Cognitive Bias

Bias kognitif (cognitive bias) merupakan kesalahan sistematis dalam memproses dan memahami informasi yang diterima, sehingga mempengaruhi penilaian dan keputusan yang diambil.


Meskipun bias kognitif ini sering dianggap sama dengan kesalahan logika (logical fallacy), keduanya merupakan hal yang berbeda. Logical fallacy hanyalah salah satu gejala dari bias kognitif.


Logical fallacy disebabkan oleh ketidakmampuan berpikir secara logis atau menyampaikan argumentasi yang logis, sedangkan bias kognitif disebabkan oleh pengaruh emosi, pengaruh motivasi, tekanan sosial, atau bahkan keterbatasan otak dalam memproses informasi.


Source: VisualCapitalist


Dengan memahami bias kognitif kita bisa mengetahui mengapa seseorang atau sekelompok masyarakat berperilaku tertentu, sehingga kita akhirnya bisa membuat keputusan yang lebih baik atau bisa membuat kondisi supaya terjadi suatu perilaku yang kita inginkan (behavioral nudge).


Berikut ini beberapa jenis bias kognitif yang biasanya kita temukan sehari-hari:


#1 - Kita lebih memperhatikan hal-hal yang sudah ada di memori kita atau yang sering terulang.


Availability heuristic

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan kemungkinan terjadinya hal-hal yang kita tahu (atau baca dari berita) dan meremehkan kemungkinan terjadinya hal-hal yang kita belum kita tahu (atau yang tidak pernah diberitakan).


Source: Verywell Mind


Attentional bias

Kecenderungan persepsi kita dipengaruhi oleh apa yang sering kita perhatikan. Contoh: Orang yang sering memikirkan baju apa yang mereka pakai akan lebih memberikan perhatian kepada baju apa yang dipakai oleh orang lain.


Illusory truth effect

Kecenderungan untuk lebih percaya hal yang familiar daripada yang tidak familiar terlepas apakah hal tersebut valid atau tidak.


Source: Dan Piraro


Cue-dependent forgetting

Kecenderungan untuk tidak bisa mengingat suatu hal tanpa adanya suatu petunjuk.


Mood-congruent memory bias

Daya ingat atas informasi menyesuaikan dengan suasana hati seseorang saat mengingatnya.


Source: John F. Kihlstrom


Frequency illusion / Baader-Meinhof phenomenon

Ilusi di mana sesuatu hal atau sebuah kata yang baru saja diperhatikan seolah-olah menjadi sering muncul setelahnya.


Source: Buzzfeed


Empathy gap

Kecenderungan untuk kesulitan memahami situasi mental orang lain yang berbeda situasi mental dengan kita saat ini. Contoh: seseorang yang tinggal di negara yang selalu damai akan kesulitan membayangkan perspektif dari seseorang yang tinggal di negara yang mengalami konflik atau perang.


Omission bias

Kecenderungan untuk menilai tindakan berbahaya sebagai hal yang lebih buruk atau kurang bermoral daripada kelalaian yang menimbulkan kerugian yang sama. Contoh: Kita cenderung menyalahkan seseorang yang mengalami kecelakaan saat menyetir dalam keadaan mabuk daripada menyalahkan temannya yang membiarkannya menyetir dalam keadaan mabuk, padahal kelalaian keduanya menimbulkan kerugian yang sama.


Base rate fallacy

Kecenderungan untuk terlalu fokus pada informasi yang spesifik dan mengabaikan informasi yang sifatnya lebih umum.


Source: The Decision Lab


#2 - Kita lebih mengingat hal-hal yang aneh, lucu, atau mencolok secara visual.


Bizareness effect

Hal-hal yang aneh biasanya lebih diingat daripada hal-hal yang umum.


Source: CramerSaatchi


Humor effect

Hal-hal yang lucu biasanya lebih diingat daripada hal-hal yang umum, karena kekhasan humor, kecepatan kognitif untuk memahami humor, atau gairah emosional yang disebabkan oleh humor tersebut.


Von Restorff effect / Isolation effect

Kecenderungan untuk lebih mudah mengingat hal-hal yang paling berbeda dibandingkan yang lain.


Source: UX Knowledge Base Sketch


Picture superiority effect

Kecenderungan untuk lebih mudah mengingat konsep yang dipelajari dengan cara melihat gambar daripada melihat kata-kata yang ditulis oleh orang lain.


Source: Dorotea Kovačević


Negativity bias

Kecenderungan untuk lebih mengingat pengalaman yang negatif daripada mengingat pengalaman yang positif.


Source: The Science Dog


#3 - Kita memperhatikan saat sesuatu sudah berubah.


