Sedekah: Sebuah Nilai Universal

Bersedekah merupakan salah satu nilai kemanusiaan yang memiliki sifat universal. Semua agama mengajarkan tentang pentingnya bersedekah atau memberi kepada orang-orang yang kurang mampu.


Tulisan ini merangkum berbagai referensi yang saya pelajari tentang bersedekah menurut beberapa ajaran agama. Semoga tulisan ini dapat memberikan inspirasi bagi diri sendiri dan pembaca untuk lebih banyak bersedekah di masa-masa seperti sekarang.


Photo by Kat Yukawa


Sedekah dalam Judaism

Dalam agama Judaism, konsep sedekah dikenal dengan istilah "Tzedakah" (צדקה), yang secara harfiah berarti "kebenaran" dalam bahasa Ibrani. Tzedakah dianggap sebagai kewajiban dalam ajaran Judaism, di mana sebesar 10% penghasilan bersih harus diberikan kepada orang-orang miskin, termasuk anak yatim, janda miskin, dan orang yang tidak dikenal.

Cognitive Bias

Bias kognitif (cognitive bias) merupakan kesalahan sistematis dalam memproses dan memahami informasi yang diterima, sehingga mempengaruhi penilaian dan keputusan yang diambil.


Meskipun bias kognitif ini sering dianggap sama dengan kesalahan logika (logical fallacy), keduanya merupakan hal yang berbeda. Logical fallacy hanyalah salah satu gejala dari bias kognitif.


Logical fallacy disebabkan oleh ketidakmampuan berpikir secara logis atau menyampaikan argumentasi yang logis, sedangkan bias kognitif disebabkan oleh pengaruh emosi, pengaruh motivasi, tekanan sosial, atau bahkan keterbatasan otak dalam memproses informasi.


Source: VisualCapitalist


Dengan memahami bias kognitif kita bisa mengetahui mengapa seseorang atau sekelompok masyarakat berperilaku tertentu, sehingga kita akhirnya bisa membuat keputusan yang lebih baik atau bisa membuat kondisi supaya terjadi suatu perilaku yang kita inginkan (behavioral nudge).


Berikut ini beberapa jenis bias kognitif yang biasanya kita temukan sehari-hari:


#1 - Kita lebih memperhatikan hal-hal yang sudah ada di memori kita atau yang sering terulang.


Availability heuristic

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan kemungkinan terjadinya hal-hal yang kita tahu (atau baca dari berita) dan meremehkan kemungkinan terjadinya hal-hal yang kita belum kita tahu (atau yang tidak pernah diberitakan).


Source: Verywell Mind


Attentional bias

Kecenderungan persepsi kita dipengaruhi oleh apa yang sering kita perhatikan. Contoh: Orang yang sering memikirkan baju apa yang mereka pakai akan lebih memberikan perhatian kepada baju apa yang dipakai oleh orang lain.


Illusory truth effect

Kecenderungan untuk lebih percaya hal yang familiar daripada yang tidak familiar terlepas apakah hal tersebut valid atau tidak.


Source: Dan Piraro


Cue-dependent forgetting

Kecenderungan untuk tidak bisa mengingat suatu hal tanpa adanya suatu petunjuk.


Mood-congruent memory bias

Daya ingat atas informasi menyesuaikan dengan suasana hati seseorang saat mengingatnya.


Source: John F. Kihlstrom


Frequency illusion / Baader-Meinhof phenomenon

Ilusi di mana sesuatu hal atau sebuah kata yang baru saja diperhatikan seolah-olah menjadi sering muncul setelahnya.


Source: Buzzfeed


Empathy gap

Kecenderungan untuk kesulitan memahami situasi mental orang lain yang berbeda situasi mental dengan kita saat ini. Contoh: seseorang yang tinggal di negara yang selalu damai akan kesulitan membayangkan perspektif dari seseorang yang tinggal di negara yang mengalami konflik atau perang.


Omission bias

Kecenderungan untuk menilai tindakan berbahaya sebagai hal yang lebih buruk atau kurang bermoral daripada kelalaian yang menimbulkan kerugian yang sama. Contoh: Kita cenderung menyalahkan seseorang yang mengalami kecelakaan saat menyetir dalam keadaan mabuk daripada menyalahkan temannya yang membiarkannya menyetir dalam keadaan mabuk, padahal kelalaian keduanya menimbulkan kerugian yang sama.


Base rate fallacy

Kecenderungan untuk terlalu fokus pada informasi yang spesifik dan mengabaikan informasi yang sifatnya lebih umum.


Source: The Decision Lab


#2 - Kita lebih mengingat hal-hal yang aneh, lucu, atau mencolok secara visual.


Bizareness effect

Hal-hal yang aneh biasanya lebih diingat daripada hal-hal yang umum.


Source: CramerSaatchi


Humor effect

Hal-hal yang lucu biasanya lebih diingat daripada hal-hal yang umum, karena kekhasan humor, kecepatan kognitif untuk memahami humor, atau gairah emosional yang disebabkan oleh humor tersebut.


Von Restorff effect / Isolation effect

Kecenderungan untuk lebih mudah mengingat hal-hal yang paling berbeda dibandingkan yang lain.


Source: UX Knowledge Base Sketch


Picture superiority effect

Kecenderungan untuk lebih mudah mengingat konsep yang dipelajari dengan cara melihat gambar daripada melihat kata-kata yang ditulis oleh orang lain.


Source: Dorotea Kovačević


Negativity bias

Kecenderungan untuk lebih mengingat pengalaman yang negatif daripada mengingat pengalaman yang positif.


Source: The Science Dog