My Year in Review: 2019

"You don’t always get to choose what you work on, but you can choose how you work on it." – Jason Fried

This blog post is an annual review of what happened in my life in 2019, what went well and what went wrong. Hope we can learn something from here.

Sunset at Lapasi Beach, Lakoakelamo (West Halmahera)

Intermezzo: Google Year-in-Search is my most favourite year-in-review video in the last few years. Check it out!



January
I spent my new year's eve in Seminyak, Bali in a spontaneous end-of-year vacation, which I booked few hours before. I think it's a good idea to start a new year in a relaxing place, so we can think strategically what we should do in the upcoming 365 days.


At work, we finally had outing for the both business units together in Lembang, Bandung. It was two-days company gathering to know more about each other since we separated into two units. I learned that communication, collaboration, and good habits are very important for our growth, not only in professional life but also in personal life.


Tips Memulai Podcast

Podcast merupakan salah satu format konten yang sedang naik daun beberapa tahun terakhir. Kepopulerannya pun semakin meningkat di tahun 2019, antara lain ditandai dengan akuisi Gimlet & Anchor oleh Spotify. MacOS Catalina pun mem-breakdown aplikasi iTunes menjadi Music, Apple TV, dan Podcasts.

Bagi yang belum familiar, kata "Podcast" sebenarnya berasal dari kata "iPod" + "broadcast". Awalnya, sekitar tahun 2004, Podcast memang dipopulerkan oleh pengguna iPod yang mendengarkan konten audio dari sebuah website. File-file audio ini disindikasi dalam format RSS, sehingga umumnya berisi beberapa eposide yang biasanya di-upload secara berkala. Pendengar bisa men-download podcast per episode, atau langsung semua episode sekaligus.

"Great minds discuss ideas; average minds discuss events; small minds discuss people." – Eleanor Roosevelt

Kali pertama saya mendengarkan Podcast mungkin sekitar tahun 2009. Saat itu 37signals (web development agency di US) baru launching podcast nya, obrolan seputar teknologi. Selain itu, saya juga beberapa kali mendengarkan podcasts buatan orang Indonesia, yaitu Teman Macet. Topiknya pun juga seputaran teknologi. Sayangnya, Teman Macet sudah tidak update lagi sejak 2011.

Saat itu mobile Internet belum secepat sekarang, jadi masih jarang orang yang streaming podcast secara mobile. Berbeda kondisinya dengan sekarang, di mana akses Internet jauh lebih baik, sehingga orang-orang sudah terbiasa streaming audio (Spotify, Joox, dsb) bahkan streaming video (YouTube, Netflix, dsb) secara mobile. Hal ini juga membuat Podcast kembali dinikmati.



Mengapa Podcast?

1. Pertumbuhan Pendengarnya Tinggi
Di US, lebih dari 50% warganya mendengarkan podcast. Trend yang sama kemungkinan besar akan diikuti oleh netizen di Indonesia, dimulai dari kota-kota besar. Lebih dari 20% pengguna Spotify di Indonesia mendengarkan podcast setiap bulannya. Hasil riset DailySocial di tahun 2018 menunjukkan data bahwa 68% orang Indonesia sudah familiar dengan podcast
 
2. User Engagement Relatif Lebih Tinggi
Orang-orang cenderung mengonsumsi konten lebih lama dengan podcast daripada dengan media yang lain. Ada banyak podcast yang memiliki durasi lebih dari satu jam per episode, dan surprisingly banyak juga yang mendengarkannya selama itu! Hal ini tentunya jauh sekali dibandingkan tulisan di blog yang umumnya cuma dibaca sekitar 2-3 menit, atau video di YouTube yang umumnya ditonton sekitar 4-5 menit.

3. Cocok untuk Multi-tasking
Podcast cocok dengan audience yang memiliki kesibukan dan mobility tinggi. Kita bisa mendengarkan dan belajar sesuatu dari podcast yang berfaedah, sambil mengerjakan hal-hal lainnya. Saya biasanya mendengarkan podcast sambil beres-beres apartemen, sambil sepedaan di CFD, atau sambil berkendara di tengah kemacetan Jakarta. Hal ini tidak bisa atau sangat sulit kita lakukan jika kita mencoba belajar dari YouTube karena ada unsur visual yang biasanya menyita lebih perhatian kita.

4. Melatihan Kemampuan Komunikasi
Podcasting membantu melatih kemampuan komunikasi saya, mulai dari persiapannya sampai ke proses produksi. Saat persiapan, saya harus melakukan research terlebih dahulu terhadap topik yang akan saya bicarakan. Saat produksi, saya harus melatih diri untuk memperbaiki diksi, alur cerita, artikulasi, dan intonasi suara saya. Menghilangkan "hm.." atau "eee.." dalam berkomunikasi adalah hal yang tidak mudah bagi saya, jadi ini harus sering dilatih. Selain itu, podcasting juga membantu saya meningkatkan relasi pertemanan saya, di mana saya akan mengundang teman-teman saya sebagai narasumber yang inspiratif.