Anchoring

Kecenderungan untuk bergantung pada secuil informasi saat mengambil keputusan. Seringnya secuil informasi tersebut adalah informasi pertama yang kita dapatkan tentang hal tersebut.


Source: Dilbert


Conservatism

Kecenderungan untuk mengubah hanya sedikit hal yang sudah diyakini sebelumnya saat ditemukan bukti-bukti baru.


Contrast effect

Peningkatan atau pengurangan terhadap suatu persepsi saat dibandingkan dengan hal-hal baru yang sifatnya berbeda jauh.


Source: John Philip Green


Distinction bias

Kecenderungan untuk melihat dua pilihan menjadi lebih berbeda saat mengevaluasinya secara bersamaan daripada saat mengevaluasinya secara terpisah.


Source: Nir & Far


Focusing effect

Kecenderungan untuk terlalu mementingkan salah satu aspek dari suatu kejadian.


Framing effect

Informasi yang sama bisa menghasilkan kesimpulan yang berbeda tergantung pada bagaimana informasi tersebut disajikan.


Source: The Decision Lab


Money illusion

Kecenderungan untuk lebih melihat nominal uangnya daripada nilai sebenarnya.


Source: Economics Help


Weber-Fechner law / Just noticeable difference

Kecenderungan untuk sulit membandingkan perbedaan-perbedaan kecil dalam jumlah yang besar. Contoh: Jika kita meminta seseorang untuk menutup mata dan menggenggam 100 gram pasir, lalu kita tambahkan 1 gram tiap menit, dia tidak akan merasakan perbedaannya sampai beratnya itu naik 50 gram.


#4 - Kita lebih tertarik pada hal-hal detail yang sesuai dengan apa yang kita yakini.


Confirmation bias

Kecenderungan untuk mencari, mengartikan, mengutamakan, atau mengingat informasi yang sesuai apa yang diyakini sebelumnya.


Source: Dilbert


Congruence bias

Kecenderungan untuk menguji suatu hipotesis secara eksklusif secara langsung, dan tidak menguji alternatif hipotesis lainnya. Contoh: Developer yang cenderung hanya membuat positive test case dan tidak memperhatikan negative test case.


Post-purchase rationalization

Kecenderungan untuk meyakinkan diri sendiri melalui berbagai argumen yang masuk akal untuk mendukung bahwa pembelian yang baru saja dilakukan sudah tepat.


Choice-supportive bias

Kecenderungan untuk membenarkan diri sendiri atas keputusan yang dipilih sehingga merasa keputusan tersebut sudah lebih tepat dibandingkan pada saat keputusan tersebut dibuat.


Selective perception

Kecenderungan untuk menangkap pesan yang disampaikan semaunya dan mengabaikan sudut pandang yang tidak sejalan dengan maunya.


Source: AP US Gov & Politics


Observer-expectancy effect / Experimenter's bias / Expectation bias / Observer effect

Kecenderungan untuk secara memanipulasi eksperimen, mengartikan data penelitian, atau mempublikasikan data penelitian yang sesuai dengan hasil yang diharapkan, dan tidak mempercayai data atau menghapus data yang tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.


Source: 9GAG


Source: Justin J. McShane


Ostrich effect

Kecenderungan untuk mengabaikan situasi buruk.


Source: CogBlog


Subjective validation / Personal validation effect

Kecenderungan untuk mempercayai bahwa hal suatu itu benar jika hal tersebut memiliki makna terhadap pribadinya.


Continued influence effect

Kecenderungan untuk terus mempercayai informasi yang salah meskipun informasi tersebut sudah diperbaiki. Contoh: Orang yang sudah percaya suatu hoaks akan sulit percaya fakta yang sebenarnya.


Semmelweis reflex

Kecenderungan untuk menolak bukti baru yang berlawanan dengan paradigma yang ada.


#5 - Kita lebih mudah memperhatikan kesalahan orang lain daripada kesalahan kita sendiri.


Bias blind spot

Kecenderungan untuk lebih mudah melihat bias kognitif pada orang lain daripada melihat bias kognitif pada dirinya sendiri.


Source: Stuff And Nonsense


Naive cynicism

Kecenderungan untuk secara naif menganggap orang lain lebih egosentris daripada dirinya sendiri.


Naive realism

Kecenderungan untuk menganggap dirinya sendiri yang bisa melihat kenyataan dengan benar tanpa bias dan orang-orang yang rasional pasti setuju dengan kita; yang tidak setuju biasanya dianggap bodoh, malas, bias, atau tidak rasional.


#6 - Kita cenderung mencari pola dan cerita tanpa melihat data.


