Perpanjangan SIM

Akhir pekan kemarin ketika saya pulang ke Cimahi, saya menyempatkan diri untuk memperpanjang SIM C saya yang bulan depan akan habis masa berlakunya. Untuk keperluan ini, saya mengurus semuanya sendiri, ditemani ibu saya, tanpa menggunakan bantuan calo / biro jasa.


Dan ternyata, mengurus perpanjangan SIM sendiri secara legal itu tidak susah lho, asalkan kita rajin-rajin bertanya dengan orang-orang di sana. Total biaya yang saya keluarkan untuk perpanjangan SIM tersebut adalah Rp. 80.000 (sepertinya berlaku untuk semua jenis SIM), dan semua urusan beres dalam waktu kira-kira 1,5 jam (ini pada hari Sabtu, mungkin lebih cepat lagi kalau di hari kerja dan datang lebih pagi lagi).


Adapun prosedur perpanjangan SIM yang saya lakukan di Samsat (Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap) Cimahi sebagai berikut: (hal ini mungkin berlaku sama untuk semua kantor Samsat)

  1. Siapkan 2 buah fotokopi KTP dan SIM, serta bawalah bolpoin
    Kalau Anda tidak sempat memfotokopi keduanya, biasanya di kantor Samsat ada jasa fotokopi. Tenang saja, tarifnya normal kok :-). Lalu, sebaiknya Anda membawa bolpoin. Kalau lupa, ya Anda bisa membantu penjual bolpoin di sana untuk melariskan dagangannya :). Oya, KTP dan SIM asli jangan lupa dibawa.

  2. Datang pagi-pagi ke kantor Samsat
    Semakin pagi tentunya semakin sepi antrian orang-orang yang akan mengurus-urus sesuatu di kantor polisi. Ada baiknya tidak lebih pagi dari jam 8 :). Dan kalau Anda datang di hari Sabtu, pastikan Anda tidak datang setelah jam 10, karena biasanya loket Pelayanan SIM hanya buka setengah hari pada hari itu.

  3. Rajin-rajin bertanya
    Di Kantor Samsat Cimahi, papan petunjuk prosedur perpanjangan SIM tidak dapat ditemukan dengan mudah, tidak seperti papan petunjuk pembuatan paspor di kantor Imigrasi Bandung, yang jelas-jelas dipajang di depan gedung sebelum pintu masuk utama. Karena itu, jangan sungkan untuk bertanya ke petugas (saya pilih yang tampangnya ramah, hehe.. :). Pertanyaan yang umum diajukan yakni bagaimana cara memperpanjang SIM, saya harus ke mana dulu, setelah itu kemana, dan tempatnya di mana.

  4. Pencatatan sidik jari
    Ternyata, prosedur pertama mengurus perpanjangan SIM di Samsat Cimahi adalah melakukan pencatatan sidik jari. Kita bisa membeli form sidik jari seharga Rp. 5000 di loket pelayanan sidik jari. Di situ ada beberapa kolom data diri yang harus diisi, lalu kita harus mencapkan sidik semua jari tangan kita. Tentunya, Anda tidak usah repot-repot menyertakan cap jari kaki :).

  5. Cek kesehatan
    Setelah cap sidik jari, prosedur berikutnya adalah melakukan cek kesehatan. Pada cek kesehatan ini, hal-hal yang diperiksa hanyalah tinggi badan, tekanan darah, dan tes buta warna. Di klinik ini sebenarnya ada poster alat test mata juga, tapi sepertinya itu cuma pajangan (mungkin karena melihat saya tidak memakai kacamata ya, jadi dianggapnya bermata normal). Biaya untuk cek kesehatan ini adalah Rp. 15.000.

  6. Pendaftaran perpanjangan SIM
    Setelah cek kesehatan, kita beranjak ke kantor Pelayanan SIM. Kebetulan kalau di Samsat Cimahi, tempat pengambilan sidik jari, cek kesehatan, dan kantor pelayanan SIM ini gedung berbeda-beda. Jadi, harus jalan-jalan sebentar. Di dalam kantor pelayanan SIM, biasanya ada banyak loket, carilah loket pendaftaran perpanjangan SIM. Di situ, kita serahkan hasil cek medis, lembar kedua form sidik jari, serta fotokopi KTP dan SIM. Nanti kita akan diberikan sebuah map berisi form perpanjangan SIM dan diminta untuk melakukan pembayaran.

  7. Pembayaran
    Pembayaran administrasi perpanjangan SIM ini dilakukan di Bank BRI yang kebetulan ada di dalam kantor itu juga. Biaya perpanjangan SIM adalah Rp. 60.000 (untuk semua jenis SIM). Sedangkan, biaya membuat SIM baru adalah Rp. 75.000.

