuk ruang foto untuk difoto dan diambil sidik jari. Foto dan sidik jari ini digunakan untuk dicetak pada kartu SIM kita. Menurut saya, pengambilan sidik jari ini sebenarnya redundant karena toh sebelumnya sudah cap sidik jari (secara manual). Oya, sebelum difoto kita akan diminta mengisi pesan-kesan tentang pelayanan mengurus SIM yang baru saja kita lakukan.

    10. SIM baru pun jadi
      Tidak perlu menunggu waktu lama, kartu SIM kita yang baru pun selesai dicetak. Selamat memandangi wajah ganteng/cantik Anda yang lagi nyengir saat difoto :D.


    Saya cukup puas dengan pelayanan perpanjangan SIM kemarin. Saran saya buat petugas, tingkatkan profesionalitas sehingga benar-benar bebas dari praktik kecurangan (kalau masih ada). Untuk SOP administrasi SIM ini sebenarnya bisa lebih ditingkatkan lagi, misalnya: penggunaan komputer untuk scan semua sidik jari sehingga mempercepat antrian dan mengurangi adanya pengulangan prosedur, pengadaan papan informasi pembuatan/perpanjangan SIM yang mudah dilihat warga, dll. Semoga pelayanannya semakin hari semakin baik :).


    Penutup, ada tulisan yang menarik yang saya baca di salah satu tembok di Samsat Cimahi kemarin, kalau tidak salah, tulisannya seperti ini: "Kejahatan akan tumbuh jika orang-orang baik tidak bertindak."