Install StarUML di Ubuntu

Kemarin Paul mengirimi saya beberapa file rancangan suatu sistem untuk keperluan proyek yang sedang kami kerjakan. Di antara file tersebut ada file berekstensi .uml, yang mana merupakan file luaran program StarUML. StarUML merupakan perangkat lunak open source yang cukup populer untuk membuat desain UML. Sayangnya, StarUML hanya bisa dijalankan di platform Win32, tidak ada versi untuk platform lainnya termasuk Linux (Ubuntu) seperti yang saya gunakan.

StarUML versi Linux tidak tersedia, tidak berarti kita tidak bisa menggunakannya di Linux :). Yang pertama terlintas di pikiran saya adalah dengan menginstalnya di platform Win32 yang ada di atas Virtualbox 2.1.0 baru saya. Tapi setelah dipikir-pikir hasilnya nanti jadi tidak praktis, akhirnya saya pun mencoba menginstallnya dengan Wine, seperti dulu saya pernah menginstal Office 2007 di Ubuntu saya :).

Adapun langkah-langkah menginstall StarUML di Linux (Ubuntu) adalah sebagai berikut:

1. Install Wine
$ sudo apt-get install wine
2. Download winetricks,
$ wget http://www.kegel.com/wine/winetricks
lalu
$ winetricks mfc42 msxml4 
3. Download dan install Windows Script Control
$ wget http://download.microsoft.com/download/winscript56/Install/1.0/W982KMeXP/EN-US/sct10en.exe
$ wine sct10en.exe
4. Terakhir, install StarUML.
$ wine /path/to/StarUML/staruml-5.0-with-cm.exe

Semoga bermanfaat.. :)

Pelatihan OpenOffice.org

Kemarin, 13-14 Desember 2008, saya dan Roland berkesempatan untuk menjadi trainer di pelatihan OpenOffice.org. Pelatihan yang diselenggarakan di Laboratorium Dasar Informatika ITB oleh POSS ITB ini, diikuti oleh lebih dari 40 peserta. Pada kesempatan ini, saya mengajarkan tentang penggunaan Writer (termasuk Math) dan Calc, sedangkan Roland mengajarkan tentang Draw dan Impress.

Peserta pelatihan ini datang dari berbagai kalangan, kebanyakan dari mereka adalah guru dari sekolah-sekolah di Bandung. Latar belakang kemampuan komputernya pun beragam, ada yang sudah mahir menggunakan MS Office, ada yang tidak terlalu mahir, dan bahkan ada yang sangat awam terhadap komputer (kalau gak mau dicurigai belum pernah mengoperasikan komputer ;). Saat memberikan pelatihan ini, saya jadi teringat ketika dulu menjadi asisten kuliah TIK bagi mahasiswa jalur  bridging (Kemitraan Nusantara) ITB 2008. Saat itu latar belakang calon mahasiswanya pun beragam karena asal daerah mereka berbeda-beda, ada yang dari kota besar dan tak sedikit yang dari kota kecil di pelosok negeri ini, yang mana masih asing dengan komputer. Begitu pula saat memberikan pelatihan ini, bukan tidak mungkin ada yang baru mulai belajar aplikasi perkantoran :). Satu hal yang bikin saya kagum dari peserta pelatihan kemarin adalah kemauan mereka untuk terus belajar di usia yang tidak terlalu muda lagi :).

Mengenai aplikasi OpenOffice.org 3, menurut saya ini adalah salah satu aplikasi open source terbaik yang pernah ada. Setidaknya ada 3 alasan kenapa saya bilang OpenOffice.org 3 ini sangat recommended:
  1. Gratis! Anda tidak perlu mengeluarkan uang sebesar US$ 150 - 680 untuk mendapatkan aplikasi perkantoran yang lengkap. Terlebih penting lagi, Anda tidak perlu melakukan pembajakan software jika tidak punya uang. ;)
  2. Semua kebutuhan umum aplikasi perkantoran (yang biasa dikerjakan di MS Office) bisa dikerjakan di OpenOffice. Isu layout yang kacau saat membuka .doc dari MS Office di OpenOffice pun sudah diperbaiki secara drastis, meskipun belum sempurna.
  3. Ada fitur "Export to PDF" ... dan Anda pun akan menghemat uang (lagi) sebesar US$449 :).
Belum punya OpenOffice? Langsung saja unduh installer-nya di sini atau di sini (mirror Indonesia ;).

cheers...

Final Lomba Karya Ilmiah “Tanoto Foundation Award”

Sabtu lalu, 6 Desember 2008, kami (saya, Wisnu, Paul, dan Ahmy tapi berhalangan hadir) mewakili HMIF ITB, mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan karya ilmiah atau penelitian kami. Karya ilmiah tersebut kami ikut sertakan pada lomba karya ilmiah antar himpunan mahasiswa di ITB yang disponsori oleh Tanoto Foundation di mana hari Sabtu yang lalu adalah presentasi finalnya. Lomba karya ilmiah atau penelitian ini sebenarnya dilaksanakan dari bulan April sampai September tahun ini, namun pelaksanaan presentasi final baru diadakan awal bulan ini.


Lomba penelitian “Tanoto Foundation Award” ini merupakan kali kedua yang diadakan oleh Kantor Wakil Rektor Kemahasiswaan dan Akademik (WRMA). Dari 20-an himpunan mahasiswa yang diundang dan 17 di antaranya yang mengajukan proposal penelitian, 7 proposal berhasil lolos seleksi dan mendapatkan pendanaan. Ketujuh proposal tersebut berasal dari HMIF (Teknik Informatika), HME (Teknik Elektro), Himatika (Matematika), IMAG (Arsitektur), HMTL (Teknik Lingkungan), HMFT (Teknik Fisika), dan Himatek (Teknik Kimia).

Judul karya ilmiah yang kami presentasikan adalah "Pembangunan Distro Linux untuk Pendidikan di Indonesia (Studi Kasus: ITB)". Terdengar tidak asing kan :). Adapun distro yang dimaksud di atas tentu saja adalah OSGX. Motivasi utama kami ikut serta dalam lomba ini adalah supaya mendapatkan pendanaan. Setahu saya, tidak ada distro Linux yang populer yang tidak memiliki sponsor pendanaan. Lihat saja: Ubuntu disponsori oleh Canonical, Fedora disponsori oleh Red Hat, Nusantara didukung oleh Ristek, BlankOn didukung oleh UNESCO melalui YPLI, dll. Hal inilah yang membuat kami memberanikan diri untuk mengajukan proposal ke LPKM. Dana tersebut kami gunakan untuk produksi, publikasi, dan sosialisasi.

Pada presentasi final kemarin, saya lebih memfokuskan presentasi pada masalah yang kami coba pecahkan melalui, yakni masalah pembajakan software, "sulitnya" mendapatkan software pada sistem operasi Linux, dan infrastuktur Internet yang kurang memadai jika harus mengunduh program dari repository. Ketiga masalah tersebut diselesaikan dengan solusi menyediakan distro Linux yang siap pakai, sekali instal semua kebutuhan aplikasi perkuliahan di ITB bisa terpenuhi. Kenapa ITB saja? Karena menurut kami, semakin fokus target pengguna, maka suatu distro akan semakin tepat guna. Lagipula, kalau target pengguna kami masyarakat awam, hal itu malah akan "reinventing the wheel" di mana sudah ada distro Nusantara dan BlankOn. Hmm.. saya pikir salah satu dari kedua distro ini sebenarnya "reinventing the wheel", kan target penggunanya sama-sama adalah masyarakat Indonesia pada umumnya. Nah loh...

Presentasi berjalan tidak semulus yang diharapkan. Setelah laptop tersambung dengan proyektor, OpenOffice Impress malah tidak bisa muncul. Lagi-lagi saya gagal untuk bergaya dengan mooo ;(. Untungnya, saya sudah menyiapkan file PDF-nya dan presentasi pun dijalankan dengan Evince (Document Viewer), program default untuk membuka file PDF di Ubuntu. Selesai presentasi, mulailah sesi tanya-jawab dari dewan juri yang ternyata sudah ahlinya penjurian lomba karya ilmiah, tingkat nasional semua lah. Ada seorang juri yang pertanyaannya selalu menusuk setiap finalis, ternyata beliau adalah ketua dewan juri Pimnas :), jadi wajarlah kalau beliau seperti itu karena (menurut saya) tujuannya untuk menggembleng mental dan kualitas karya ilmiah semua peserta.

Setelah keenam finalis mempresentasikan penelitiannya (Himatek tidak hadir), hanya butuh waktu sekitar 15 menit bagi dewan juri sebelum urutan juaranya bisa diumumkan. Feeling saya mengatakan kami tidak akan juara 1, mengingat tidak ada juri yang berlatar belakang IT, karena itu (menurut saya) mereka pasti mengharapkan studi kasus kami bukan sesempit ITB saja tapi nasional. Meskipun demikian, saya optimis kami bisa mendapatkan juara di hari itu. Saya lebih menjagokan HME dengan lampu hemat energinya di mana juga sudah menjuarai lomba penelitian lainnya yang disponsori oleh Rekayasa Industri. Dan hasilnya (jreng..jreng..jreng..) sebagai berikut:
  1. Himatika, optimasi penempatan wireless access point
  2. HMIF, distro Linux untuk pendidikan
  3. HME, lampu hemat energi dari LED

Puji Tuhan! Ternyata feeling saya benar dan itulah hasilnya. Dengan mengesampingkan pandangan objektif saya bahwa luaran penelitian si juara 1 masih jauh untuk bisa diimplementasikan (karena mengabaikan faktor perambatan non-line-of-sight sinyal akibat banyaknya obstacle), semoga setiap karya ilmiah yang telah dilakukan bisa bermanfaat.