  8. Entri data ke komputer
    Setelah melakukan pembayaran dan mengisi form perpanjangan SIM, bawalah map beserta segala isinya tersebut ke loket yang lain, yang mengurusi entri data ke komputer. Untuk mencari loket ini harus bertanya-tanya ke orang yang ada di situ karena biasanya ruangan di dalam kantor itu dipenuhi orang-orang yang sedang mengurus SIM juga.

  9. Pengambilan foto dan sidik jari (lagi?)
    Selesai data kita dientri ke sistem basis data kepolisian, saatnya kita masuk ruang foto untuk difoto dan diambil sidik jari. Foto dan sidik jari ini digunakan untuk dicetak pada kartu SIM kita. Menurut saya, pengambilan sidik jari ini sebenarnya redundant karena toh sebelumnya sudah cap sidik jari (secara manual). Oya, sebelum difoto kita akan diminta mengisi pesan-kesan tentang pelayanan mengurus SIM yang baru saja kita lakukan.

  10. SIM baru pun jadi
    Tidak perlu menunggu waktu lama, kartu SIM kita yang baru pun selesai dicetak. Selamat memandangi wajah ganteng/cantik Anda yang lagi nyengir saat difoto :D.


Saya cukup puas dengan pelayanan perpanjangan SIM kemarin. Saran saya buat petugas, tingkatkan profesionalitas sehingga benar-benar bebas dari praktik kecurangan (kalau masih ada). Untuk SOP administrasi SIM ini sebenarnya bisa lebih ditingkatkan lagi, misalnya: penggunaan komputer untuk scan semua sidik jari sehingga mempercepat antrian dan mengurangi adanya pengulangan prosedur, pengadaan papan informasi pembuatan/perpanjangan SIM yang mudah dilihat warga, dll. Semoga pelayanannya semakin hari semakin baik :).


Penutup, ada tulisan yang menarik yang saya baca di salah satu tembok di Samsat Cimahi kemarin, kalau tidak salah, tulisannya seperti ini: "Kejahatan akan tumbuh jika orang-orang baik tidak bertindak."


My Work Desk

Meja kerja pertama di kantor:


Meja kerja setelah pindahan 18 Juni 2009:

Review Singkat Ubuntu 9.04

Bulan lalu, Ubuntu kembali merilis sistem operasi versi terbarunya yakni Ubuntu 9.04, yang diberi codename Jaunty Jackalope (JJ). Sebagai pengguna Ubuntu yang up-to-date, saya telah menunggu-nunggu rilis ini berharap ada kejutan yang menarik dari versi Ubuntu terbaru ini. Akhirnya setelah dirilis juga pada tanggal 23 April, saya segera mendownload file iso-nya dari releases.ubuntu.com untuk sekedar dikoleksi. Lalu, beberapa hari kemudian saya lakukan upgrade via jaringan untuk mengubah Ubuntu 8.10 (Intrepid Ibex) saya ke Jaunty Jackalope.


Upgrade via jaringan ini sangat mudah, yang dibutuhkan hanyalah koneksi internet yang reliable dan kesabaran ^ ^. Caranya adalah sebagai berikut:
$ sudo gedit /etc/apt/sources.list
tekan ctrl+H, ubah "intrepid" menjadi "jaunty", lalu simpan
$ sudo apt-get update
$ sudo apt-get dist-upgrade
Oya, repository yang saya gunakan adalah repository kambing. Waktu yang diperlukan untuk mengupgrade melalui repository tersebut sekitar 12 jam dengan menggunakan koneksi Telkomnet Hotspot (3 jam pertama), lalu disambung IM2 Broom Unlimited. Jadi, harap maklum kalau lama :P.

