Sedekah: Sebuah Nilai Universal

Bersedekah merupakan salah satu nilai kemanusiaan yang memiliki sifat universal. Semua agama mengajarkan tentang pentingnya bersedekah atau memberi kepada orang-orang yang kurang mampu.


Tulisan ini merangkum berbagai referensi yang saya pelajari tentang bersedekah menurut beberapa ajaran agama. Semoga tulisan ini dapat memberikan inspirasi bagi diri sendiri dan pembaca untuk lebih banyak bersedekah di masa-masa seperti sekarang.


Photo by Kat Yukawa


Sedekah dalam Judaism

Dalam agama Judaism, konsep sedekah dikenal dengan istilah "Tzedakah" (צדקה), yang secara harfiah berarti "kebenaran" dalam bahasa Ibrani. Tzedakah dianggap sebagai kewajiban dalam ajaran Judaism, di mana sebesar 10% penghasilan bersih harus diberikan kepada orang-orang miskin, termasuk anak yatim, janda miskin, dan orang yang tidak dikenal.


Dalam Taurat Misneh, Musa bin Maimun menguraikan delapan tingkat pemberian, yang disusun berdasarkan tingkat kedermawanan:

  1. Membantu orang miskin agar bisa mandiri, dengan memberikan hadiah secara bermartabat, memberikan pinjaman tanpa bunga, membantu mencarikan pekerjaan, atau membantu dalam membangun usaha.
  2. Memberikan sedekah kepada orang yang tidak dikenal secara anonim, melalui perantara yang terpercaya atau badan amal yang tepercaya.
  3. Memberikan sedekah kepada orang yang dikenal secara anonim.
  4. Memberikan sedekah kepada orang yang tidak dikenal, tetapi penerima tahu identitas pemberinya.
  5. Memberikan sedekah secara langsung sebelum diminta.
  6. Memberikan sedekah secara langsung setelah diminta.
  7. Memberikan sedekah dalam jumlah yang kurang dari seharusnya, tetapi dilakukan dengan sukacita.
  8. Memberikan sedekah dengan keluhan atau sungutan.

Melalui konsep ini, Tzedakah dalam agama Judaism mengajarkan pentingnya memberikan bantuan kepada sesama dengan ikhlas dan penuh martabat, serta menekankan pentingnya keberlanjutan dan tanggung jawab sosial dalam memperbaiki kondisi masyarakat.


Sedekah dalam Kristen

Dalam ajaran Kristen, memberi sedekah dianggap sebagai perintah Tuhan dan memiliki beberapa prinsip yang penting:

  1. Memberi sedekah merupakan perintah Tuhan. (Amsal 3:27, Matius 25:40, 1 Timotius 6:17-19)
  2. Memberi sedekah kepada mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk membalasnya. (Lukas 14:12-14, Yakobus 1:27).
  3. Memberi sedekah seharusnya dilakukan dengan tanpa diketahui oleh orang lain. (Matius 6:1-4)
  4. Memberi sedekah harus dilakukan dengan tulus dan sukacita, tanpa pamrih atau paksaan. (Ulangan 15:7-11, 2 Korintus 9:6-7)
  5. Memberi sedekah akan mendatangkan berkat bagi si pemberi. (Mazmur 41:2, Amsal 11:24-26, Amsal 19:17, Amsal 22:9, Lukas 6:38)

Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, umat Kristen diajarkan untuk memberi dengan tulus dan ikhlas, tanpa mengharapkan balasan, dan dengan keyakinan bahwa memberi akan mendatangkan berkat bagi mereka yang memberi.


Sedekah dalam Islam

Dalam ajaran Islam, terdapat beberapa jenis amal ibadah terkait memberi, yaitu: zakat, infaq, dan sadaqah. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai konsep-konsep tersebut:

  1. Zakat adalah bagian dari harta yang wajib dikeluarkan apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu, dan disalurkan kepada delapan golongan orang yang berhak menerimanya. Zakat memiliki beberapa jenis, di antaranya:
    • Zakat fitrah: Dibayarkan pada bulan Ramadan dalam bentuk sejumlah tertentu dari makanan pokok seperti 2,5 kilogram atau 3,5 liter beras.
    • Zakat maal: Dibayarkan sesuai dengan nishab dan haulnya, yakni sebesar 2,5% dari jumlah harta yang tersimpan selama satu tahun. Untuk zakat profesi, besarnya juga sebesar 2,5% dari jumlah penghasilan.
  2. Infaq adalah pemberian harta untuk kebaikan, seperti menafkahi keluarga atau memberikan upah kepada pegawai. Jika infaq ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan pahala dari Allah, maka akan menjadi sadaqah.
  3. Sadaqah adalah pemberian secara umum untuk kebaikan atau kemanfaatan orang lain. Ada beberapa keutamaan memberi sadaqah dalam ajaran Islam, di antaranya:
    • Menghapus dosa.
    • Tidak harus berbentuk uang, bisa berupa barang atau jasa.
    • Menghindarkan dari mara bahaya.
    • Tidak akan mengurangi harta, bahkan bisa mendatangkan keberkahan.
    • Pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, umat Islam diajarkan untuk menjadi dermawan dan memperhatikan kebutuhan sesama, serta percaya bahwa memberi akan mendatangkan berkah dan pahala yang besar di sisi Allah.


Sedekah dalam Hindu

Dalam ajaran Hindu, konsep sedekah disebut sebagai "Punia" (पुण्य), yang memiliki arti "suci" dalam bahasa Sansekerta. Punia merupakan bentuk implementasi dari Dharma (kebaikan) yang merupakan salah satu dari empat tujuan hidup manusia (catur purusha artha), selain Artha (kekayaan yang cukup), Kama (cita-cita), dan Moksha (kebebasan dari ikatan keduniawian). Salah satu bentuk Punia yang umum adalah "Dana Punia" (दान), yaitu memberikan sedekah harta benda kepada orang miskin yang membutuhkan.