Tetaplah berkarya!

Final Lomba Blogging OSS Week 2008

Puji Tuhan! Hari ini saya mendapat kesempatan untuk mengikuti putaran final lomba blogging OSS Week 2008. Lomba Blogging ini merupakan salah satu acara dari rangkaian acara OSS Week yang diadakan oleh POSS ITB. Adapun aturan main dari lomba ini adalah peserta diwajibkan membuat post di blog dengan tema "Open Source Software" sebanyak 7 artikel dalam waktu 7 hari (17 November 2008 - 23 November 2008).


Pada putaran final ini, finalis diminta untuk mempresentasikan artikel blognya di hadapan para juri. Lalu, juri dan hadirin dipersilakan untuk memberikan pertanyaan kepada para finalis. Adapun tulisan yang saya angkat untuk dipresentasikan adalah "Open Source, Solusi di Masa Krisis". Presentasi tersebut juga saya perluas sedikit sehingga mencakup masalah mitos OSS, tips migrasi, serta sepotong-sepotong isi tulisan saya lainnya di blog ini.

Hasilnya cukup mengejutkan, dan inilah urutan juaranya:
  1. Anggriawan Sugianto
  2. Haryo Triwardhono, masih kelas XI di SMAN 20 Bandung loh..
  3. Dani Iswara, "dokter linux" yang ternyata lebih rapih dari yang keliatan di foto
  4. Fahri Firdausillah (datang jauh-jauh dari Semarang) & Ardianto Satriawan (elektro itb 2007)
Selamat ya atas setiap hadiah yang bisa dibawa pulang :). Secara umum, semua materi yang disampaikan oleh para finalis sangat menarik. Setiap finalis mempresentasikan tulisannya dengan gaya dan sudut pandang yang berbeda-beda. Semoga saja setiap tulisan yang sudah dipublikasikan bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat akan keuntungan menggunakan software open source.

cheers...

Tips Migrasi ke Open Source

Setelah mengetahui keuntungan yang ditawarkan oleh open source, kini saatnya untuk migrasi ke open source, terutama untuk menggantikan software bajakan yang biasa digunakan. Jika Windows Anda bajakan, kini saatnya untuk menggantinya dengan Linux (atau terpaksa membeli lisensi aslinya :). 

Proses migrasi ini biasanya akan terasa lebih sulit dari yang dibayangkan karena kita sudah terbiasa dengan lingkungan software lama selama bertahun-tahun (terjebak dalam zona nyaman). Adaptasi seringkali tidak mengenakkan, tapi sebenarnya yang dibutuhkan hanyalah kesabaran dan kemauan untuk belajar.

Berikut ini beberapa tips untuk migrasi dari software proprietary ke open source (Windows ke Linux) dengan pendekatan personal.

1. Sebelum mengganti sistem operasi (Windows ke Linux), gunakan dulu software-software open source versi Windows. Software-software open source di Linux biasanya juga memiliki versi Windows atau versi Mac OSX. Untuk itu, Anda bisa membuat daftar software yang biasa Anda gunakan, cari software open source alternatifnya, lalu download dan instal software open source versi Windowsnya. Hal ini ditujukan supaya mempermudah hidup Anda jika kelak harus migrasi sistem operasi.

2. Periksa kecocokan tipe data yang dihasilkan software proprietary dengan software open source. Contoh, default-nya Microsoft Word 2007 menghasilkan file .docx, sedangkan OpenOffice Writer menghasilkan file .odt. Meskipun demikian, kedua software tersebut sama-sama bisa membaca dan menghasilkan file .doc. Nah, karena itu kita tidak perlu kuatir saat migrasi total ke open source, asalkan data hasil Word 2007 disimpan dalam bentuk .doc, yang bisa dibaca oleh OpenOffice Writer. Begitu pula untuk setiap software lainnya.
Jika ada software yang alternatif open source-nya tidak Anda temukan, cobalah cari tau apakah Wine bisa membuat software Anda yang hanya bisa berjalan di Windows itu bisa berjalan di Linux. Wine adalah program yang mengemulasikan lingkungan Windows di Linux.
Dan jika Wine-pun tidak bisa menjalankan software tersebut di Linux, ehm... tampaknya Anda tidak bisa migrasi total, sebaiknya dual-boot saja.

3. Kalau Anda sekedar ingin coba-coba Linux, gunakan LiveCD atau Virtual Machine. Beberapa distro Linux menyediakan LiveCD atau LiveDVD, sehingga kita bisa menjalankan sistem operasi Linux tanpa harus menginstallnya terlebih dahulu. Jika distro yang ingin Anda coba tidak menyediakan LiveCD atau Anda ingin lebih serius dari sekedar LiveCD, Anda bisa menggunakan software virtual machine, untuk membuat seolah-olah ada komputer baru di dalam komputer Anda. Contoh software virtual machine ini adalah Virtualbox, salah satu software open source juga.

4. Untuk permulaan migrasi, installah Linux tanpa menghapus Windows (dual-boot). Siapa tahu suatu saat nanti Anda ingin menjalankan program yang hanya bisa berjalan di Windows, misalnya untuk bermain DotA, atau ada hardware tertentu yang driver-nya cuma ada untuk Windows. Jadi, meskipun saya pemegang prinsip monogami untuk selamanya, untuk urusan sistem operasi saya sarankan untuk "poligami" dulu saja (*nyambung ga ya*) ;D .. Dan jangan lupa untuk mengeset default dari bootloader ke sistem operasi yang open source ;).

5. Bergabung di komunitas open source. Dari sekarang mulailah berbaik-baik terhadap teman-teman Anda yang lebih dulu menggunakan Linux. Bergabung ke milis komunitas open source juga pilihan yang baik. Jadi, kalau kelak ada masalah, Anda tahu ke mana harus bertanya.

6. Take action! Buang software-software bajakan Anda yang sudah bisa digantikan perannya dengan software open source.

Selamat menikmati software legal dengan biaya terjangkau, atau bahkan tanpa biaya :).

Cheers!

Kekurangan Linux

Saya hanya berusaha seobjektif mungkin dalam mengulas suatu teknologi, sehingga tidak terkesan seperti salesman yang hanya bisa memaparkan kelebihan produknya 😁

Tiada gading yang tak retak. Selain memiliki berbagai keunggulan yang bermanfaat untuk pribadi maupun korporat, software open source (dalam hal ini, sistem operasi Linux) juga memiliki kekurangan. Adapun kekurangan dari Linux (jika dibandingkan dengan Windows) adalah sebagai berikut:

1. GAME

Belum ada perusahaan game sekelas Blizzard, EA Sports, dsb yang menyediakan gamenya dalam versi non-Windows. Mereka seolah-olah hanya mengenal satu sistem operasi, Windows. Hal ini bisa dimaklumi karena pasar sistem operasi sekarang masih dikuasai oleh Microsoft. Oleh karena itu, jika Anda adalah seorang gamer mania, saya pikir Anda tidak bisa migrasi total ke Linux. Meskipun demikian, hal ini bukan berarti tidak ada game di Linux. Ada banyak game yang bisa dimainkan di Linux, bahkan ada yang open source, meskipun mungkin tidak semenarik yang bisa dimainkan di Windows.

Solusi: Jika Anda tetap ingin migrasi ke Linux, coba jalankan game tersebut dengan Wine, yakni software yang bisa mengemulasikan lingkungan Windows di Linux. Ada banyak software Windows-based yang bisa dijalankan di Linux. Di sana disebutkan bahwa Warcraft III pun bisa dimainkan di Linux, meski sayangnya belum bisa DotA. Btw, apakah game Anda legal, bukan bajakan? πŸ™ˆ

2. HARDWARE

Hampir semua vendor hardware menyediakan driver untuk Windows. Hal ini lah yang membuat Windows kompatibel dengan berbagai hardware. Dengan market share Windows yang luas, vendor hardware akan out of business jika tidak membuat driver untuk Windows. Sayangnya, belum berlaku hal yang sama jika mereka tidak membuat driver yang cocok dengan kernel Linux. Meskipun demikian, saat ini sudah makin banyak vendor hardware yang membuat driver untuk Linux.

Solusi: Tukar-tambahkan saja hardware Anda dengan hardware yang sudah didukung Linux, atau belilah lisensi Windows asli. Silakan lakukan perhitungan yang cermat, mana yang lebih menguntungkan? 😁

3. BELUM BANYAK PENGGUNA

Dengan Windows, saat Anda mengalami masalah, Anda bisa langsung bertanya siapapun apakah pernah mengalami masalah yang sama. Hal ini dikarenakan hampir semua orang di bumi ini tahu dan menggunakan Windows.

Solusi: Jika ada masalah, silakan cari solusinya di forum-forum diskusi Linux, milis Linux, atau channel IRC tertentu. Saat ini sudah banyak grup, baik di dunia maya maupun di dunia nyata, yang akan dengan senang hati membantu Anda mengalami masalah dengan Linux.

Semoga bermanfaat πŸ™πŸ½


Mitos Seputar Open Source

Mungkin saat ini Anda mulai tertarik dengan software open source, tapi Anda kembali ragu karena ada isu negatif terkait open source? Berikut ini beberapa mitos negatif seputar software open source beserta penjelasannya.

1. Open source hanya untuk ahli IT
Mitos ini mungkin terkait dengan anggapan orang awam bahwa Linux itu njelimet, rumit, bikin hidup susah, dan lain sebagainya padahal ia sama sekali belum pernah mencobanya. Atau, pernah mencobanya sekali-sekali, merasa "kok nggak sama kayak yang biasa gue pake yah", dan lalu meninggalkan tanpa pernah mau sedikit beradaptasi. Jadi, inti persoalannya adalah masalah ADAPTASI. Lagipula, open source bukanlah sebatas Linux. Dengan menggunakan Firefox untuk browsing, maka Anda telah menggunakan software open source, begitu halnya untuk software-software open source lainnya. Nah, open source bukan untuk ahli IT saja kan :).