Confabulation

Kesalahan ingatan di mana celah-celah ingatan terisi dengan karangan cerita atau informasi yang disalahartikan, sehingga menyebabkan kebingungan untuk membedakan mana imajinasi dan mana ingatan yang sesuai fakta.


Source: Society for Neuroscience


Clustering illusion

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan kejadian yang berulang atau suatu klaster yang sedikit di dalam sampel data acak yang besar.


Insensitivity to sample size

Kecenderungan untuk meremehkan adanya variasi pada sampel data yang kecil. Contoh: Mempercayai hasil survei dari 5 orang sampel yang diambil dari 10.000 orang populasi.


Neglect of probability

Kecenderungan untuk mengabaikan kemungkinan-kemungkinan yang ada saat mengambil keputusan di situasi yang penuh ketidakpastian.


Anecdotal fallacy

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang baru saja dialami oleh seorang individu, yang tergerakkan emosi, dan biasanya bukan disampaikan oleh ahlinya.


Illusion of validity

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan akurasi penilaian kita pada saat informasi yang ada terlihat konsisten atau saling terkait.


Source: Kris Straub


Recency illusion

Ilusi yang membuat seseorang menganggap suatu hal itu adalah hal yang benar-benar baru, padahal bisa jadi hal tersebut adalah barang lama yang baru ia dengar saat ini.


Source: GYC Financial Advisory


Gambler's fallacy

Kecenderungan untuk berpikir bahwa kemungkinan di masa depan dapat diubah oleh kejadian di masa lalu padahal tidak. Contohnya, setelah melempar koin empat kali berturut-turut selalu dapat angka, maka pada lemparan kelima kemungkinan dapat garuda dikira lebih tinggi dari angka, padahal tidak, sama saja 50:50.


Hot-hand fallacy

Kecenderungan untuk mempercayai bahwa seseorang yang pernah sukses pada suatu kejadian yang acak memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk sukses pada usaha yang berikutnya.


Illusory correlation

Kecenderungan menganggap dua kejadian itu memiliki hubungan, padahal sebenarnya tidak saling terkait.


Source: xkcd


Pareidolia

Kecenderungan untuk melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya acak menjadi seolah-olah berarti. Contohnya, melihat binatang atau wajah seseorang di awan, mendengarkan pesan tersembunyi pada rekaman audio yang diputar balik.


Source: KlikDokter


Anthropomorphism

Kecenderungan untuk mencirikan binatang, obyek, atau konsep abstrak dengan sifat-sifat atau yang dimiliki manusia.


#7 - Kita cenderung menilai karakter dari stereotipe, generalisasi, dan pengalaman sebelumnya.


Group attribution error

Kecenderungan untuk menganggap karakteristik satu orang mencerminkan karakteristik kelompok orang tersebut, atau menganggap bahwa keputusan dari suatu kelompok orang mencerminkan preferensi dari setiap orang di dalam kelompok tersebut, meskipun pada kenyataannya tidak seperti itu.


Ultimate attribution error

Kecenderungan untuk menganggap karakteristik satu orang mencerminkan karakteristik kelompok orang tersebut.


Stereotyping

Menilai sekelompok orang memiliki karakteristik tertentu tanpa memiliki informasi yang benar terhadap sekelompok orang tersebut.


Essentialism

Kecenderungan untuk menilai orang-orang dari suatu kelompok memiliki hal-hal esensial / fundamental yang sama.


Functional fixedness

Kecenderungan untuk membatasi penggunaan suatu hal hanya dengan cara yang biasanya dilakukan secara tradisional.


Moral credential effect

Kecenderungan untuk menilai bahwa hal-hal yang memiliki rekam jejak yang baik di masa lalu akan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk melakukan hal-hal yang kurang baik di masa depan.


Just-world hypothesis

Kecenderungan untuk mempercayai bahwa dunia ini adil, sehingga merasionalisasi ketidakadilan yang dialami korban sebagai sesuatu yang sebenarnya pantas didapatkan.


Authority bias

Kecenderungan untuk menilai pendapat orang yang memiliki otoritas itu lebih akurat daripada orang yang tidak memiliki otoritas, meskipun pendapat itu tidak sesuai dengan keahliannya.


Automation bias

Kecenderungan untuk bergantung pada sistem otomatis secara berlebih sehingga keputusan yang sudah benar diganti dengan kesalahan akibat informasi yang sifatnya otomatis.


Bandwagon effect

Kemungkinan untuk mempercayai atau melakukan sesuatu karena banyak orang yang mempercayai atau melakukan hal yang sama.


Source: CogBlog


Placebo effect

Kecenderungan untuk mempercayai bahwa suatu penanganan medis (yang sebenarnya tidak ada khasiatnya) memiliki hasil yang positif.


