Sabtu, 3 Februari 2007,
HMIF mengadakan sebuah acara
kekeluargaan berjudul “The Amazing Race Informatika”. Acara ini dikemas mirip
TV show “The Amazing Race” yang beberapa bulan yang lalu pernah juga ditayangkan di TransTV. Bedanya,
“The Amazing Race Informatika” dibuat jauh lebih sederhana, tidak sampai
keliling-keliling negara (ya iya lah ... duit dari mana? :p), hanya
keliling-keliling kota Bandung (itu pun hanya sebagian kecilnya saja).
Meskipun demikian, acara ini cukup menarik sebagai sarana refreshing
mahasiswa-mahasiswi Informatika ITB yang dua hari setelahnya akan memasuki
hari pertama perkuliahan di semester yang baru.
Awalnya gw tertarik ikut acara ini setelah diajak Paul, yang waktu itu sedang
pulang ke kampung halamannya di Bali. Tadinya gw ingin mengajak teman-teman
clan ProG (para gamers labdas 2004) untuk ikut acara ini, sebagai alternatif
kegiatan hiburan (yang merupakan kegiatan inti clan tersebut ;p) daripada cuma
selalu bermain DotA. Tapi,
ternyata ajakin gw ini kurang mendapatkan respon positif dari mereka :(. Ya
sudah lah, gw pikir gw akan gak ikut acara ini sampai gw tahu ternyata gw
sudah didaftarkan di kelompok yang lain (heh? kok gak bilang-bilang gw ya?).
Ternyata gw sudah tergabung dalam kelompok Tangos, yang beranggotakan 7 orang
tapi hanya 5 orang yang datang di hari H, yakni Heri, Zamakh, Ido, Paul, dan
gw. Oya, sehari sebelumnya, gw agak kaget waktu baca sms jarkom yang bilang
bahwa dresscode kelompok kita adalah baju batik. “Hah? Baju batik? Emang mau
kondangan?” pikir gw saat itu. Afaik, gw memang gak punya kemeja batik
sendiri. Sebenarnya gw bisa pinjam punya ortu yang lumayan punya banyak yang
biasa dipakai buat ke acara-acara resmi, tapi ... ini kan acara senang-senang
dan mungkin banyak lari-lari. Jadi gw memutuskan untuk gak pakai kemeja ortu
dan akhirnya memakai kaos batik (yang biasa buat tidur :p). Dan ternyata di
hari H, kami berlima tetap nekat memakai baju batik (empat orang berkemeja
batik, dan gw berkaos batik ... yang penting sama-sama batik kan, Her ;).
Permainan ini dimulai dari Gerbang Ganesha sekitar jam 8 pagi. Oya, tiap
kelompok didampingi oleh seorang panitia pendamping, yang tugasnya ‘menjaga’
kami dan menilai beberapa ‘assignment’. Clue pertama adalah : sebuah foto
patok kilometer yang biasa ditemui di pinggir jalan (maaf, skrinsyutnya gak
ada ^^’), kira-kira seperti ini :
BDG
X
---------
CLN | PDL
18 | 18
Lalu sebuah kertas yang bersoal aritmatika, yang baru melihat sedikit saja
bikin malas menghitung.
Awalnya kami menebak-nebak sembarangan, tapi sepertinya gak ada yang jelas.
Akhirnya terpaksa keluarkan kalkulator hp, lalu benar-benar dihitung, dan
hasilnya X = 0. Gw langsung kepikiran Bandung Nol Km di Jl. Asia Afrika. And
... let’s go !! Kami pun berlari berjalan ke arah Jl Dago dengan santainya
seperti bapak-bapak yang mau kondangan :d hehehe... Nah, sampai di Dago kami
naik angkot Dago – St. Hall dan turun di Braga, lalu jalan kaki di sepanjang
Jl. Braga, huh.. capek dech ;(. Ya begini lah kalau salah naik angkot
(harusnya naik Dago – Kalapa). Sesampainya di Jl. Asia Afrika sempat bingung
cari 0 Km nya di mana, trus mondar-mandir sampai berpapasan dengan beberapa
kelompok, akhirnya sampai juga di sana. Di Bdg 0 Km itu, tantangannya cukup
gampang, hanya meminta satu orang tak dikenal untuk foto bareng. Dan,
kebetulan di dekat situ ada sopir taksi yang sepertinya sudah siap jadi korban
:p. (* btw, gw curiga nih, jangan-jangan semua kelompok foto bareng sama bapak
itu .. hehehe... *). Oya, di sini juga sempat lihat-lihat batu prasasti yang
bercerita tentang asal-usul Bdg 0 Km itu.