2. Software open source susah didapat
Wah, ini sih masalah ketidaktahuan saja. Hampir semua pembuat software pasti menyediakan sebuah alamat web agar pengguna bisa men-download softwarenya, termasuk open source. Mungkin mitos ini maksudnya "Saya pakai Linux, lalu di mana saya bisa mencari software yang saya butuhkan? Kok saya tidak menemukannya di mall X atau di pinggir jalan Y (refers to penjual cd program bajakan :)." Nah, kalau ini maksudnya, Anda tetap bisa men-download software yang Anda butuhkan di web resmi software tersebut. Atau, Anda bisa memanfaatkan repository dari distro Linux yang Anda gunakan, baik melalui Internet maupun melalui DVD Repository. Murah loh, hanya dengan 5-6 DVD Repository, Anda sebenarnya sudah memiliki ratusan software open source :). DVD Repository ini bisa Anda pesan dari organisasi-organisasi pendukung open source, seperti POSS, Klub Linux, kambing.ui.edu, dll.

3. Tidak cocok untuk perusahaan/bisnis
Banyak perusahaan yang menganggap software open source itu tidak cocok untuk dijalankan di skala enterprise, entah karena gengsi atau dianggap murahan. Hal ini jelas-jelas salah. Dengan strategi IT yang cermat, open source bisa menguntungkan perusahaan. Bahkan, ada perusahaan pengamat pasar yang mengatakan bahwa 85% perusahaan besar menggunakan open source.

4. Open source tidak reliable
Tahukah Anda bahwa infrastruktur Internet yang kita gunakan sekarang ini dibangun oleh software open source? DNS (Domain Name System), sistem yang memberi penamaan pada alamat IP, menggunakan software open source: BIND, yang mana merupakan salah satu program paling critical di dunia. Lalu, untuk urusan web server, software open source pun mendominasinya (lebih dari 60% website di dunia), yakni Apache, yang biasa juga dijalankan di atas sistem operasi open source, baik FreeBSD maupun Linux. Dan masih banyak software open source yang mendukung teknologi Internet sejak awal kelahiran Internet. Kalau Anda pikir open source tidak reliable, berarti Internet juga tidak reliable dong. Masih berpikir open source tidak reliable ? :)

Nah, dengan penjelasan di atas, saya rasa kita tidak perlu lagi mempermasalahkan mitos-mitos tentang software open source di atas. Semoga bermanfaat... :)

Open Source, Solusi di Masa Krisis

Saat ini dunia sedang mengalami krisis ekonomi global. Hampir semua perusahaan di seluruh dunia terkena imbas dari krisis ini. Krisis keuangan biasanya menyebabkan suatu perusahaan terpaksa melakukan penyesuaian di seluruh bagian perusahaan tersebut, termasuk di bidang teknologi sistem informasi yang digunakan.

Bagaimanakah peran software open source dalam menghadapi krisis ekonomi global?

Dalam kondisi ekonomi seperti ini setiap perusahaan pasti akan berusaha melakukan penghematan. Perusahaan tentu akan memilih software open source daripada software proprietary yang akan menguras kas perusahaan. Alasannya sederhana, software open source jauh lebih menghemat uang! Perusahaan bisa mencari software serupa di repository, seperti SourceForge atau Google Code, lalu melakukan modifikasi terhadap aplikasi yang didapat (jika diperlukan).

Penghematan bisa juga dilakukan dengan melakukan migrasi dari software proprietary ke open source. Contoh penghematan dengan cara migrasi misalnya dengan menggunakan perangkat lunak berikut:
  • OpenOffice ($0), sebagai ganti Microsoft Office 2007 ($110 untuk Home & Student Edition atau $315 untuk Standard Edition)
  • Mozilla Thunderbird ($0), sebagai ganti Outlook 2007 ($90) -- atau gunakan Evolution ($0)
  • GnuCash ($0), sebagai ganti Quicken ($30 untuk Starter Edition), sebuah aplikasi akuntansi
  • Alfresco ($0), sebagai ganti SharePoint ($5000 hanya untuk 5 user ... WOW!!) *sudah termasuk harga SQL Server dan Windows Server 2008 yang digunakan untuk menjalankan SharePoint
  • Linux ($0), sebagai ganti Windows ($ ??), belum termasuk Norton Internet Security 2009 ($50) -- dan doa pengusir virus :)

Daftar penghematan di atas masih bisa ditambah lagi apabila perusahaan melakukan migrasi untuk aplikasi-aplikasi proprietary lainnya dan beralih ke aplikasi open source alternatifnya.

Masih belum yakin bahwa open source bisa menghemat keuangan perusahaan? Mari kita ambil sebuah contoh kasus (dari Sun Microsystem, yang (konon katanya) merupakan perusahaan penyumbang kode open source terbesar). Misalkan, ada sebuah perusahaan, dengan kira-kira 1000 pegawai, menjalankan bisnisnya dengan 20 dual-core server aplikasi dan 10 dual-core server basis data. Jika perusahaan tersebut menggunakan aplikasi proprietary (dalam hal ini WebLogic Enterprise & Oracle Enterprise), maka perusahaan tersebut akan mengeluarkan dana sebesar U$3,237,000 selama 3 tahun. Sedangkan jika perusahaan mengunakan aplikasi open source (dalam hal ini Glassfish Enterprise Server & MySQL Enterprise Gold), maka perusahaan tersebut hanya akan mengeluarkan dana sebesar US$240,000. Detail perhitungan bisa dilihat di sini. Jadi, pada kasus di atas open source bisa menghemat anggaran perusahaan sebesar US$ 2,997,000 dalam 3 tahun!

Dengan aplikasi open source, perusahaan akan hanya mengeluarkan biaya untuk deployment, support, atau subscription saja. Hal ini juga terjadi jika perusahaan memilih untuk menggunakan aplikasi proprietary. Bedanya, aplikasi open source tidak membutuhkan biaya lisensi.

Jadi, jawaban untuk pertanyaan pembuka tulisan ini adalah: Open source bisa menjadi solusi di masa krisis karena bisa membantu penghematan finansial. Nah, ngapain juga buang-buang uang kalau ada pilihan lain yang menghemat banyak uang? ;)

Cheers!

Software Open Source Alternatif

Perangkat lunak open source sering kali diidentikkan dengan Linux, dan Linux sering kali diidentikkan dengan sistem operasi yang kurang "manusiawi". Karena itu, orang-orang sering menganggap bahwa semua perangkat lunak open source tidaklah sebagus perangkat lunak komersial. Apakah benar demikian?

Untuk pernyataan yang kedua, Linux kurang "manusiawi", saya rasa tulisan saya sebelumnya, "Kenapa Linux?", sudah menjawabnya dengan kesimpulan bahwa Linux merupakan sistem operasi yang ramah-pengguna. Nah, untuk pernyataan pertama, perangkat lunak open source diidentikkan dengan Linux, hal ini tidaklah tepat. Perangkat lunak open source itu tidak sebatas pada sistem operasi Linux, dan tidak hanya aplikasi-aplikasi yang berjalan di atas Linux. Ada banyak perangkat lunak open source yang bisa berjalan di sistem operasi komersial, seperti Windows atau Mac OSX. Kualitas perangkat lunak open source pun tidak kalah dengan yang komersial, bahkan ada yang lebih baik.

Berikut ini adalah beberapa perangkat lunak open source sebagai alternatif dari perangkat lunak komersial yang biasa kita gunakan sehari-hari.

KOMERSIAL OPEN SOURCE
Perkantoran
Microsoft Office OpenOffice
Microsoft Project OpenProj, Open Workbench
Adobe Acrobat Profesional PDF Creator
Internet
Internet Explorer Mozilla Firefox
Microsoft Outlook Evolution, Mozilla Thunderbird
Total Commander gFTP
MSN Messenger, YM, ICQ, .. Pidgin
mIRC XChat, Pidgin
Microsoft IIS Apache
Microsoft Exchange Server Zimbra
Multimedia
Winamp, Apple iTunes Amarok, Songbird
Windows Media Player VLC Media Player
Adobe Soundbooth Audacity, Ardour
Keamanan
Norton, Kaspersky, AVG ClamWin, ClamAV
PGP Desktop GnuPG
Grafis
Adobe Photoshop GIMP, Gimpshop
CorelDraw, Adobe Illustrator Inkscape
3ds Max, Maya Blender
AutoCAD BRL CAD, Archimedes
ACD See F-Spot
MovieMaker, Adobe Premier Kino
Kakas Pengembangan
Borland JBuilder, IntelliJ IDEA Eclipse, Netbeans
Borland Delphi Lazarus
Microsoft Visio DIA, StarUML, ArgoUML
Basis Data
Oracle Database, SQL Server PostgreSQL, MySQL
Microsoft Access OpenOffice Base, SQLite
Numerik
MATLAB Octave, Scilab
Maple Maxima, Sage
Lain-Lain
Partition Magic Gparted
Nero Burning Rom Brasero, K3B
VMware Virtualbox
Winzip, Winrar 7-Zip
Flight Simulator X Flight Gear

Daftar di atas merupakan perangkat lunak yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Aplikasi open source alternatif yang dituliskan di atas merupakan aplikasi yang direkomendasikan karena merupakan aplikasi yang sudah banyak dipakai (termasuk oleh saya) dan kinerjanya cukup memuaskan.