Source: SITNBoston


#8 - Kita cenderung membayangkan hal-hal yang familiar bagi kita itu lebih baik dari kenyataannya.


Out-group homogeneity bias

Kecenderungan melihat kelompoknya memiliki anggota yang lebih beragam (diverse) dibandingkan dengan kelompok lain.


Cross-race effect

Kecenderungan seseorang dari suatu ras merasa kesulitan dalam mengidentifikasi seseorang dari ras yang berbeda dengan dirinya.


Source: Vision Research


In-group bias

Kecenderungan untuk memperlakukan orang lain seperti anggota kelompoknya sendiri.


Halo effect

Kecenderungan untuk menilai sifat positif atau negatif seseorang berdasarkan salah satu area kepribadian yang tidak ada keterkaitannya.


Source: Verywell Mind


Cheerleader effect

Kecenderungan untuk terlihat lebih menarik jika berada di dalam suatu kelompok daripada seorang diri.


Source: The Conversation


Positivity effect

Kecenderungan orang dewasa lebih mengutamakan informasi positif daripada informasi negatif di ingatannya.


Not invented here

Kecenderungan untuk tidak mau menggunakan sesuatu yang dibuat oleh orang lain.


Source: TED Ideas


Reactive devaluation

Kecenderungan untuk menolak suatu ide karena mengira ide tersebut berasal dari pihak lawan.


Source: Wakely Mediation


Well-traveled road effect

Kecenderungan untuk meremehkan waktu yang diperlukan untuk menempuh rute yang sudah familiar dan melebih-lebihkan waktu yang diperlukan untuk menempuh rute yang tidak familiar.


#9 - Kita cenderung menyederhanakan angka dan statistik supaya lebih mudah dipikirkan.


Mental accounting

Kecenderungan untuk memperlakukan uang secara berbeda, meskipun jumlah nominal yang sama, karena uang tersebut berasal dari sumber yang berbeda atau termasuk di kategori akun yang berbeda.


Source: Frontiers


Normalcy bias

Kecenderungan untuk tidak melakukan mitigasi terhadap bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Source: Know Your Meme


Murphy's Law

Kecenderungan untuk menganggap suatu hal yang mungkin terjadi itu pasti terjadi.


Source: Creative Market


Zero-sum bias

Kecenderungan untuk menganggap sebuah situasi sebagai zero-sum game, di mana pasti ada orang yang diuntungkan dengan cara merugikan orang lain.


Survivorship bias

Kecenderungan untuk fokus pada orang-orang yang sukses melewati suatu proses dan secara tidak sengaja mengabaikan yang tidak sukses.


Source: xkcd


Subadditivity effect

Kecenderungan untuk meremehkan kemungkinan terjadinya suatu hal besar daripada kemungkinan terjadinya hal-hal kecil yang merupakan bagian dari hal besar tersebut.


Denomination effect

Kecenderungan untuk menghabiskan lebih banyak uang dalam pecahan yang kecil daripada dalam pecahan yang besar.


Source: Frontiers


Miller's law / Magic number 7 ± 2

Rata-rata jumlah yang bisa diingat oleh seseorang dalam ingatan jangka pendeknya adalah 7 ± 2.


Source: Prototypr


#10 - Kita cenderung sok tahu tentang apa yang orang lain pikirkan.


Illusion of transparency

Kecenderungan untuk berpikir bahwa orang lain bisa dengan mudah memahami apa yang kita pikirkan dan kita rasakan, padahal sebenarnya tidak.


Source: Effectiviology


Curse of knowledge

Kesulitan yang dialami orang-orang yang lebih ahli untuk memikirkan permasalahan dalam perspektif orang-orang awam.


Source: Dilbert


Spotlight effect

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan penilaian orang lain terhadap penampilan atau perilaku kita sendiri.


Source: Sketchplanations


Extrinsic incentive error

Kecenderungan untuk memandang orang lain memiliki motivasi ekstrinsik, sedangkan dirinya sendiri memiliki motivasi intrinsik.


Source: Verywell Mind


Illusion of external agency

Kecenderungan untuk mempercayai bahwa hal-hal baik terjadi pada seseorang dikarenakan pengaruh eksternal, bukan usaha orang tersebut.


Illusion of asymmetric insight

Kecenderungan untuk merasa lebih tahu tentang orang lain daripada orang lain tahu tentang dirinya.


Source: CogBlog


#11 - Kita cenderung memproyeksikan mindset dan asumsi kita ke masa lalu dan masa depan.


Self-consistency bias

Salah mengingat sikap dan perilaku masa lalu sebagaimana mencerminkan sikap dan perilaku saat ini.