Beberapa prinsip sedekah (Dana Punia) yang terdapat dalam kitab Sarasamuscaya meliputi:

  1. Memberi sedekah tanpa mengharap pujian, tanpa rasa takut, tanpa mengharapkan balasan, dan tanpa sandiwara.
  2. Sedekah harus diberikan sesuai kemampuan, sekecil apapun pemberian itu, jika diberikan dengan dorongan dari hati nurani, maka manfaatnya akan besar.
  3. Sedekah harus bersumber dari cara yang halal.
  4. Sedekah harus diberikan kepada mereka yang berkelakuan baik, orang miskin, orang yang tidak mampu mencari makan, dan orang yang benar-benar membutuhkan bantuan.

Dengan prinsip-prinsip ini, umat Hindu diajarkan untuk memberikan sedekah secara tulus ikhlas dan tanpa pamrih kepada sesama yang membutuhkan, sebagai bagian dari menjalankan Dharma dan mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi.


Sedekah dalam Buddhism

Dalam ajaran Buddha, konsep sedekah disebut sebagai "Dāna", yang artinya beramal, murah hati, dan membantu orang lain dengan memberikan sesuatu sesuai kebutuhan mereka tanpa pamrih. Dāna merupakan perbuatan baik pertama dari sepuluh perbuatan baik dalam ajaran Buddha, yang juga dikenal sebagai Dasa Puñña-kiriya-vatthu. Selain itu, dalam konsep kesempurnaan (Pāramitā), Dana Pāramitā, atau kemurahan hati dalam berbagi kepada sesama, merupakan kesempurnaan pertama dari sepuluh kesempurnaan dalam ajaran Buddha.


Beberapa prinsip sedekah (Dāna) yang dapat memberikan manfaat besar, antara lain:

  1. Memberikan sedekah dengan tujuan untuk meningkatkan usaha mencapai Nibbāna (pencerahan).
  2. Memberikan sedekah dengan kesadaran bahwa si penerima, si pemberi, dan yang diberikan semua tidak abadi.
  3. Memberikan sedekah dengan pemahaman bahwa menurut hukum karma, tindakan kedermawanan akan menghasilkan manfaat di masa depan.
  4. Semakin mulia sifat penerima sedekah, semakin besar manfaat yang akan diterima oleh pemberi sedekah.
  5. Barang atau benda yang diberikan harus halal, bersih, dan didapat dengan mata pencaharian yang benar, bukan hasil dari usaha yang tidak benar.

Dengan mengamalkan prinsip-prinsip sedekah ini, umat Buddha diajarkan untuk berbagi secara tulus dan memberikan bantuan kepada sesama tanpa mengharapkan balasan, sebagai bagian dari perjalanan spiritual mereka menuju pencerahan.


Sedekah menurut Sains

Penelitian ilmiah telah menunjukkan berbagai manfaat dari aktivitas bersedekah, yang dapat memiliki dampak positif pada kesejahteraan fisik, emosional, dan sosial seseorang. Beberapa temuan penelitian terkait sedekah antara lain:

  1. Penelitian dari National Institutes of Health pada tahun 2006 menunjukkan bahwa memberi sedekah dapat mengaktifkan bagian sistem syaraf yang sama seperti ketika menerima hadiah uang, sehingga dapat menyebabkan perasaan bahagia.
  2. Penelitian dari Harvard pada tahun 2009 menemukan bahwa memberi sedekah membuat orang lebih bahagia, dan orang yang lebih bahagia cenderung memberi sedekah lebih banyak. Hal ini menunjukkan adanya siklus umpan balik positif antara kebahagiaan dan aktivitas sedekah.
  3. Penelitian dari UC Riverside pada tahun 2010 menunjukkan bahwa memberi sedekah dapat meningkatkan hubungan sosial, karena tindakan kedermawanan ini dapat memperkuat ikatan antara individu dengan komunitas mereka.
  4. Penelitian dari UC San Diego & Harvard pada tahun 2010 menemukan bahwa memberi sedekah dapat menular, artinya tindakan kedermawanan satu individu dapat mempengaruhi orang lain di sekitarnya untuk melakukan hal serupa.
  5. Penelitian dari University at Buffalo pada tahun 2013 menunjukkan bahwa memberi sedekah dapat mengurangi tingkat stres seseorang. Tindakan memberi ini dapat memberikan rasa kepuasan dan mengalihkan perhatian dari beban pikiran yang mungkin menyebabkan stres.

Temuan-temuan ini menegaskan bahwa aktivitas bersedekah tidak hanya memberikan manfaat bagi penerima sedekah, tetapi juga bagi pemberi sedekah itu sendiri dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

3 comments :

Anonymous said...

Jadi semua agama juga mempunyai pandangan yg sama dalam bersedekah.
Hebatnya tidak pernah ada kejadian orang jadi miskin karena bersedekah.
The more you give, the more you get.

Thanks ya Bro..

Uke

Anonymous said...

Wah makasih tulisannya mas Anggri, aku jadi tahu konsep sedekah dari ajaran semua agama, bahkan sains.
Aku makin yakin bahwa dengan bersedekah itu banyak manfaatnya.

Indonesia Berbagi said...

Semuanya memiliki persepsi yang sama mengenai sedekah dan kepedulian, tanpa harus memandang perbedaan agama, sebagai manusia pada hakikatnya saling membutuhkan antara satu sama yang lain.