Adakah aplikasi komersial pada daftar di atas yang versi bajakannya sering Anda gunakan?? Kalau ada (dan pasti ada kan :), mari kita pakai open source software =).

OSGX, Linuxnya Anak ITB

Mungkin judul di atas sedikit berlebihan, terkesan menggeneralisasi bahwa semua distribusi Linux yang digunakan oleh civitas akademik ITB adalah OSGX. Perlu diperhatikan, bahwa distro Linux yang digunakan oleh warga ITB saat ini ada bermacam-macam, antara lain: Ubuntu, Fedora, PCLinuxOS, dll. Kata-kata "Linuxnya Anak ITB" di atas merupakan tagline yang saya berikan untuk OSGX, sebuah distro Linux yang pernah saya dan teman-teman kembangkan. Tulisan berikut akan mengulas tentang OSGX sebagai sistem operasi open source alternatif yang patut diperhitungkan, khususnya oleh civitas akademik ITB.

Apa itu OSGX?

OSGX merupakan distro Linux untuk pendidikan di Indonesia, khususnya ITB. OSGX merupakan sistem operasi yang dilengkapi dengan berbagai aplikasi yang dibutuhkan oleh civitas akademik, baik perkuliahan maupun kebutuhan lainnya.

Distro Linux?

Saat pertama mendengar kata "distro" yang terlintas di pikiran kita mungkin adalah sebuah factory outlet yang kini sedang menjamur di kota Bandung. Sesungguhnya, yang dimaksud dengan distro Linux di sini sangat jauh artinya dari distro factory outlet tersebut. Linux sebenarnya hanyalah sebuah kernel, yakni inti level rendah dari sebuah sistem operasi yang diimplementasikan secara bebas (gratis) yang serupa dengan UNIX. Sedangkan distribusi Linux (atau distro Linux) adalah sebuah bundel sistem operasi yang terdiri dari kernel dan aplikasi-aplikasi lainnya.

Mengapa OSGX?

Saat ini sudah ada banyak distro Linux yang sangat populer, seperti Ubuntu, Fedora, PCLinuxOS, dll. Lantas, mengapa saya dan teman-teman malah membuat distro Linux lagi? Sebelum menjawabnya, saya ingin sedikit berbagi cerita.

Saya pertama kali mengenal Linux tahun 2004 ketika baru menjadi mahasiswa. Saat itu asisten mewajibkan praktikum harus di atas Linux (Fedora). Beberapa waktu kemudian, saya ingin menginstal Linux di komputer rumah dan kebetulan saat itu saya memiliki CD Ubuntu. Setelah berhasil menginstalnya, saya kecewa karena tidak bisa meng-compile program seperti yang biasa saya lakukan di lab. Akhirnya saya pindah haluan ke Fedora (distro yang diinstal di lab) dan urusan meng-compile program pun beres. Lalu, ada keinginan untuk mendengarkan musik atau menonton film sambil coding, dan ternyata Fedora tidak bisa memenuhinya karena codec-nya belum didukung. Begitu juga untuk meng-compile Pascal atau Java, ternyata secara default Fedora belum mendukungnya.

Dulu saya tidak tahu di mana saya bisa men-download aplikasi-aplikasi yang saya perlukan karena ada begitu banyak dependensi pada aplikasi-aplikasi yang berjalan di Linux. Setelah men-download installer suatu aplikasi, ternyata aplikasi tersebut tidak bisa diiinstal karena butuh aplikasi lainnya, begitulah masalah dependensi di Linux. Beberapa waktu kemudian, saya akhirnya tahu bahwa ternyata distro-distro Linux pada umumnya menyediakan suatu server repository, di mana pengguna bisa men-download, menginstal, atau meng-upgrade aplikasi melalui sistem repository tersebut dengan sangat mudah dan tentunya gratis. Sayangnya, menghubungkan komputer di rumah dengan server repository tersebut adalah hal yang sulit karena keterbatasan akses Internet yang saya miliki (koneksi saya masih dialup GPRS).

Nah, beranjak dari situ kami berempat (saya, Wisnu, Paul, Ahmy) yang memiliki pengalaman yang tidak jauh beda, berinisiatif untuk membuat sebuah distro Linux yang lengkap dengan seluruh aplikasi yang dibutuhkan oleh target pengguna. Karena target pengguna OSGX adalah civitas akademik ITB, maka OSGX berisi aplikasi-aplikasi untuk perkuliahan sesuai dengan masing-masing jurusan. Dengan demikian, pengguna cukup menginstal distro Linux ini dan seluruh aplikasi yang dibutuhkannya sudah tersedia, tanpa perlu memikirkan bagaimana dan dari mana men-download aplikasi yang diperlukan di dalamnya. Software yang dibundel di dalam OSGX merupakan free/open source software (FOSS) alternatif dari proprietary software yang biasa digunakan oleh pengguna.

Dengan demikian, OSGX bisa menjawab 2 masalah utama pengguna Linux awam pada umumnya, yakni: isu sulitnya mencari software yang dibutuhkan (karena tidak tahu ada repository), dan infrastruktur Internet tidak memadai untuk men-download dari repository.

Fitur OSGX?

Dalam mengembangkan OSGX ini, kami mengadakan survey ke calon pengguna. Dari survey tersebut didapatkan bahwa kebutuhan utama pengguna OSGX adalah akademik, hiburan, dan internet. Dari situ, kami menyusun program-program apa saja yang harus dimasukkan ke dalam OSGX. Hasilnya, untuk saat ini sudah tersedia 3 versi OSGX, yakni:
  1. OSGX 1.0 Basic, mendukung multimedia dan kebutuhan umum lainnya, tapi belum ada aplikasi penunjang akademik yang spesifik untuk program studi tertentu.
  2. OSGX 1.0 Informatics, untuk program studi Teknik Informatika, kebanyakan berisi development tools yang open source.
  3. OSGX 0.8 Full, untuk semua program studi di ITB.

Adapun daftar perangkat lunak yang terkandung di dalamnya, bisa dilihat secara lengkap di sini. Penasaran? Langsung saja download, dan silakan menginstalnya atau gunakan DVD tersebut sebagai LiveCD. LiveCD artinya menggunakan OSGX tanpa menginstalnya ke harddisk dan tanpa kuatir akan mempengaruhi data Anda di harddisk.

Bagaimana memperoleh OSGX?

OSGX bisa Anda peroleh secara gratis yakni dengan cara men-download berkas .iso nya di sini, lalu silakan Anda burn ke dalam DVD, dan mulai menggunakannya, serta membagi-bagikannya. Selain itu, kami juga membagi-bagikan DVD-nya secara gratis pada acara-acara tertentu, seperti pada acara seminar "Open Source, A New Way in Education" yang lalu. Ada kemungkinan bulan depan kami membagi-bagikan DVD OSGX gratis lagi loh :).



Ingin berkontribusi di OSGX?

Silakan saja langsung bergabung di osgx community. Kami akan senang hati jika Anda mau bergabung bersama kami, baik dalam tim development maupun tim artwork. Alangkah bagusnya jika ada edisi OSGX khusus untuk program studi / fakultas Anda, misalnya OSGX Science, OSGX Industrial, dll :), hal ini saya pikir lebih baik dibandingkan OSGX Full Edition.

Akhir kata, pengembangan OSGX ini adalah contoh nyata keunggulan software open source. Jika kita merasa tidak cocok dengan software open source yang ada, kita bisa dengan legal memodifikasinya untuk kebutuhan kita. Hal ini lah yang tidak akan bisa kita dapatkan jika kita menggunakan software proprietary. :)

[update 2010] Karena kesibukan masing-masing pengembang, project OSGX ini terpaksa kami discontinue :(. Jika ingin menanyakan hal-hal berkaitan tentang OSGX, silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Terima kasih.

Kenapa Linux?

Saat ini Linux sudah menjadi sistem operasi utama saya. Setiap kali saya menyalakan laptop, secara default dia akan menjalankan sebuah sistem operasi yang sifatnya free dan open source, Linux. Distro Linux yang saya gunakan saat ini adalah Ubuntu 8.10 (untuk laptop), selain OSGX 1.0 Informatics tentunya (untuk komputer di rumah :).

Belum banyak orang menggunakan Linux sebagai sistem operasi utamanya. Berikut ini adalah beberapa alasan kenapa saya berani menggunakan Linux sebagai sistem operasi utama saya.

1. Free

Gratis..tis..tis.. Kita bisa mengunduh, menduplikasi, membagi-bagikan, dan menggunakan sistem operasi Linux secara bebas, tanpa kuatir kita akan melakukan pelanggaran HAKI. Dengan demikian setidaknya ada 2 manfaat dari hal tersebut:

a. Menghemat uang sebanyak ratusan US$, yang mana sebagian besar uang tersebut akan masuk ke negara lain, tidak akan beredar di Indonesia. Semoga saja uang tersebut tidak digunakan untuk menjajah bangsa kita di bidang ekonomi.

b. Menghormati HAKI dengan tidak melakukan pembajakan. Saya rasa hal ini akan mengurangi dosa dan membawa pahala :).

2. Open Source

Tidak puas dengan distro Linux yang sekarang ada? Kita bisa memodifikasi Linux semaunya, lalu membagi-bagikannya ke teman-teman Anda. Hal ini legal! Mau dinamai dengan nama yang anehjuga boleh, misalnya JamuPegeLinux :P. Hal memodifikasi distro Linux ini pernah saya lakukan bersama teman-teman saya, yang akhirnya menghasilkan OSGX, sebuah distro Linux buat civitas akademik ITB :).