Restraint bias

Kecenderungan melebih-lebihkan kemampuan untuk tahan dalam menghadapi godaan.


Projection bias

Kecenderungan melebih-lebihkan preferensi, pemikiran, dan nilai masa depan seperti masa kini, sehingga mengakibatkan pemilihan keputusan saat ini yang tidak optimal. Contoh: Ketika musim panas, penjualan mobil convertible di Amerika meningkat drastis dibandingkan penjualannya di musim yang lain.


Source: Andaman Inspirations


Pro-innovation bias

Kecenderungan untuk bersikap optimistis secara berlebihan terhadap manfaat inovasi bagi masyarakat tanpa memperhatikan batasan dan kelemahan inovasi tersebut.


Source: Marketoonist


Time-saving bias

Kecenderungan untuk meremehkan waktu yang bisa dihemat (atau yang hilang) saat meningkatkan (atau menurunkan) dari kecepatan rendah, dan melebih-lebihkan waktu yang bisa dihemat (atau yang hilang) saat meningkatkan (atau menurunkan) dari kecepatan tinggi.


Source: Eyal Peer


Planning fallacy

Kecenderungan untuk meremehkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan.


Source: Plan.io


Impact bias

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan lama atau intensitas suatu perasaaan di masa depan.


Source: Safal Niveshak


Declinism

Kecenderungan untuk melihat masa lalu lebih indah sedangkan masa depan lebih buruk.


Moral luck

Kecenderungan untuk menilai baik atau buruknya moral suatu tindakan berdasarkan hasil akhir tindakan tersebut.


Outcome bias

Kecenderungan untuk menilai suatu keputusan berdasarkan hasil akhir yang terjadi, bukan berdasarkan kualitas keputusan pada saat keputusan tersebut dibuat.


Source: IDF


Hindsight bias

Kecenderungan untuk menganggap suatu kejadian itu sudah bisa diprediksi sebelumnya karena pernah terjadi di masa lalu.


Source: Psychologenie


Rosy retrospection

Kecenderungan untuk menganggap masa lalu itu lebih baik daripada kenyataannya.


Telescoping effect

Kecenderungan untuk meletakkan peristiwa terkini ke masa yang lebih lampau dan peristiwa lampau ke masa yang lebih baru.


#12 - Untuk melakukan suatu tindakan, kita perlu yakin kita akan menghasilkan dampak dan merasa bahwa apa yang kita lakukan itu penting.


Peltzman effect

Kecenderungan untuk mengambil risiko yang lebih besar saat persepsi terhadap keamanan meningkat. Contoh: Ketika fitur keamanan mobil sangat baik, maka pengemudi cenderung lebih berani untuk mempercepat laju kendaraan.


Risk compensation

Kecenderungan untuk mengubah perilaku setelah lebih memahami suatu risiko, bisa jadi lebih hati-hati jika merasa risikonya lebih tinggi, atau sebaliknya. Contoh: Karena tahu risiko tertular COVID-19 di luar rumah, maka masyarakat memilih untuk bekerja dari rumah.


Effort justification

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan nilai dari suatu hasil kerja yang kita sudah berusaha keras untuk mencapainya.


Trait ascription bias

Kecenderungan untuk menilai dirinya sendiri sulit ditebak baik dalam hal kepribadian, perilaku maupun perasaaan, sementara menilai orang lain sebagai pihak yang mudah ditebak.


Source: Cartoon Stock


Defensive attribution

Kecenderungan untuk menghindarkan diri dari keterkaitan terhadap suatu kejadian baik sebagai korban atau pelaku, dengan cara menyalahkan pihak lain yang memiliki atribut berbeda. Contoh: Seorang wanita (yang biasanya menggunakan pakaian tertutup) menyalahkan wanita korban perkosaan yang menggunakan pakaian seksi. Seorang pengendara mobil menyalahkan korban yang tertabrak mobil orang lain.


Fundamental attribution error

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan pengaruh kepribadian terhadap perilaku orang lain dan meremehkan pengaruh situasi terhadap perilaku yang sama.


Source: TechTrello


Illusory superiority

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan kualitas orang lain yang kita harapkan dan meremehkan kaulitas orang lain yang tidak kita harapkan.


Source: Tom Gauld


Illusion of control

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan pengaruh suatu hal terhadap kejadian lain.


Source: Calvin and Hobbes

Actor-observer bias

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan pengaruh kepribadiannya dan meremehkan pengaruh situasinya, atau sebaliknya.


