Saat itu saya belum belajar keuangan secara formal. Semuanya saya pelajari secara otodidak, mulai dari baca buku Intelligent Investor dan literatur finance lainnya, belajar saham dari forum Kaskus dan berbagai mailing list, sampai ambil cuti untuk ikut sekolah pasar modal di BEI tahun 2010.
Setelah baca lebih banyak referensi, kuliah lagi, dan rutin menganalisis laporan keuangan, saya merasa perlu meng-update beberapa hal terkait personal finance. Blog post kali ini sengaja ditulis dalam bahasa Indonesia untuk memudahkan orang awam memahami pentingnya literasi finansial.
#1 - Audit cash flow keuangan pribadi kita
Cara paling sederhana untuk meng-audit keuangan pribadi kita adalah dengan membuat personal cash flow statement, yang intinya kita catat semua pemasukan dan semua pengeluaran kita setiap bulan, mulai awal tahun ini. Lalu, kita hitung selisihnya, apakah surplus sehingga bisa kita tabung dan investasikan, atau malah defisit sehingga kita harus menguras tabungan atau berhutang.
#2 - Tingkatkan active income dari pekerjaan utama
Kalau kita bekerja di perusahaan orang lain, coba bekerja lebih keras dan pastikan kita menghasilkan value yang lebih tinggi untuk perusahaan. Kalau kita memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perusahaan, pengusaha yang baik akan menghargai kita sebelum perusahaan lain lebih menghargai kita. Be so good, so they can't ignore you.
Kalau kita bekerja sendiri atau di perusahaan sendiri, coba bekerja lebih cerdas, pastikan growth dan profitability nya meningkat dari tahun ke tahun. Kalau keuntungan perusahaan meningkat secara konsisten, kita bisa memberikan kenaikan income bagi diri sendiri dan orang-orang kunci di perusahaan.
#3 - Cari usaha sampingan (side gig)
Kalau kita bekerja di perusahaan orang lain, coba cari pekerjaan sampingan yang terkait dengan hobi, tidak terkait dengan pekerjaan utama, bisa dilakukan di luar jam kerja utama, dan tidak menggunakan resource yang dberikan perusahaan di pekerjaaan utama kita. Buku-buku Chris Guillebeau, seperti "The $100 Startup" atau "100 Side Hustles", bisa jadi bacaan bermanfaat.
Kalau kita bekerja sendiri atau di perusahaan sendiri, biasanya energi kita 24/7 untuk pekerjaan tersebut. Coba cari masalah-masalah lain yang bisa kita selesaikan dengan business unit baru. More problems, more business opportunities.
#4 - Tingkatkan passive income dari hasil investasi
Financial freedom (kebebasan finansial) itu bisa tercapai saat penghasilan kita bisa membiayai semua kebutuhan kita tanpa kita harus bekerja lagi. Hal ini hanya bisa dicapai kalau kita memiliki investasi yang konsisten memberikan imbal hasil di atas biaya hidup kita.
Terkait cara memilih investasi di bisnis apa, saya banyak belajar dari Warren Buffet & Charlie Munger. Prinsipnya adalah pilih yang punya long-term value tinggi dan kita paham business model-nya, serta dikelola oleh orang-orang yang memiliki integritas, kecerdasan, pengalaman, dan dedikasi tinggi. Prinsip yang sama bisa diterapkan saat investasi di sektor riil.
#5 - Atur pengeluaran dengan bijak
Pengeluaran yang bijak itu sadar dan terencana, biasanya mencakup 5 kategori sbb:
- Kebutuhan Primer (60%) – bayar utang, pajak, tempat tinggal, makan, komunikasi, kesehatan, pendidikan, transportasi, amal, dsb.
- Dana Pensiun (10%) – iuran BPJS TK, DPLK, dsb.
- Investasi (10%) – reksa dana, saham, surat utang, dsb.
- Tabungan (10%) – dana darurat, liburan, hadiah, pernikahan, dsb.
- Kebutuhan Sekunder (10%) – pakaian, hiburan, hobi, dsb.
Salah satu trik untuk memastikan bahwa pengeluaran kita tidak melebih budget itu adalah dengan menerapkan sistem amplop anggaran. Jadi, setiap pos pengeluaran hanya bisa diambil dari satu amplop saja sesuai dengan nama posnya. Jika ada pengeluaran yang melebihi budget (dana di amplop tersebut sudah habis), terpaksa kita harus mengambil dana dari amplop lain. Dengan demikian, cara ini bisa menghindari kita dari kondisi defisit (pengeluaran > pemasukan).