3. Tampilan Keren

Banyak orang yang berpikir bahwa Linux identik dengan sebuah layar hitam dengan baris-baris kode bagai di film The Matrix, yang hanya akan dimengerti oleh orang-orang nerd :P. Hahaha,,, kalau itu maksudnya Terminal/Console, yeah that's an art on Linux :P, but fortunately it's not only for nerd :). Tapi tahukah Anda, bahwa Linux itu juga memiliki tampilan yang sangat manusiawi :). Dengan dukungan desktop environment, seperti GNOME atau KDE, Linux tidak akan semengerikan yang Anda bayangkan. Bahkan dengan dukungan dari Compiz Fusion, saya jamin tampilan Linux lebih bagus dari Windows!! Bahkan tampilan Linux tidak akan kalah dari Mac OSX yang selama ini diagung-agungkan karena tampilannya yang mempesona :D. Compiz Fusion rocks!!







4. Bebas virus

Hari gini masih kena virus :P. Virus komputer merupakan hal yang paling dibenci oleh pengguna komputer, apalagi jika virus tersebut menyerang berkas-berkas penting kita atau menyerang di saat deadline menghadang. Beruntung, sistem operasi utama saya sebelum Linux adalah Win98, yang mana beberapa virus malah bingung itu makhluk apaan :P. Fyi, saya masih memakai Win98 sampai akhir tahun 2007, hohoho so oldies XD. Meskipun sekarang banyak juga antivirus canggih yang beredar, tetap saja virus sudah ada sebelum antivirusnya ada. Lagipula, coba cek task manager Anda, berapa % CPU & Memory yang dikonsumsi oleh antivirus Anda?? :D. Kabar baiknya, tidak ada virus di Linux!* :)

5. Biar gaya!

Ini mungkin alasan saya yang paling subjektif. Menurut saya, menggunakan Linux itu bikin lebih gaya :D. Seperti pengguna Macbook yang akan terkesan stylish, karena desainnya yang dinilai elegan (meskipun kebanyakan gagap juga saat menggunakan Mac OSX), begitu juga menurut saya pengguna Linux akan terkesan techie atau geek :).

Tertarik dengan Linux? Anda bisa mulai menginstallnya pada komputer Anda, sehingga memiliki dual OS (dua sistem operasi pada satu komputer). Apapun sistem operasinya, yang penting legal! ;)

Tulisan ini ditujukan supaya pembaca memiliki ketertarikan pada Linux, sehingga Linux bisa menjadi sistem operasi alternatif yang patut diperhitungkan. :)

YM Bible

Ladies and gentlemen, let me introduce my simple project, YM Bible :)


YM Bible is Yahoo messenger bot for auto-replying Bible verse request. If you are online and want to read any verse from Bible, but you don't bring your Bible, just send a message to YM Bible, then it will give you the verse. And of course, this service is free to use :).

To use YM Bible,
  1. (Optionally) Add ym_bible as your friend on your Yahoo messenger.
  2. Send a message to ym_bible, for example: "Yohanes 3 : 16", then you'll receive the verse :)


Today it only supports bible in Bahasa Indonesia (Terjemahan Baru). I still gave "Beta" for its released version, so please give me feedback after you use it.

[Update 2009] Sorry.. since I graduated from my college, I have no access to any server for YM Bible hosting. This service is not available for now.

Graduation



And so we talked all night about the rest of our lives
Where we're gonna be when we turn 25
I keep thinking times will never change
Keep on thinking things will always be the same

But when we leave this year we won't be coming back
No more hanging out cause we're on a different track
And if you got something that you need to say
You better say it right now cause you don't have another day

Cause we're moving on and we can't slow down
These memories are playing like a film without sound
And I keep thinking of that night in June
I didn't know much of love, but it came too soon

And there was me and you, and then we got real blue
Stay at home talking on the telephone
We would get so excited and we'd get so scared
Laughing at ourselves thinking life's not fair
And this is how it feels

As we go on, we remember
All the times we had together
And as our lives change, come whatever
We will still be friends forever

So if we get the big jobs, and we make the big money
When we look back now, will our jokes still be funny?
Will we still remember everything we learned in school?
Still be trying to break every single rule

Will little brainy Bobby be the stockbroker man?
Can Heather find a job that won't interfere with her tan?
I keep, I keep thinking that it's not goodbye
Keep on thinking it's a time to fly
And this is how it feels

As we go on, we remember
All the times we had together
And as our lives change, come whatever
We will still be friends forever

La, la, la, la...
Yeah, yeah, yeah
La, la, la, la...
We will still be friends forever

Will we think about tomorrow like we think about now?
Can we survive it out there? Can we make it somehow?
I guess I thought that this would never end
And suddenly it's like we're women and men

Will the past be a shadow that will follow us 'round?
Will these memories fade when I leave this town
I keep, I keep thinking that it's not goodbye
Keep on thinking it's a time to fly

As we go on, we remember
All the times we had together
And as our lives change, come whatever
We will still be friends forever

ITB, 25 Oct 2008

Seminar Open Source

Sabtu lalu, 20 September 2008, HMIF mengadakan seminar berjudul "Open Source, a New Way for Education". Seminar yang diadakan di Auditorium Campus Center Timur ITB ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta. Kebetulan saya dan teman-teman developer OSGX lainnya (Wisnu, Paul, Ahmy) turut diundang menjadi pembicara di seminar tersebut, selain Dr. Benhard Sitohang (bos POSS ITB) dan Pak Rusmanto (bos InfoLinux).


Ada beberapa hal yang spesial di acara seminar itu. Seminar tersebut merupakan seminar umum pertama di mana seorang Anggriawan Sugianto menjadi pembicara (harap dicatat, nama saya bukan Anggriawan Sugiarto seperti tertulis di sebagian publikasi :). Berbeda dengan pelatihan/training, untuk membawakan materi dalam suatu seminar, saya belum mempunyai pengalaman, kecuali di seminar Tugas Akhir saya :P. Di sesi yang dimoderatori oleh Dr.techn.Saiful Akbar (*penguji TA saya loh*) kemarin, saya membawakan materi berjudul "Open Source Application in Education" yang sebenarnya presentasi tentang OSGX :), lalu disambung oleh Wisnu membawakan materi "Remastering". Puji Tuhan, kemarin semuanya berjalan lancar, meskipun tempat seminar sempat dipindah karena ada sedikit masalah listrik.

Hal spesial lainnya adalah OSGX Release Party. Di acara seminar ini, dibagikan Live CD (atau Live DVD ya?) OSGX 1.0 Basic Edition dan OSGX 1.0 Informatics Edition (* sebenarnya ada beberapa dvd OSGX 0.8.1 Full Edition juga sih :) *). Bagi yang belum tahu, OSGX merupakan distro Linux buatan mahasiswa IF ITB (iya, bikinan saya, wisnu, paul, ahmy :) yang ditujukan bagi civitas akademik, khususnya di ITB. Jadi, di dalam bundel OSGX itu sudah tersedia berbagai aplikasi yang dibutuhkan untuk menunjang perkuliahan dan kebutuhan sehari-hari. Bagi yang ingin mengetahui informasi tentang OSGX lebih jelas, silakan bergabung bersama kami di OSGX Community :).

Akhir kata, cuma mau bilang.. Gunakan software legal!! Gak peduli produk Microsoft atau open source, yang penting legal :). Saya sih pilih yang open source :).

Cheers!

Install MS Office 2007 di Ubuntu

Fiuh.. sempat-sempatnya ngeblog di saat deadline sidang TA semakin mendekat.. T_T

Ceritanya, Tugas Akhir saya tuh diimplementasikan di atas sistem operasi Ubuntu. Sayangnya, file laporan Tugas Akhir saya berekstensi docx karena dibuat di Word 2007. Nah, karena penasaran, saya coba saja install Office 2007 di Ubuntu 8.04 saya. :)


Caranya:

1. Install wine
$ sudo apt-get install wine
2. Ubah konfigurasi wine
$ winecfg
Lalu pada tab Applications, ubah Windows version ke Vista.

3. Download winetricks, lalu..
$ sh winetricks msxml3 dotnet20 gdiplus riched20 riched30 vcrun2005sp1
4. Hack rpcrt4.dll
  • Rename ~/.wine/drive_c/windows/system32/rpcrt4.dll menjadi rpcrt4.bak
  • Download rpcrt4.dll, letakkan di folder system32 tersebut.
  • Buka winecfg. Pada tab Libraries, masukkan rpcrt4.dll pada field New override for library. OK
5. Install MS Office 2007
$ wine /path/to/office2007installer/setup.exe
6. Kembalikan rpcrt4.dll
  • Hapus rpcrt4.dll di folder system32
  • Rename rpcrt4.bak ke rpcrt4.dll
  • Buka winecfg. Pada tab Libraries, hapus rpcrt4 yang tadi di-override. Pada tab Applications, kembalikan Windows version ke XP.
7. Buka menu Applications -> Wine -> Programs -> Microsoft Office

Selamat menikmati Office 2007 di Ubuntu...  :)
Saatnya ngoding TA lagi.. >_<

ps: jangan terlalu banyak berharap loh ya :P

[updated:10/09/08]
uninstall wine, install virtualbox.. >:) huahaha..

Pengalaman Trainer SSDK

"A PERSON IS ONLY AS BIG AS THE DREAM THEY DARE TO LIVE"

Kutipan di atas merupakan salah satu kalimat yang saya sampaikan di dalam training SSDK di kelas saya. Ya, hari ini saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi trainer motivasi berjudul “STRATEGI SUKSES DI KAMPUS” (SSDK). Sejak tahun 2004, ITB selalu memberikan training motivasi kepada mahasiswa baru S1. Melalui training SSDK ini, mahasiswa baru diharapkan memiliki motivasi untuk belajar dengan giat demi mencapai cita-citanya.