Barnum effect / Forer effect

Kecenderungan seseorang akan menganggap penilaian yang sangat akurat terhadap deskripsi kepribadian yang dirancang khusus untuk mereka tetapi cukup umum untuk berlaku bagi lebih banyak orang, seperti astrologi, ramalan nasib, analisis tulisan tangan (grafologi), dan berbagai tes kepribadian.


Source: Productive Club


Optimism bias

Kecenderungan untuk bersikap terlalu optimistis atau melebih-lebihkan kemungkinan terwujudnya hasil yang diharapkan.


Source: The Decision Lab


Egocentric bias

Kecenderungan untuk melakukan klaim bahwa seseorang lebih berkontribusi terhadap hasil kerja kelompok daripada yang sebenarnya, atau mengingat masa lalunya lebih baik daripada yang sebenarnya.


Dunning-Kruger effect

Kecenderungan orang yang tidak ahli untuk melebih-lebihkan kemampuan dirinya sendiri, dan kecenderungan orang yang ahli untuk meremehkan kemampuan dirinya sendiri.


Source: TrainingPeaks


Impostor Syndrome

Kecenderungan orang yang sukses tidak bisa menginternalisasi kesuksesannya dan takut dianggap sebagai fraud karena merasa semua pencapaiannya dikarenakan faktor keberuntungan, timing, dan kepercayaan diri untuk terlihat lebih kompeten.


Source: xkcd


Lake Wobegon effect

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan pencapaian dan kemampuan seseorang dibandingkan dengan orang lainnya.


Source: Sketchplanations


Hard-easy effect

Kecenderungan untuk menilai sesuatu terlalu konservatif karena tingkat kesulitan pekerjaan yang dilakukan.


False consensus effect

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan asumsi bahwa orang lain setuju dengan dirinya.


Third-person effect

Kecenderungan untuk mempercayai bahwa pesan yang disampaikan media massa memilik dampak yang lebih besar terhadap orang lain daripada terhadap dirinya sendiri.


Social desirability bias

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan karakteristik atau perilaku kita yang sesuai dengan harapan masyarakat dan meremehkan karakteristik atau perilaku orang lain.


Overconfidence effect

Kecenderungan untuk percaya diri yang berlebihan.


#13 - Untuk bisa fokus, kita cenderung lebih mementingkan hal-hal yang jelas terlihat di depan kita.


Identifiable victim effect

Kecenderungan untuk memberikan respon berlebihan kepada satu orang yang berisiko (karena kita mengenalnya) daripada kepada sekelompok orang lain yang berisiko yang sama.


Appeal to novelty

Kecenderungan untuk menganggap suatu ide itu benar atau lebih unggul hanya karena ide tersebut adalah hal yang baru atau modern.


Source: Fandom


Hyperbolic discounting

Kecenderungan untuk lebih mementingkan hal-hal yang memberikan hasil segera (di masa sekarang) daripada hasil di masa depan.


Source: FQMom


#14 - Kita cenderung mengutamakan hal-hal yang kita sudah terlanjur mencurahkan waktu dan energi.


Backfire effect

Kecenderungan untuk menyangkal bukti yang ada dengan cara memperkuat apa yang diyakini sebelumnya.


Source: xkcd


Endowment effect

Kecenderungan untuk melebih-lebihkan nilai dari barang yang kita miliki.


Source: Kent Hendricks


Processing difficulty effect

Kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal yang sebelumnya membutuhkan waktu lebih lama untuk dibaca dan dimengerti.


Pseudocertainty effect

Kecenderungan untuk menghindari risiko saat mengharapkan hasil yang positif, tetapi berani mengambil risiko untuk menghindari hasil yang negatif.


Disposition effect

Kecenderungan untuk menjual aset yang nilainya terus naik dan menahan aset yang nilainya terus turun.


Zero-risk bias

Kecenderungan untuk menghilangkan risiko kecil daripada mengurangi risiko besar menjadi kecil.


Unit bias

Kecenderungan untuk menganggap jumlah konsumsi standar itu tepat untuk semua orang terlepas apakah itu terlalu banyak untuk seseorang.


Source: iNudgeyou


IKEA effect

Kecenderungan untuk memberikan nilai yang lebih tinggi pada hal-hal yang kita buat sendiri terlepas dari kualitas hasil akhirnya.


Source: Sketchplanations


Loss aversion

Kecenderungan untuk lebih memilih untuk menghindari kerugian daripada mendapatkan keuntungan.


Source: Kent Hendricks


Generation effect

Kecenderungan untuk mengingat hal-hal atau pernyataan yang ia ciptakan sendiri lebih baik daripada hal-hal atau pernyataan yang diciptakan orang lain.


Source: Ness Labs


Escalation of commitment

Kecenderungan untuk meneruskan suatu perilaku meskipun mendapatkan hal negatif secara terus-menerus karena sudah komitmen perilaku tersebut sebelumnya.