Lalu, kami mendapatkan Clue 2 :
“Jalan +/- 270 langkah ke barat!”.
Cukup gampang, tinggal berjalan 270 langkah ke arah barat, dan kami tiba di
depan rumah tanpa ada kelihatan satu panitia pun. Gw pikir, jangan-jangan ini
jebakan? Eh, untungnya anak kecil yang duduk di depan pintu rumah itu bilang,
“Kak, tadi teman-temannya masuk kesini (sambil menunjuk ke arah dalam)”. Wah,
gak seru nih dapet bocoran :p. Oh my God, ternyata rumah itu museum KAA
(duh... gw hampir 7 tahun di Bandung malah baru tau museum KAA ternyata di
rumah itu ^^').
Di museum KAA ini, kami diberi secarik kertas berisi tiga pertanyaan seputar
KAA. Pertama,
ada tulisan salah satu sila dari Dasasila KAA dalam tulisan asing yang
aneh-aneh, lalu cari tahu itu tulisan apa dan terjemahkan ke bahasa yang lain
lagi. Soal pertama ini cukup ribet, karena tulisan yang diberikan mirip
aksara Jawa, trus
tulisannya juga merupakan penggalan salah satu sila (bukan dimulai dari awal
kalimat). Huh, hal ini yang cukup menyulitkan para peserta lomba, dan tim gw
pun gak dapat nilai maksimal di soal pertama ini ;(. Soal kedua, berhubungan
dengan delegasi salah satu negara yang tergabung dengan KAA. Soal ketiga,
diberikan suatu headline tertentu, lalu cari tahu headline itu ada di koran
apa. Soal ketiga ini juga sempat bikin bingung karena di dalam museum itu ada
banyak foto-foto koran yang dipajang. (entah buat apa mereka memajang
foto-foto koran itu -_-’).
Setelah selesai menjawab tantangan di spot 2 ini, kami mendapatkan clue 3
berupa sebuah
anagram yang menunjukkan
spot berikutnya.
RAMEN JAGUNG DIASEM
Sepertinya anagram ini memang sengaja dibuat gampang. Dalam hitungan detik,
tim gw bisa memecahkan clue ini. Jawabnya : ”Menara Mesjid Agung”, yang
tempatnya memang tidak jauh dari museum KAA. Kami berlima segera berlari
menuju tempat yang dimaksud. Nah, mesjid agung di Bandung ini punya dua
menara. Entah menara yang mana yang dimaksud panitia, kami coba-coba saja ke
salah satu menara. Meskipun menara mesjid agung ini cukup terkenal di kota
Bandung, gw sama sekali belum pernah ke sana (ya iya lah... ini kan termasuk
wilayah tempat ibadah orang lain, jadi gw agak sungkan). Jadi, ini kali
pertamanya gw naik ke puncak menara ini. Puncaknya lumayan tinggi, sekitar 19
lantai (cmiiw). Untungnya, disediakan lift untuk naik dari lantai dasar ke
lantai paling atas, dan untungnya juga panitia gak lagi iseng untuk menyuruh
kita naik lewat tangga (hwa.... bisa-bisa langsung pulang aja tuh :p).
Nah, sampai di puncak kok gak ada panitianya ya. O.. ternyata waktu itu ada
miskoordinasi panitia, dan tim gw pun merasa dirugikan karena yang tadinya
dekat dengan tim urutan 2 dan jauh dari tim urutan 4, kini menjadi sebaliknya
;(. Ya sudahlah, namanya juga permainan ^^”. Setelah menunggu beberapa menit,
akhirnya tiba juga beberapa orang panitia. Di spot ini, game yang dimainkan
adalah menyusun jigsaw puzzle, yang juga sebagai clue 4. Dan gambar yang
disusun ternyata adalah foto daerah spot berikutnya yang difoto dari puncak
menara mesjid agung ini. Daerahnya cukup unik juga, karena spot berikutnya itu
adalah ..... makam?!
Makam? Waktu itu gw rada bingung aja, masa’ sih panitia mau main-main beginian
di kuburan? Entah lah, yang penting sih gw dan yang lainnya enjoy aja di game
ini :p. Tempatnya gak terlalu jauh dari mesjid agung itu, masih di sekitar
Dalem Kaum. Sesampainya di spot ini (spot berapa ya? klo ga salah, 4 deh
^_^’), panitia yang bertugas di situ menjelaskan tentang itu makam siapa.