Selain itu coba audit juga setiap pos pengeluaran, apakah ada yang bisa dihilangkan atau dikurangi (baik itu downgrade, maupun negosiasi ulang).
#6 - Asuransi itu bukan investasi
Kita sebaiknya membeli asuransi untuk kejadian luar biasa yang mungkin diasuransikan, misalnya asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi keselamatan kerja, asuransi perlindungan aset. Pilih asuransi murni, bukan unit link atau produk asuransi yang sudah digabung investasi. Asuransi itu bertujuan untuk memproteksi kita dari risiko besar, bukan untuk menumbuhkan uang kita.
#7 - Gunakan kartu kredit dengan pintar
Kartu kredit ini ibarat pisau bermata dua. Kita harus pintar menggunakannya untuk keuntungan kita atau kita akan terperangkap dalam jebakan utang. Bagi yang tidak bisa disiplin diri atau ingin menjauhi riba, sebaiknya hindari kartu kredit.
Bagi yang bisa disiplin diri dan mau belajar, ada banyak manfaat dari menggunakan kartu kredit, antara lain: credit score (BI checking), point rewards (bisa jalan-jalan gratis sekeluarga), berbagai diskon, dan detail tagihan yang mempermudah kita melakukan audit pengeluaran kita.
Jika suatu saat kita perlu melakukan utang jangka panjang yang besar (misalnya kredit modal kerja, KPR, kredit mobil), bank akan mengecek credit report dan credit score kita. Kita juga bisa request informasi debitur melalui OJK. Penggunaan kartu kredit yang pintar bisa meningkatkan credit score kita.
Cara menggunakan kartu kredit dengan pintar:
- Selalu bayar tagihan lunas 100% dan tepat waktu, supaya menghindari biaya bunga dan penurunan credit score. Jangan cuma bayar minimum pembayaran, apalagi telat bayar.
- Gunakan point reward semaksimal mungkin, dan manfaatkan semua fasilitas gratis atau diskon sesuai kebutuhan. Saya pernah membelikan tiket pesawat untuk liburan sekeluarga (4 orang) keluar negeri dengan biaya kurang dari Rp 1 juta karena banyak point reward yang bisa ditukar.
- Negosiasi biaya tahunan. Saya pernah mencobanya dan biaya tahunan kartu kredit saya berhasil dihapus (di-refund).
Pelajari semua benefits dan biaya yang ditawarkan suatu kartu kredit sebelum kita apply. Jangan sembarangan menerima tawaran di mall. Baca-baca blog perbandingan kartu kredit (yang tidak menerima komisi dari ulasannya). Ada kartu kredit untuk pemula, kartu kredit travel yang non high-end (biaya tahunan kecil / tidak ada), dan ada kartu kredit travel yang high-end (ada biaya tahunan, tapi benefit nya paling banyak).
#8 - Otomasi semua pembayaran
Supaya penggunaan uang kita sesuai dengan alokasi anggaran (budgeting) yang sudah kita rencanakan, sebaiknya kita lakukan otomasi semaksimal mungkin, antara lain: transfer otomatis dari rekening payroll ke rekening lainnya, transfer otomatis untuk pembayaran kartu kredit, dsb. Contoh flow untuk pembayaran otomatis sbb:
- Tanggal 27: Gaji masuk ke rekening payroll
- Tanggal 1: Transfer otomatis ke rekening investasi dan tabungan
- Tanggal 3: Transfer otomatis untuk pembayaran kartu kredit
#9 - Audit lanjutan, hitung kekayaan bersih
Setelah kita mengaudit keuangan pribadi dengan membuat laporan personal cash flow (tips #1), maka selanjutnya kita perlu menghitung berapa sebenarnya net worth (kekayaan bersih) kita.
Ada dua komponen utama dalam Personal Balance Sheet, yaitu Aset dan Liabilitas. Aset merupakan semua hal yang bisa menghasilkan cash flow positif, antara lain kas, piutang, simpanan, investasi, dan harta lainnya. Sementara itu, liabilitas merupakan semua hal yang bisa menghasilkan cash flow negatif, yaitu berupa utang. Jadi, ketika kita menghitung nilai kekayaan bersih, kita harus mengurangi total aset kita dengan total liabilitas kita.
#10 - Pilih-pilih rekening tabungan
Setidaknya kita harus punya dua rekening bank, yaitu untuk rekening pengeluaran sehari-hari (checking account) dan rekening tabungan simpanan jangka pendek (savings account). Rekening payroll kita bisa jadi salah satu dari dua rekening tersebut, atau bisa juga rekening yang berbeda.