Kebetulan saya pernah beberapa kali menjadi trainer di bidang IT, tahun ini sudah 2 kali, yaitu dalam rangkaian acara GCoE (Juni 2008) dan pelatihan “Web Programming” di Teknik Elektro Maranatha (Juli 2008). Namun, saya belum pernah menjadi trainer motivasi / motivator, karena itu saya berminat menjadi trainer SSDK. Untuk menjadi trainer SSDK, setiap calon trainer wajib mengikuti TFT (Training For Trainers) sebanyak 3 kali, dilatih oleh seorang motivator profesional, Arfiana Rafnialdi yang akrab disapa dengan panggilan Kang Arfi. Ada banyak ilmu baru yang saya peroleh dari Kang Arfi selama TFT ini, khususnya tentang bagaimana menguasai suasana pelatihan sehingga peserta bisa menangkap ide materi yang disampaikan. Saya harap ilmu ini bisa diterapkan juga di kegiatan cuap-cuap di depan umum lainnya, termasuk training/seminar IT (kalau ada tawaran lagi :).

Acara training SSDK hari ini berlangsung pada pk 13.00-17.00. Ya, saya harus ngemeng panjang lebar selama 4 jam, mulut bisa berbusa-busa tuh!! Awalnya, saya ragu bisa memanfaatkan waktu 4 jam itu seluruhnya, takut-takut baru jam 3 sore sudah habis materinya, 2 jam berikutnya saya ngapain dong? Konser tunggal?? Hahaha.. jangan sampai lah, bayarannya kurang :P. Ternyata oh ternyata, pada praktiknya saya malah agak kelebihan waktu, sampai-sampai mbak-mbak panitia INKM harus mengetuk pintu beberapa kali mengingatkan bahwa waktu sudah selesai.. XD Mungkin karena saya keasyikan berbagi pengalaman hidup selama di kampus ya, jadi waktupun terasa berjalan dengan cepat, :D hehehe.. narsis tapi motivatif. :P

Ada 5 poin yang disampaikan pada pelatihan SSDK hari ini, yaitu:

1. Makna Sukses
Intinya, “SUCCESS IS A MINDSET”. Sukses itu tergantung definisi/parameter apa yang kita tetapkan untuk sukses itu sendiri, tentunya tiap orang bisa punya definisi/parameter yang berbeda-beda. Karena itu, sukses atau tidaknya seseorang hanya tergantung 2 oknum, orang itu sendiri dan TUHAN, bukan tergantung apa yang orang lain katakan. Dan saya tambahkan, sukses itu kalau kita hidup sesuai rancangan spesifik yang Pencipta kita telah tetapkan, terkait panggilan hidup masing-masing individu (purpose driven life ^ ^ hihihi...)

2. Dunia Kampus
Di sini saya banyak cerita tentang dunia kampus yang saya alami, yang mana tidak hanya berkaitan dengan hal-hal akademis saja. Ada tentang bagaimana biar eksis di organisasi, mengenal/dikenal banyak orang, mendapatkan uang sehingga bisa mandiri secara finansial, dan hal-hal menarik lainnya yang bisa dilakukan selagi mahasiswa :)

3. Membangun Cita-Cita
Tujuannya supaya peserta memikirkan mau jadi seperti apa di masa depan. “WITHOUT A VISION, THE PEOPLE PERISH”. Saya ceritakan 4 target yang pernah saya buat dan alasannya. Saya juga ceritakan salah satu mimpi saya ke depan, yakni menjadi Staf Ahli KPK di bidang IT. Lalu, peserta menuliskan targetnya selama di ITB, target 10 tahun, target 25 tahun, dan apa yang mau orang kenang tentang dirinya saat nanti meninggal dunia. Setelah itu, mereka menceritakannya ke teman di sebelahnya, bahkan beberapa di antaranya berani menyampaikan cita-citanya di depan kelas, cukup inspiring loh.. :)

4. Nilai dan Cita-Cita
Intinya, “OTAK SAJA TIDAK CUKUP, GUNAKAN JUGA HATI NURANI”, hati nurani untuk berintegritas menjaga nilai dalam menggapai cita-cita. Haha.. kata-kata ini pernah saya sampaikan di acara Pasta (Pagi Swasta) lho.. Entah kenapa, di bagian ini saya gak bisa membawakannya dengan santai ketawa-ketiwi, mungkin karena saya rasa ini ‘doktrin’ paling penting siang ini yah.. :D hehehe..

5. Manajemen Waktu
Diawali dengan cerita bagaimana hidup saya selama TPB yang teratur tapi salah arah, kebanyakan main game :P. Lalu, cerita bagaimana akhirnya sadar diri dan bisa mengatur waktu di tengah kesibukan. Sayangnya atau untungnya ya, saya tidak sempat bercerita tentang manajemen deadline andalan saya :P hahaha...

Hm,, semoga saja apa yang tadi sudah disampaikan bisa merema dan bermanfaat bagi setiap peserta. Jadi ingat kata-kata waktu TFT, “Yang terpenting bukanlah apa yang trainer sampaikan, tapi apa yang peserta dapatkan.” Hehe.. senang rasanya hari ini bertemu calon orang-orang sukses di masa depan :).

HAPPINESS IS HAVING DREAMS,
SUCCESS IS MAKING THOSE DREAMS COME TRUE.

Tips Internet GPRS

Internet sepertinya sudah menjadi kebutuhan primer sebagian masyarakat dunia termasuk saya. Saat sedang melakukan kesibukan di depan komputer, rasanya ada yang kurang kalau tidak bisa berkomunikasi dengan teman-teman melalui messenger. Apalagi di saat sedang coding mengerjakan suatu proyek sambil mengeksplorasi teknologinya, Google bisa menjadi rekan kerja yang sangat membantu. Karena itu, dengan bermodal Siemens C60 antik saya ^^' plus kabel datanya, saya coba menghubungkannya ke PC dan mengutak-atiknya, lalu tada.. connected! :) Saya pun resmi mempunyai koneksi internet di rumah meskipun berupa GPRS saja, yang penting kan kebutuhan terpenuhi. :D

Tips 1 : Volume-based atau Time-based

Seperti koneksi Internet lainnya, layanan GPRS yang disediakan provider GSM bisa dibagi menjadi 2 macam: volume-based dan time-based. Dengan layanan volume-based, kita akan dikenai biaya sesuai seberapa besar kita melakukan transfer data via Internet. Sedangkan dengan layanan time-based, kita akan dikenai biaya sesuai seberapa lama kita terhubung dengan internet. Jika operator GSM kamu mendukung keduanya, seperti IM3, silakan berganti-ganti jenis koneksi sesuai kebutuhan. :)

Pilih volume-based jika ingin: chatting atau browsing informasi tekstual. Pilih time-based jika ingin: download atau browsing informasi multimedia.

Tips 2 : Firewall

Firewall default bawaan sistem operasi saja (dalam hal ini, Windows) tidak cukup karena tidak mudah bagi kita untuk mengetahui daftar koneksi yang sedang bekerja pada komputer kita. Firewall ini kita perlukan untuk menyaring aplikasi mana saja (dan port mana saja) yang diperbolehkan atau dilarang untuk mengakses Internet. Selain untuk menghemat biaya, penggunaan firewall ini juga membantu kita mengamankan komputer kita dari bahaya spyware atau malicious program lainnya. Rekomendasi: Comodo Firewall

Tips 3 : Matikan auto-update

Kamu tentunya tidak ingin kan kalau pulsamu tiba-tiba habis karena Windows melakukan auto-update dengan mendownload berjuta-juta byte padahal kamu tidak menginginkannya. Setuju? :) 

Dari Control Panel buka Automatic Updates, lalu pilih saja "Notify me but don't automatically download or install them." Dengan demikian, koneksi yang dilakukan Windows (svchost -- ini harus allowed oleh firewall) hanya akan mengecek apakah sistem kita perlu diupdate atau tidak. Kalau ternyata memang penting untuk diupdate, catat saja linknya lalu pergi ke kampus atau warnet untuk mendownloadnya. ;D

Matikan fitur auto-update pada browser. Pada Firefox, kamu bisa menemukannya di Tools -> Options -> Advanced -> Update.

Tips 4 : Amati traffic jaringan

Dengan mengetahui traffic koneksi Internet, kita bisa tahu berapakah kecepatan akses Internet kita secara real time. Jika tiba-tiba ada lonjakan grafik traffic jaringan padahal aplikasi yang kamu buka harusnya tidak melibatkan data sebesar itu, segera cek daftar koneksi di firewall kamu, siapa tahu ternyata ada program lain yang tidak diinginkan sedang bekerja di belakang layar >.< Rekomendasi: GPRS Counter

Tips 5 : Messenger hemat bandwidth

Salah satu messenger paling populer saat ini adalah Yahoo! Messenger (YM). Sayangnya, YM kurang bersahabat bagi pengguna volume-based, karena mengandung iklan dan plugin gak penting, serta "polling rate"-nya cukup tinggi. Untungnya, ada messenger lain yang kompatibel dengan protokol YM dan tentunya lebih hemat. Rekomendasi: Pidgin, atau jika ingin lebih ekstrem hematnya gunakan Miranda. (tapi Pidgin tetap the best lah :)

Tips 6 : Optimalkan browser

Gunakan browser yang cepat dalam mendownload halaman Web. Rekomendasi: Firefox + plugin Fasterfox. Jika kamu hanya ingin mencari informasi yang sifatnya tekstual, disable saja fitur menampilkan images dari browser, sehingga browser tidak akan mendownload dan menampilkan images tersebut. Dengan demikian, data yang diterima akan jauuuh lebih hemat. Gunakan fitur "Work Offline" jika kamu akan membaca suatu halaman Web dalam waktu yang cukup lama, akibatnya fitur auto-refresh dari halaman Web tersebut (jika ada) tidak akan bekerja.