Irrational escalation / Sunk cost fallacy

Kecenderungan untuk terus meningkatkan suatu kegiatan berdasarkan akumulasi kegiatan tersebut, meskipun ada bukti bahwa kegiatan tersebut tidak memberikan hasil yang diinginkan. Contohnya: terus meningkatkan investasi karena sudah terlanjur berinvestasi, meskipun hasilnya tidak seperti yang diharapkan.


Source: Forever Jobless


#15 - Untuk menghindari kesalahan, kita cenderung mempertahankan otonomi dan status kelompok, serta menghindari keputusan yang tidak bisa diperbaiki.


Status quo bias

Kecenderungan untuk menyukai hal-hal yang tetap sama, tidak ada perubahan.


Social comparison bias

Kecenderungan untuk memilih kandidat yang tidak berkompetisi dengan kelebihan kita.


Decoy effect

Kecenderungan untuk memilih B saat dihadapkan dengan pilihan A, B C, di mana A sedikit lebih baik dari C, sedangkan B jauh lebih baik dari C.


Source: Nudge Unit Greece


Reactance

Kecenderungan untuk melakukan hal-hal yang berlawanan dengan apa yang orang lain ingin kita lakukan sebagai wujud perlawanan atas pembatasan kebebasan yang kita miliki.


Source: Coglode


System justification

Kecenderungan untuk mempertahankan status quo dalam konteks sosial, ekonomi, dan politik.


#16 - Kita cenderung lebih mementingkan pilihan yang sederhana dan informasi yang lengkap daripada pilihan yang kompleks.


Less-is-better effect

Kecenderungan untuk memilih yang lebih sedikit daripada yang lebih banyak, jika kita menilainya secara terpisah. Contoh: Dilakukan riset untuk menilai seberapa konsumen rela membayar es krim di cup 1 dan cup 2 secara terpisah, ternyata cup 2 mendapatkan nilai yang lebih tinggi meskipun isinya lebih sedikit (karena faktor kelihatannya meluber / isinya lebih banyak daripada volume cup nya).


Source: Tomas Vemola


Occam's razor

Kecenderungan untuk mempercayai hal-hal yang membutuhkan penjelasan paling sederhana, meskipun hal tersebut belum tentu benar.


Source: Nikhil Samuel


Conjunction fallacy

Kecenderungan untuk berasumsi bahwa situasi yang lebih spesifik itu lebih mungkin terjadi daripada situasi yang lebih umum, meskipun hal tersebut belum tentu benar.


Source: Study.com

Delmore effect

Kecenderungan untuk memberikan tujuan yang lebih jelas dan eksplisit terhadap hal-hal yang prioritasnya rendah dalam hidup kita.


Source: Tales from the Lab


Law of Triviality / Bike-shedding effect

Kecenderungan untuk mengalokasikan waktu yang berlebihan terhadap hal-hal yang kurang penting sehingga hal-hal yang penting jadi tidak terpikirkan.


Source: Brainhub


Rhyme as reason effect

Kecenderungan untuk menganggap kalimat yang mengandung rima sebagai suatu kebeneran.


Belief bias

Kecenderungan bahwa kualitas nalar atau berpikir secara logis dipengaruhi oleh seberapa yakin dengan kesimpulannya.


Information bias

Kecenderungan untuk mencari lebih banyak informasi meskipun tidak bisa mempengaruhi tindakan apa-apa.


Ambiguity bias

Kecenderungan untuk menghindari pilihan yang kita tidak tahu apakah hasilnya sesuai yang kita inginkan atau tidak.


Source: Xiaoman Ji


#17 - Kita cenderung mengubah beberapa memori setelah mengetahui faktanya.


Spacing effect

Kecenderungan untuk lebih mudah mengingat suatu hal jika informasi tersebut diulang dalam jangka waktu yang lebih lama daripada jika diulang dalam jangka waktu yang singkat.


Source: Farnam Street


Suggestibility

Kesalahan atribusi di mana ide yang disarankan oleh pihak penanya disalahartikan sebagai suatu ingatan.


False memory

Suatu bentuk kesalahan atribusi di mana imajinasi disalahartikan sebagai ingatan.


Source: Dilbert


Cryptomnesia

Suatu bentuk kesalahan atribusi di mana ingatan disalahartikan sebagai imajinasi, karena tidak ada pengalaman subjektif yang menjadi ingatan.


Source: Alaska Robotics


Source confusion

Kebingungan dalam ingatan yang mencampuradukkan dengan informasi lainnya sehingga menciptakan ingatan yang terdistorsi.