Ow... ternyata itu makam pendiri kota Bandung, namanya ... hm... saya lupa
~_~". Nah, setelah lihat-lihat dan foto-foto sedikit (aneh aja sih, foto-foto
kok di kuburan ;p), kita dapat amplop tantangannya. Setelah dibuka, ternyata
berisi pertanyaan-pertanyaan seputar dunia perfilman. Pertanyaannya juga
macam-macam, seperti nama rumah produksi, nama pemeran, soundman, dll. Untuk
menyelesaikan tantangan ini, kami harus ke daerah Pasar Kembang (orang Bandung
pasti tahu ini pusatnya apa :D), yang letaknya tidak jauh dari spot 4 itu,
untuk mencari informasi seputar pertanyaan itu. Dan, semua pertanyaan itu
terjawab dengan cepat sebelum batas waktu taruhan yang diajukan ^_^ (fyi, di
spot ini ada waktu taruhan ... jika lewat dari waktu itu, poin akan dikurangi
... jika tidak, harus menunggu untuk menghabiskan waktunya).
Setelah istirahat 10 menit untuk jajan menahan rasa lapar karena belum
sarapan, clue 5 pun dibuka. Sebuah peta! Gampang kok ;). Dilihat sekilas saja
sudah tau, spot 5 ada di daerah mana. Kami pun langsung berjalan ke arah sana.
Namun, di tengah perjalanan, salah satu anggota tim gw, Zamak, harus ”bongkar
muatan” mungkin karena kebanyakan makan. Akhirnya, kami pun menunggunya
selesai dari toilet selama beberapa menit, dan dilewati oleh beberapa tim ;(.
(huh, harusnya ada nilai solidaritas nih ... pasti tim Tangos dapat poin
banyak :p).
Akhirnya tiba juga di spot 5, di sekitar area pertokoan jalan Banceuy. Entah
apa yang menarik dari spot ini, semuanya tampak biasa-biasa saja. Lalu, game
yang diberikan panitia cukup sederhana, cari tahu tempat apa itu.
Ooowwwhhh.... ternyata itu adalah tugu bung Karno, di sebelahnya ada sebuah
ruangan tempat beliau pernah ditahan. Tujuh tahun di Bandung, gw baru tahu
ternyata di sini toh tempatnya ^-^; Lalu, panitia menjelaskan panjang lebar
mengenai tempat itu dan clue 6 pun dikeluarkan.
Clue 6 berupa chipertext dengan pergeseran 5 – 10. Bagi yang belum tahu,
chipertext itu salah satu hasil dari
enkripsi, caranya dengan
menggeser huruf yang akan dirahasiakan. Contohnya, dengan pergeseran 1, maka
kata "aduh" menjadi "bevi". Sayangnya, gw lupa bagaimana soal chipertext ini.
Yang gw ingat, jawaban clue 6 ini adalah
JALAN DIPONEGORO NO 63 BANDUNG JAWA BARAT INDONESIA
Dan, sayang sekali, kelompok gw tidak bisa menjawab teka-teki ini dalam kurun
waktu yang disediakan panitia ;(, coz' gw baru kepikiran kata ’Bandung’
setelah waktu habis, jadi kami gak dapat poin di game ini.
Setelah berhasil memecahkan clue 6 ini, kami langsung beranjak dari spot
tersebut untuk mencari angkot yang menuju Jl. Diponegoro. Gw terus terang gak
tau harus naik angkot apa dari Banceuy ke Diponegoro (naik kendaraan sendiri
aja masih bingung koq ;p). Waktu itu sempat ditawari kendaraan pribadi sewaan
yang bisa mengantar kami langsung ke tujuan. Namun, hal ini berisiko
didiskualifikasi dari perlombaan karena mungkin melanggar peraturan. Akhirnya
karena bingung mau naik angkot apa, kami berlima memutuskan untuk naik bus
umum (Damri) saja -_-’. (* berpakaian batik, bawa tas, naik bus ... tampak
aneh gtu deh *). Rasanya seru aja sih, bisa naik bus (* ini kali ketiga bagi
gw lho, naik bus umum dalam kota Bandung ^-^ *) dalam permainan seperti ini.
Kami sempat bertanya pada kondektur bus tersebut cara untuk menuju ke Jl.