Tips 7 : Tarif termurah

Tips yang paling sederhana, cari mana operator GSM yang menyediakan layanan GPRS dengan tarif termurah. Saya rasa tidak susah untuk menentukan mana yang menawarkan tarif paling bersahabat. Namun, jika harus dibandingkan dengan kualitas layanannya terhadap kebutuhan kita, kita harus lebih jeli dalam menentukan pilihan. Rekomendasi: AXIS (Rp 0,1 /KB untuk 10MB per harinya, dan Rp 1 /KB untuk lebihnya)

Ok, demikian beberapa tips berinternet dengan GPRS dari saya. Punya ide lain yang lebih menarik, silakan tambahkan tips-tips baru :). Daripada pulsa Internet terbuang sia-sia untuk hal yang tidak diinginkan, mendingan kan dipakai untuk eksplorasi teknologi baru.

Cheers!

Install NS2 on Ubuntu 8.04 Hardy

This semester I got an assignment from Wireless/Mobile Computing lecture. It's all about NS2, the most popular network simulator. Today I tried to install it on my Ubuntu 8.04. And, here is the story :)

1. Download ns-allinone-2.33.tar from here.

2. Place it in somewhere, e.g. /home/programmer, then extract it.
$ cd /home/programmer
$ tar -xvf ns-allinone-2.33.tar

3. Download & install some packages from repository :)
$ sudo apt-get install build-essential autoconf automake libxmu-dev

4. Install the ns2
$ cd ns-allinone-2.33
$ ./install

5. Edit some paths ==a
$ gedit ~/.bashrc

Put these lines on that file. Off course, you might change /home/programmer for it depends on where you extract ns-allinone-2.33.tar.
# LD_LIBRARY_PATH
OTCL_LIB=/home/programmer/ns-allinone-2.33/otcl-1.13
NS2_LIB=/home/programmer/ns-allinone-2.33/lib
X11_LIB=/usr/X11R6/lib
USR_LOCAL_LIB=/usr/local/lib
export LD_LIBRARY_PATH=$LD_LIBRARY_PATH:$OTCL_LIB:$NS2_LIB:$X11_LIB:$USR_LOCAL_LIB

# TCL_LIBRARY
TCL_LIB=/home/programmer/ns-allinone-2.33/tcl8.4.18/library
USR_LIB=/usr/lib
export TCL_LIBRARY=$TCL_LIB:$USR_LIB

# PATH
XGRAPH=/home/programmer/ns-allinone-2.33/bin:/home/programmer/ns-allinone-2.33/tcl8.4.18/unix:/home/programmer/ns-allinone-2.33/tk8.4.18/unix
NS=/home/programmer/ns-allinone-2.33/ns-2.33/
NAM=/home/programmer/ns-allinone-2.33/nam-1.13/
export PATH=$PATH:$XGRAPH:$NS:$NAM

6. Validate it
$ cd ns-2.33
$ ./validate

7. (Optionally) Create a symlink, so that ns can be called from everywhere
$ sudo ln -s /home/programmer/ns-allinone-2.33/ns-2.33/ns /usr/bin/ns

8. Try to run it (and pray :)
$ ns

Cheers!

Amazing Race Informatika 2008

Setelah sukses dengan Amazing Race Informatika yang pertama tahun lalu (baca cerita saya di sini, hari Minggu yang lalu divKel HMIF mengadakan sekuel untuk salah satu acara kebersamaan himpunan yang paling ditunggu-tunggu. Tema Amazing Race tahun ini adalah "Wisata Kuliner". Singkat kata, para peserta akan berkeliling Bandung mengunjungi tempat-tempat kuliner sambil menyelesaikan tantangan dan teka-teki.

Seperti tahun lalu, Amazing Race Informatika 2008 ini diadakan tepat sebelum memasuki hari perkuliahan di semester genap. Belum lewat dari 3 hari panitia membuka pendaftaran acara ini melalui milis, peserta pun sudah mencapai kuota yang ditetapkan, yaitu 12 kelompok @ 6 orang. Kebetulan saat pendaftaran dibuka, saya dan teman-teman asisten lab programming sedang mengadakan knowledge sharing di lab. Layaknya aktivitas lainnya, kita harus daftar dulu. Lalu, dengan sigapnya kami pun segera mendaftarkan 2 kelompok (12 orang) untuk mengikuti Amazing Race ini, dengan nama KO dan DING, tim terkompak dan tercepat di Amazing Race Informatika 2008 ... !!! *narsis mode: on*

Pos 0 : Gerbang Ganesha

Petualangan Amazing Race Informatika 2008 dimulai dari gerbang ganesha. Semua peserta tampak sangat antusias dalam mengikuti acara ini, terbukti dari dresscode yang mereka kenakan :). Ada yang berpakaian serba merah, ada yang serba kuning, ada yang serba hijau.. (hm,, jangan-jangan mereka disponsori partai neh.. :P), trus ada yang berseragam SMA, bahkan sampai yang berpakaian stylish.. gokil banget deh :). Dan tentunya, kelompok Ko dan Ding gak kalah gokilnya dengan mereka. Berbekal kaos yang sengaja dibuat dan dipakai perdana di acara ini, plus atribut-atribut yang serba guna hasil analisis yang sangat matang xP, tim Ko (Nico, Nio, Fitri, Sila, Bayu, Paul) tampil dengan tambahan atribut topi (untuk bertahan dari terik matahari), dasi (biar gaya gitu loh), dan tas pinggang/paha (tempat membawa receh/alat tulis).


Sedangkan tim Ding (Hengky, Andrew, Shieny, Jimmy, Rangga, Anggri) memakai kacamata renang (untuk melindungi mata dari hujan badai :P) dan payung besar (sedia payung besar sebelum hujan besar :D).



Permainan pun dimulai pada jam 8 pagi. Clue 1 dikeluarkan, berupa teka-teki sebagai berikut:

<5>[7]<5>[7][4]
"1""8"[8][9]<6>"5"
"5"[9][4][10]"1""3""7""1""7""1"[4]"1"<6>

Hint: QWERTY
Teka-teki pertama ini berhasil dipecahkan dalam waktu kurang dari 3 menit. Hanya tim Merah Tambun (Ebhe, Amahl, Ditto, Eka, Echa, Kuchay) saja lah yang sanggup menempel kami sejak di pos 0. Salut buat perjuangan mereka. Permainan pun berlanjut dengan naik angkot Caringin - Sadang Serang.

Hint: keyboard QWERTY, di mana [x] berarti baris ke-1 kolom ke-x, "" untuk baris-2, dan <> untuk baris-3.

Pos 1 : Bubur Akiong GOR Padjajaran



Turun di perempatan Padjajaran - Cicendo, kami pun sprint ke GOR Padjajaran, bersaing dengan tim Merah Tambun. Sesampainya di bubur Akiong, tantangan pertama pun diberikan. Setiap kelompok diberi semangkok bubur panas yang polos dan 3 sedotan, lalu peserta wajib menghabiskan bubur tersebut (dengan menyedotnya). Srooootttt... panas, tak berasa, tapi gak sampai mulut -_-". Kami cukup lama berjuang di tantangan pos 1 ini, sampai akhirnya selesai menghabiskan semua bubur di mangkok tersebut. Oya, trik kami untuk tantangan kami adalah dengan memotong sedotan jadi 2, sehingga jumlah penyedot bisa lebih banyak dan bubur lebih cepat sampai mulut ^_^. Thanks buat tim Merah Tambun yang triknya kami contek :D hehehe..

Teka-teki di pos 1 ini ternyata ada di dasar mangkok bubur tersebut :).



Cukup lama bagi kami untuk memecahkan teka-teki ini karena harus fasih bilangan heksadesimal :). Untungnya, kami berhasil memecahkannya jauh lebih cepat dari tim Merah Tambun yang lebih cepat selesai menyedot bubur daripada tim Ko dan tim Ding. ^_^

Hint: Bilangan heksadesimal yang tertulis merupakan kode ASCII.

Pos 2 : Es Krim Rasa Tamblong



Pos 2 letaknya di (sebelah) Es Krim Rasa di Jl. Tamblong. Tantangan di pos ini seperti di Fear Factor, yaitu setiap anggota tim harus meminum jus yang aneh-aneh. Isi jus ditentukan dari hasil putaran rollet. Sialnya, tim Ko mendapatkan jus terburuk, yaitu jus jengkol plus pete. Sedangkan tim Ding "hanya" mendapatkan jus organik, berisi terong dan berbagai jenis sayuran entah berantah yang hasil akhirnya serasa jus rumput. Yikes!!!

Setelah minum jus-yang-entah-apa-khasiatnya-itu, teka-teki menuju pos berikutnya pun diberikan. Teka-teki di pos 2 ini berupa resep makanan, yang tempat makannya bisa ditemukan di Jalan Panthera trigis.

Hint: Clue merupakan resep makanan lotek, Panthera trigis adalah nama Latin untuk Macan.

Pos 3 : Lotek Jalan Macan



Baru tau,, ternyata ada Jl. Macan di kota Bandung. Dan katanya, ada warung lotek yang enak di sini. Perjalanan pun dilanjutkan dengan 2 kali naik angkot dari Jl. Tamblong. Sambil makan es krim rasa, banyak yang mengeluh karena bau mulut teman di sampingnya yang tidak sedap, secara habis minum jus jengkol xD. Tiba di Jl. Macan, panitia tampaknya kaget menyambut kedatangan tim Ko dan tim Ding, bahkan kami pun sempat ter-delay sekitar 15 menit karena panitia belum menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan. Setelah semua siap, tantangan di pos ini ternyata adalah memasak nasi goreng dengan bahan-bahan yang sudah disiapkan panitia. Lalu, nasi goreng tersebut dicicipi panitia untuk dinilai. Oya, di games ini nasi goreng bikinan tim Ding lebih enak daripada bikinan tim Ko, lho.. :).