Source: Dilbert


Misattribution of memory

Kesalahan identifikasi sumber dari suatu ingatan.


Source: Dilbert


#18 - Kita cenderung melupakan hal-hal spesifik untuk membentuk sikap generalisasi.


Fading affect bias

Kecenderungan untuk lebih cepat melupakan ingatan yang tidak menyenangkan daripada emosi yang terkait kejadian yang menyenangkan.


Source: Sketchplanations


Prejudice

Kecenderungan untuk membuat penilaian sebelum memahami fakta-fakta yang relevan hanya dengan melihat jenis kelamin, pandangan politik, kelas sosial, usia, agama, ras, kewarganegaraan, atau karakteristik pribadi lainnya.


Stereotypical bias

Ingatan yang terdistorsi akibat dari stereotipe seperti ras atau jenis kelamin.


#19 - Kita cenderung mengurangi kegiatan dan daftar sehingga menjadi elemen-elemen pentingnya saja.


Suffix effect

Kecenderungan untuk melupakan suatu hal yang baru saja kita pelajari karena ada hal baru yang kita pelajari setelah itu.


Serial position effect

Kecenderungan untuk lebih mudah mengingat kata-kata yang ada di awal dan di akhir dari suatu daftar daripada yang ada di tengah-tengahnya.


Source: Mark Rzepczynski


Part-list cueing effect

Kecenderungan untuk lebih sulit mengingat hal-hal dari suatu daftar ketika kita diberikan petunjuk berupa sebagian hal tersebut, daripada tidak diberikan petunjuk sama sekali.


Recency effect

Kecenderungan untuk lebih mengingat informasi yang baru saja disuguhkan daripada yang sebelumnya.


Primary effect

Kecenderungan untuk lebih mengingat informasi yang pertama kali disuguhkan daripada yang setelahnya.


Memory inhibition

Kemampuan untuk tidak mengingat informasi yang tidak relevan.


Modality effect

Hal terakhir dari suatu daftar itu lebih tinggi kemungkinannya kita ingat jika disampaikan secara lisan daripada secara tulisan.


Source: HOW2


Duration neglect

Mengabaikan durasi suatu hal dalam menentukan nilainya.


List-length effect

Semakin panjang suatu daftar, semakin banyak juga hal-hal dari daftar tersebut yang bisa kita ingat, meskipun secara persentase semakin menurun.


Misinformation effect

Ingatan menjadi kurang akurat karena adanya gangguan informasi setelah suatu kejadian.


Leveling and sharpening

Distorsi ingatan yang disebabkan oleh hilangnya detail dalam ingatan seiring waktu, sering kali bersamaan dengan penajaman atau ingatan selektif dari detail tertentu, dan melupakan detail ingatan yang lain.


Peak-end rule

Kecenderungan untuk mengingat suatu pengalaman itu hanya berdasarkan bagaimana puncaknya (baik itu menyenangkan atau tidak menyenangkan) dan bagaimana berakhirnya.


Source: Dave Rotschild


#20 - Kita menyimpan memori secara berbeda tergantung pada bagaimana pengalaman kita pada saat itu.


Tip of the tongue effect

Kecenderungan untuk bisa mengingat sebagian hal dari suatu topik tapi kesulitan untuk mengingat keseluruhan hal dari topik tersebut.


Source: Brad Carey


Google effect

Kecenderungan untuk melupakan informasi yang bisa didapatkan dengan mudah secara online.


Next-in-line effect

Orang yang bergiliran berbicara dalam suatu kelompok cenderung memiliki daya ingat yang berkurang untuk kata-kata yang disampaikan orang lain sebelum mereka.


Testing effect

Kecenderungan untuk lebih mudah mengingat informasi yang kita baca dengan cara menulis ulang daripada membaca ulang.


Absent-mindedness

Perilaku seseorang yang sering lupa karena tingkat perhatian yang rendah, terlalu fokus pada satu hal yang lain, atau adanya gangguan yang mengalihkan perhatian.


Levels of processing effect

Berbagai metode untuk menyimpan informasi ke dalam ingatan memiliki tingkat efektivitas yang berbeda.


***


P.S. Jika tertarik lebih lanjut tentang bias kognitif atau psikologi kognitif, khususnya tentang behavioural economics (salah satu topik favorit saya di luar IT), ada beberapa professor yang – menurut saya – wajib kita baca karyanya, yaitu: Daniel Kahneman, Richard Thaler, Dan Ariely. Kalau ada yang punya interest yang sama, let's chat :)


1 comment :

Anonymous said...

Hai kak, saya tertarik untuk berdiskusi lebih lanjut terkai cognitive bias, is there any social media platform to contact you? Thanks in advance.