Ada tiga hal yang biasanya saya lihat ketika memilih rekening tabungan: biaya bulanan (termasuk biaya administrasi, biaya kartu, biaya buku, dsb), biaya transfer (antar bank, topup e-wallet, pembayaran tagihan), dan minimum saldo (ada banyak yang menggratiskan semua biaya jika saldo kita di atas minimum tertentu).
Ada dua jenis rekening tabungan favorit saya: TabunganKu (program wajib dari pemerintah dan pasti bebas biaya, tapi kita cari TabunganKu yang punya fasilitas ATM dan e-banking) dan Digital Banking (biaya pasti lebih murah karena branchless / tidak punya cabang).
#11 - Siapkan dana darurat
Dana darurat itu biasanya hanya kita pakai ketika ada kejadian luar biasa yang tidak ditanggung asuransi, misalnya terjadi pandemic. Besarnya dana darurat biasanya senilai biaya hidup kita selama 3-6 bulan. Ada juga beberapa ahli yang berpendapat dana darurat sebaiknya senilai biaya hidup selama 6-12 bulan.
#12 - Siapkan dana pensiun
Pemerintah Indonesia telah mewajibkan seluruh pekerja untuk membayar iuran Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun melalui BPJS Ketenagakerjaan. Kedua program tersebut sebenarnya bisa kita anggap sebagai dana pensiun untuk setiap orang di Indonesia kalau kita menaatinya.
Iuran untuk Jaminan Hari Tua (JHT) itu senilai 5,7% dari upah yang dilaporkan, di mana 2% nya dibayarkan oleh pekerja dan 3,7% nya dibayarkan oleh perusahaan. JHT bisa dicairkan sekaligus ketika pekerja memasuki usia pensiun (56 tahun).
Iuran untuk Jaminan Pensiun (JP) itu senilai 3% dari upah yang dilaporkan, di mana 1% nya dibayarkan oleh pekerja dan 2% nya dibayarkan oleh perusahaan. JP bisa dicairkan setiap bulan ketika pekerja sudah pensiun.
Upah yang dilaporkan oleh perusahaan biasanya hanya upah pokok saja (gaji pokok + tunjangan tetap). Jadi, biasanya berbeda dengan take home pay, karena tidak memperhitungkan tunjangan tidak tetap dsb.
Sementara itu, saat kita pensiun biasanya butuh penghasilan 70-80% dari take home pay terakhir. Jadi, kalau kita cuma mengandalkan JHT & JP saja tentu tidak cukup. Oleh karena itu, ada solusi lain, yaitu DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).
DPLK ini sifatnya tidak wajib untuk perusahaan dan pekerja, tapi konsepnya mirip dengan JHT & JP, di mana pekerja bisa membayarkan iuran untuk Program Pensiun Iuran Pasti, mulai dari Rp 100 ribu / bulan. Iuran tersebut diambil dari gaji pekerja, dan perusahaan boleh memberikan kontribusi tambahan sesuai dengan perjanjian kerja.
#13 - Investasi secara berkala
Tidak ada seorang pun yang secara konsisten bisa memprediksi saham atau reksa dana mana yang akan memiliki kinerja di atas rata-rata. Jadi mayoritas dari kita sebenarnya tidak perlu financial advisor atau wealth manager, kecuali aset kita sudah mencapai puluhan miliar dan melibatkan transaksi yang "kompleks" seperti... pajak.
Strategi yang paling baik bagi orang awam untuk investasi jangka panjang adalah Index Fund atau Exchange Traded Fund (ETF), karena diversifikasinya tinggi (ke banyak saham yang termasuk ke index tersebut) dengan biaya paling murah (tidak perlu manajer investasi karena alokasi portfolio akan selalu menyesuaikan dengan komposisi indeks). Ada 41 ETF yang terdaftar di BEI per 17 Maret 2020.
Sebenarnya saya sempat rutin investasi di reksa dana umum sejak tahun 2010 dan menulis juga di blog ini tentang "Investasi Reksa Dana untuk Pemula". Namun, pada tahun 2018 yang lalu saya bandingkan kinerja semua reksa dana saya (semuanya dikelola oleh manajer investasi besar seperti Schroders, BNP Paribas, Danareksa, dkk) ternyata hasilnya tidak lebih baik daripada portfolio saham yang saya kelola sendiri. Meskipun kinerja mereka tidak becus, manajer investasi itu tetap dapat cuan besar dari management fee dsb! Akhirnya saya alihkan semua dana tersebut dari reksa dana umum ke instrumen investasi lainnya.