Diponegoro, dan katanya tinggal ganti satu kali angkot lagi. Bagus lah ...
akhirnya kami berlima naik angkot cokelat (gw lupa jurusan apa) menuju spot 6,
yang tadinya kami kira adalah di Gedung Sate. Setelah sampai di belokan
Pusdai, beberapa di antara kami melihat tim-tim lain dan panitia sedang
duduk-duduk beristirahat di salah satu pelataran di Pusdai. Kami langsung
turun, lalu cepat-cepat ke tempat itu. Ternyata, Jl. Diponegoro no 63 bukan di
Gedung Sate, tapi di Pusdai. Huh... untung saja, tadi melihat mereka ~_~. Dan,
di sinilah perjalanan ini berakhir. Now, time for lunch ... \(^o^)”/
Setelah makan siang dan semua tim sudah datang (kasian loh, ada yang kesasar
sampai mana-mana -_-’), diadakan game trivia menjawab pertanyaan. Sebenarnya
sebelum game ini, sudah bisa diprediksi pemenangnya siapa saja, melihat
peroleh poin di game pada tiap-tiap spot, dan itu bukan tim gw ;(. Tapi, ya
sudah lah ... yang penting semua senang :). Nah, pertanyaan-pertanyaaan di
game ini berkisar seputar kisah spot-spot yang telah dikunjungi. Yang aneh
dari game ini adalah cara bermainnya. Jadi, si pemberi soal membacakan
pertanyaannya, lalu memberikan tiga pilihan jawaban: A. xxx, B. yyy, C. zzz.
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan rebutan. Saat ada tim yang dipersilakan
menjawab (jika seluruh anggota tim tersebut berdiri semua), pertanyaan dan
pilihan jawaban berhenti juga dibacakan. Nah, kekonyolan mulai muncul saat
pertanyaan selesai dibacakan, ada tim yang anggotanya berdiri semua untuk
menjawab pertanyaan, tapi pilihan jawaban belum dibacakan. Tim tersebut
mungkin bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Namun, jawaban yang diminta
panitia adalah jawaban A, B atau C, bukan hanya kata-kata jawabannya saja (gak
bingung kan ;). Heheheheh.... permainan ini malah mirip permainan ahli ramal
jawaban, bukan permainan mengolah pengetahuan =p.
Ok, selesai permainan ini, acara the amazing race informatika dilanjutkan
dengan kunjungan ke Gedung Sate. Di spot terakhir ini, kami hanya
melihat-lihat lingkungan dalam Gedung Sate, serta akhirnya acara penutupan dan
pembagian hadiah di puncak Gedung Sate. Bangunan Gedung Sate itu masih sangat
khas bangunan Belanda, dilihat dari gaya arsitekturnya, dll. Saat menuju ke
puncak Gedung Sate, interior ruangannya benar-benar bagus. Aura Jawa Barat-nya
pun lumayan terasa. Sesampainya di puncak Gedung Sate, ada sebuah ruang
pertemuan untuk acara penutupan. Angin di luar ruangan itu pun cukup
sepoi-sepoi menyejukkan, cukup untuk menutupi rasa lelah setelah setengah
harian jalan-jalan. Gw suka dengan suasana di puncak Gedung Sate itu. Gw malah
sampai menghayal di malam hari tempat itu bisa jadi kafe, lalu mungkin bisa
jadi tempat yang romantis untuk memulai hubungan dengan seseorang :). Akankah
terwujud? Susah juga sih kalau harus ‘nembak’ di Gedung Sate ...wkwkwk
\(^o^)”/. Nah, tiba saatnya pembagian hadiah, dan tim gw memang bukanlah
pemenangnya. Hadiahnya juga cukup sederhana, hanya makanan ringan dan voucher
snack oleh BRT HMIF. Tapi, kesenjangan tampak pada sang juara 1, karena mereka
mendapatkan berbagai hadiah menarik dari sponsor acara ini (T_T). Dibandingkan
dengan juara 2 dan 3, nilai hadiah yang mereka dapatkan jelas berkali-kali
lipat. Ya sudah lah, namanya juga permainan, ada yang menang dan ada yang
kalah. Yang penting, semua senang dan menikmati ;). Acara penutupan selesai,
kami meluangkan waktu sejenak untuk berfoto di lingkungan Gedung Sate, lalu
pulang ke tujuan kami masing-masing.
Sekian tentang acara The Amazing Race Informatika .... Meskipun tampak
sederhana, acara ini cukup bisa merefresh pikiran di penghujung liburan
semester ganjil; sebagai bekal refreshing menghadapi semester 6 yang tampaknya
sudah mengganggu jam tidur, jam main, jam pacaran, dll. Keep
smiling ‘n smangat ^_^ !!