Nah, setelah penilaian diberikan, teka-teki selanjutnya pun keluar.

Plaintext: ___________________
Kunci: youllneverwalkalone
Ciphertext: lomtevqwicesesqzanl

(gambar bujur sangkar Vigenère)
Buat yang pernah kuliah Kriptografi, teka-teki ini sangat gampang kan. ;)

Hint: Vigenere cipher.

Pos 4 : Nasi Timbel Istiqomah



Pemberhentian berikutnya adalah nasi timbel di dekat masjid Istiqomah. Konon katanya nasi timbel di sini sudah melegenda, katanya sih enak.. saya sih belum pernah makan di sini. Di pos ini tantangan yang diberikan adalah membuat sambal. Tim Ko kebagian sambal mangga, sedangkan tim Ding kebagian membuat sambal terasi. Saat cewek-cewek membuat sambal, cowok-cowok di tim ini berusaha memecahkan tebak-tebakan garing yang diberikan panitia dan mencari barang tersebut. Super duper garing lah pokoknya -_-'. Tidak ada teka-teki yang diberikan di pos ini. Petunjuk ke pos berikutnya didapat dari panitia pendamping kelompok.

Pos 5 : Bakso Bakar Setiabudi



Cukup sulit menemukan di mana tepatnya bakso bakar Setiabudi ini. Dari hasil googling-nya Andrew, katanya bakso bakar ini ada di depan UPI. Tapi saat angkot yang kami naiki sampai di depan UPI, tanda-tanda keberadaan pos di bakso bakar belum juga terlihat. Akhirnya, dilakukan backtrack menuruni Jalan Setiabudi sampai akhirnya menemukan bendera pos di depan warung bakso bakar. Ternyata tadi bendera ini terhalang angkot yang ngetem di depan warung bakso -_-. Tantangan di pos ini adalah satu orang di tiap kelompok beraksi menirukan gaya Pak Bondan (pemandu acara "Wisata Kuliner" di TransTV) tentang bakso bakar. Pengen juga sih cicipin bakso bakar, soalnya seumur-umur saya belum pernah makan bakso bakar ini -_-.

Setelah selesai 3 menit beraksi, teka-teki pos 5 pun diberikan, yaitu berupa graf, yang harus dipecahkan dengan algoritma Prim atau Kruskal. Huahh >_< ?? Ternyata ini salah satu materi kuliah Matematika Diskrit, kuliah 2 tahun yang lalu.. pantesan saya ngeblank.. -_-".



Hint: Telusuri semua titik melalui garis yang bobotnya paling kecil.

Pos 6 : BMC

Dari Setiabudi, petualangan berlanjut ke BMC (Bandoengsche Melk Centrale) di Jl. Aceh. Pos 6 ini merupakan pos ishoma (istirahat, sholat, makan). Tiap kelompok minimal harus beristirahat selama 20 menit di pos ini. Karena tim Ko dan tim Ding datang ke pos ini lebih cepat dari perkiraan (sekitar 25 menit sebelum adzan), maka waktu yang kami habiskan di pos ini lebih dari 20 menit, bahkan sampai sempat foto-foto dulu :P.



Setelah ishoma, teka-teki pos 6 pun diberikan, berupa foto pos berikutnya. Tidak ada petunjuk yang jelas dari foto itu, yang terlihat hanya etalase Kartika Sari, gerobak es cendol, papan reklame Marlboro, dan papan reklame SapuLidi, serta deretan pertokoan. Maaf, gak ada skrinsyut :P.

Pos 7 : Es Cendol Elizabeth Cihampelas

Pos 7 adalah pos kuliner yang paling gak jelas di acara ini. Kalau pos-pos yang lain adalah tempat makan yang cukup populer, lain halnya dengan pos 7. Iya sih, es cendol Elizabeth itu memang terkenal. Tapi, ini yang dipilih kok malah yang gerobak pinggiran jalan -_-". Tantangan yang diberikan di pos ini adalah menjual es cendol!! Setiap kelompok diberikan waktu 15 menit untuk menjual 10 bungkus es cendol @Rp 3000. Wew.. benar-benar tantangan yang di luar dugaan. Berbagai trik pun kami keluarkan, seperti merayu-rayu calon pembeli sampai dengan memberikan diskon (jarang-jarang kan ada cendol yang didiskon :P). Alhasil, tim Ko + Ding berhasil menjual 20 bungkus es cendol.. hurray.. Gak pake hipnotis loh.. :P

Lalu, teka-teki yang diberikan di pos ini berupa pohon Huffman. Maaf, gak ada skrinsyutnya lagi -_-'. Ada 2 soal di teka-teki ini di mana jawaban tiap soalnya akan menuju tempat yang berbeda. Kami pun memilih jalan kedua karena tahu tempatnya.

Pos 8 : Bubur Mang Oyo Sulanjana



Pos 8 yang kami pilih adalah Bubur Mang Oyo di Jl. Sulanjana, bukan Es Duren Sakinah. Karena kami bingung menentukan angkot apa yang jalurnya cepat, akhirnya kami pun berlari dari Cihampelas ke Sulanjana!! Di sini petualangan Amazing Race Informatika benar-benar terasa :D.

Rally dimulai dengan menuruni 'lembah' di bawah jembatan Pasupati. Sudah turun sejauh beberapa ratus meter, ternyata ada sungai yang memutus jalan kami!! "Wah, ada sungai.. gak sia-sia nih pakai kacamata renang", pikir saya saat itu, tapi kemudian saya ingat, tim Ko tidak berkacamata renang :P. Dari depan, ada teman yang berteriak "Blunder... backtrack yuk..." Namun, untungnya ada mas-mas di deket sungai itu yang memberi tahu bahwa ada jembatan di sebelah selatan jalan yang kami lewati itu dan kami pun tak jadi backtrack :D. Setelah terus berlari dan belok kiri-kanan di gang-gang sempit di wilayah bawah jembatan layang Pasupati, akhirnya sampai juga di Bubur Mang Oyo di Jl. Sulanjana (dekat gedung Annex - rektorat ITB).



Tantangan yang diberikan di pos 8 ini adalah menjawab beberapa pertanyaan seputar Bubur Mang Oyo, meminta pendapat 3 orang di sekitar situ tentang bubur Mang Oyo, dan berfoto dengan Mang Oyo. Di pos 8 ini, tim Merah Tambun masih saja menempel ketat tim Ko dan Ding.

Lalu, setelah 3 tantangan tersebut diselesaikan, keluarlah teka-teki berikutnya, berupa gambar rumah dan perabotan di dalamnya, ada gambar teh celup, lalu ada huruf D, A, G, dan O yang agak transparan dan tersebar di sekitar gambar. Lagi-lagi sorry, gak ada skrinsyut :|. Kalau ada yang punya skrinsyutnya, bagi dong.. :)

Pos 9 : Dago Tea House

Ini dia pos terakhir di Amazing Race Informatika 2008, Dago Tea House. Lagi-lagi keberuntungan tampaknya selalu menyertai tim Ko dan tim Ding, setiap kali memerlukan angkot selalu saja ada angkot yang kosong yang bisa memuat 14 orang dan hal ini selalu terjadi sejak dari pos 1 :). Tim Ko dan tim Ding akhirnya berhasil menjadi tim tercepat yang sampai di pos terakhir.



Sayangnya, menjadi yang tercepat di Amazing Race Informatika bukanlah jaminan untuk menjadi juara. Masih ada permainan di pos terakhir yang bisa membuat yang tercepat jadi kalah, atau yang terlambat jadi pemenang. Bagian ini yang paling saya kurang suka dari acara ini, tantangan dan teka-teki di setiap pos yang diselesaikan dengan cepat ternyata akan sia-sia karena bisa dikalahkan dengan "mudah" hanya dengan untung-untungan semata. Saran saya, sebaiknya untuk Amazing Race Informatika tahun depan, hilangkan games di pos terakhir.

Tahun lalu, di pos terakhir ada "trivia para cenayang", yaitu trivia di mana tiap kelompok bisa menjawab pertanyaan pilihan ganda sebelum ada pilihan yang dibacakan -_-' (cerita bisa dibaca di sini). Nah, untuk tahun ini permainan di pos terakhir adalah "trivia para petaruh", di mana tiap kelompok dipersilakan mempertaruhkan poinnya 0-300 sebelum pertanyaan dibacakan. Yah, apa boleh buat.. mungkin keberuntungan tim Ko dan Ding (yang selalu memimpin dari awal permainan) sudah habis dipakai untuk keberuntungan mendapatkan angkot kosong :P. Kami pun pulang "hanya" sebagai peringkat 2 dan 3. Namanya juga permainan, pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Yang penting, semua senannngggg ^_^.

Waktu menunjukkan jam 5 sore, acara telah ditutup. Semua kembali ke kediaman masing-masing dengan hati gembira. Saya pun buru-buru pergi nebeng mandi di kos teman lalu berangkat kebaktian di gereja terdekat. Sungguh acara akhir pekan yang sangat menyenangkan. Sayangnya, mungkin ini Amazing Race Informatika terakhir yang bisa saya ikuti karena tahun ini saya akan lulus dari jurusan tercinta ini (amin!). Semoga HMIF bisa terus menjadi himpunan mahasiswa paling kreatif, dan semoga kekeluargaan di dalamnya makin bertumbuh :).


God b135s coder!