Pilih instrumen investasi yang biayanya paling murah. Jika kita rutin berinvestasi untuk menyiapkan masa pensiun, biaya 1% bisa mengurangi return kita sampai 26%, sedangkan biaya 2% bisa mengurangi return sampai 45%. FYI, di Indonesia pun masih ada ETF yang management fee nya menyamai reksa dana biasa, padahal manajer investasinya pasif (hampir gaji buta~).
Seandainya kita masih butuh perencana keuangan, pilihlah advisor yang sifatnya fiduciary, yang hanya akan mewakili kepentingan kita. Advisor tersebut seharusnya hanya menerima fee konsultasi dari kita sebagai kliennya, dan tidak menerima komisi dari instrumen keuangan yang direkomendasikan. Jangan sampai uang kita habis karena salah pilih financial advisor.
Seandainya kita mau investasi langsung ke saham dan obligasi, perhatikan komposisi portfolio supaya ada diversifikasi yang tepat. Ketika kita masih muda dan memiliki toleransi risiko yang tinggi, kita bisa menyusun portfolio kita menjadi 90% saham (atau stock funds) + 10% obligasi (atau bond funds). Semakin mendekati usia pensiun, komposisi tersebut akan berbalik. Di beberapa negara maju, ada reksa dana yang karakteristiknya seperti itu, Target Date Fund, sayangnya belum ada TDF di Indonesia.
Hindari berinvestasi ke hal-hal yang fundamentalnya tidak jelas, seperti cryptocurrency. Bitcoin dkk itu sebaiknya untuk spekulasi, bukan investasi.
#14 - Hindari utang konsumtif
Di atas saya sudah menuliskan bahwa kartu kredit itu harus digunakan dengan pintar, dengan aturan #1: Selalu bayar tagihan lunas 100% dan tepat waktu.
Kalau sudah terlanjur punya utang kartu kredit, segera lunasi dengan cara menekan pengeluaran kita yang lain, mencari penghasilan tambahan, menjual aset, atau restrukturasi utang dari pinjaman lain dengan bunga yang lebih rendah.
Jika dibutuhkan, kita bisa negosiasi dengan bank penyedia kartu kredit supaya kita hanya melunasi pokok pinjamannya saja, tanpa bunga. Solusi lainnya, kita bisa minta bantuan mediasi dari perusahaan jasa manajemen utang (Debt Arbitrator) atau firma hukum / pengacara yang spesialisasinya mediasi utang. Hati-hati, jangan sampai tertipu dengan jasa pelunasan utang dari orang-orang atau instansi yang tidak bertanggung jawab.
#15 - Hitung baik-baik sebelum utang jangka panjang
Ada dua kebutuhan besar yang biasanya kita terpaksa mengambil utang jangka panjang, yaitu mobil dan rumah. Prinsip saya, lebih baik menabung dulu, lalu sebisa mungkin bayar cash.
Selalu hitung total biaya kepemilikan (TCO = total cost of ownership) dari barang-barang mahal yang mau kita beli, sebelum memutuskan apakah akan membelinya secara cash atau kredit dengan bunga yang paling kecil sekalipun. Total biaya kepemilikan sebuah mobil biasanya mencakup harga beli, asuransi, bensin, biaya perbaikan / maintenance, serta pajak kendaraan. Kalau kita membeli mobil secara kredit, perlu ditambah lagi dengan total beban bunga selama periode kredit.
Selain itu, ada juga depresiasi nilai, di mana nilai mobil baru biasanya turun 10-30% dari harga belinya di setahun pertama, tergantung merk mobil baru tersebut.
Kalau kita tinggal di kota yang jumlah taksi (BlueBird) atau ride-hailing-nya (GrabCar/GoCar) melimpah, coba bandingkan berapa total pengeluaran kita dengan total biaya kepemilikan mobil. Kalau kita jarang pakai mobil atau commuting jarak pendek saja, secara matematis total biaya untuk ride-hailing atau taksi akan jauh lebih rendah daripada total biaya kepemilikan mobil.
Begitu juga dengan rumah, ada banyak komponen yang membentuk total biaya kepemilikannya, yaitu harga beli, asuransi, tagihan listrik & air, biaya perbaikan/maintenance, serta pajak properti. Kalau kita membeli rumah secara kredit, perlu ditambah lagi dengan total beban bunga selama periode kredit. Bandingkan jika kita menyewa rumah saja, lalu selisih biaya sewa dan biaya kepemilikan rumah itu diinvestasikan ke index fund.
---
Blog post ini akan terus saya update jika ada prinsip-prinsip keuangan pribadi yang memang perlu diperbarui.
2 comments :
Bagus informasinya.sangat bermanfaat sekali buat saya.
terimakasih sudah mau sharing.
This wwas a lovely blog post
Post a Comment