Beberapa hal baru dari Ubuntu 9.04 yang menarik buat saya antara lain:
  • Waktu booting lebih cepat
    Banyak pengguna lain yang mengklaim waktu booting kurang dari 20 detik, bahkan ada yang kurang dari 10 detik (setelah fresh install). Sedangkan waktu booting saya masih sekitar 45 detik (dari grub sampai ke login screen), tambah 15 detik lagi dari login sampai desktop siap kerja (sampai cpu usage-nya stabil). Mungkin ini karena sudah banyak sekali aplikasi dan service yang terinstall di laptop saya ;D.
  • Tampilan baru
    • Desktop theme baru
      Ada 3 theme baru yang disertakan di JJ, yakni Dust, Dust Sand, dan New Wave. Theme favorit saya adalah Dust, lumayan lah untuk sejenak menggantikan theme Mac4Lin saya yang sudah lama menghiasi layar desktop.
    • Notifikasi baru
      Semua notifikasi tergabung menjadi satu di kanan atas, dari mulai volume, batere, sampai notifikasi pidgin. Menarik sih.. tapi sayangnya, kita tidak bisa mengaturnya, misalnya tidak memasukkan pidgin ke notifikasi itu, soalnya sudah ada guification dari pidgin yang menurut saya lebih bagus.
    • Usplash baru
      Progress baru pada usplash baru ini dibuat lebih tipis, selain ukuran tulisan "Ubuntu" jadi lebih kecil. Saya rasa ini menambah kesan bahwa waktu booting lebih cepat.
    • Login Screen baru
      Tapi, masih banyak di GNOME Look yang lebih bagus.
  • Lain-lain:
    • Menggunakan kernel Linux 2.6.28, yang mana sudah mendukung jenis partisi Ext4
    • Memasukkan OpenOffice.org 3 (*basbang*)
    • Software baru: Computer Janitor
      Meskipun hanya ada tombol "Cleanup", bukan berarti ini adalah software optimizer seperti yang sering ada di WinXP. "Cleanup" ini akan meng-uninstall program-program yang dianggapnya tidak lagi diperlukan. Karena tidak baca dengan teliti, saya sempat tertipu dan kehilangan beberapa program yang sudah terinstall. = ='
Itu adalah beberapa fitur baru yang ada di Ubuntu 9.04. Tidak ada perubahan yang terlalu drastis dibandingkan dengan versi sebelumnya. Mungkin karena waktu rilisnya yang dipaksakan setiap 6 bulan, membuat Ubuntu kurang maksimal dalam setiap versi barunya.

Nah, software versi baru berarti... ada permasalahan baru.. >.< Berikut ini adalah beberapa permasalahan yang saya temui setelah mengupgrade Intrepid ke Jaunty:
  • Compiz tidak berfungsi
    Apa lagi yang bisa dipamerkan dari Linux jika Compiz tidak berfungsi? Bagi user awam, Compiz adalah hal utama yang membuat Linux kelihatan lebih unggul karena menyajikan desktop effects yang luar biasa. Sayangnya karena si driver baru X untuk VGA Intel tampaknya malah bermasalah, secara default Compiz tidak akan bisa berfungsi.
    • Solusi:
      $ sudo gedit /usr/bin/compiz-manager
      tambahkan:
      SKIP_CHECKS = yes
  • Amarok tidak mengeluarkan suara 
    • Solusi:
      $ sudo apt-get install phonon-backend-xine
  • Applet system monitor untuk network tidak berfungsi
    Jika koneksi jaringan yang digunakan adalah dialup (ppp), applet system monitor tidak akan menunjukkan grafik network resources. Tapi kalau kita klik applet tersebut, grafik network muncul dan berfungsi di tab resources.
  • Ubuntu 9.04 sering freeze!!
    Ini dia bug yang membuat saya jengkel setengah mati dan menyimpulkan bahwa Ubuntu 9.04 .. sux!! Untuk pertama kalinya sejak saya menggunakan sistem operasi apapun, baru kali ini lah menemukan bug paling menjengkelkan. Layar tiba-tiba hang, tapi pointer mouse masih bisa digerakkan meskipun tidak ada efek apa-apa jika kita klikkan. Semua tombol jadi tidak berfungsi kecuali tombol power :|. Kejadian ini awalnya muncul beberapa detik setelah saya menyalakan Amarok, sehinggal awalnya saya mengambil kesimpulan mungkin Ubuntu JJ ini kurang bersahabat dengan KDE versi terbaru. Dan akhirnya saya buang semua program yang berbasiskan KDE yang terinstall. Setelah itu, ternyata bug ini masih ada tapi munculnya secara intermittent, tiba-tiba dan tidak bisa ditentukan kapan waktunya. Selama 3 jam mungkin muncul bug ini 1 kali. Setelah diselidiki, ternyata ini adalah bug driver X untuk VGA Intel. Setelah beberapa jam menjelajahi Launchpad, ketemu juga informasi bahwa masalah ada pada package xserver-xorg-video-intel. 
    • Solusi:
      Download dan install versi terbaru xserver-xorg-video-intel (saat tulisan ini ditulis, sudah ada versi 2:2.6.3-0ubuntu9.2). Thanks to Mr. Bryce :).
Fiuh.. semoga tidak ada lagi bug yang ditemukan. Jadi, moral ceritanya adalah.. jangan terburu-buru untuk mengupgrade sistem operasi. Pastikan dulu tidak ada masalah berarti pada sistem operasi baru yang bisa mengganggu kinerja Anda.

Have a nice day!~