Libur Akhir Tahun: Solo & Jogja

"Vacation is what you take when you can't take what you've been taking any longer."

Setelah beberapa bulan bekerja ekstra, akhirnya liburan akhir tahun yang ditunggu-tunggu tiba. Beruntung, saya mendapat libur dari kantor selama 4 hari kerja, sehingga totalnya saya bisa beristirahat selama 10 hari, 25/12 - 3/1. Pada kesempatan itu saya sempatkan diri untuk berlibur selama 3 hari di Solo dan Jogja, tempat kelahiran dan kota di mana saya menghabiskan masa kecil.

Stasiun Bandung

Berangkat seorang diri dari stasiun Bandung (Senin 28/12) jam 8 malam, saya menghabiskan malam itu di dalam kereta api Lodaya. Di masa liburan akhir tahun seperti itu, harga tiket ternyata sangat tergantung hari keberangkatan, tidak peduli itu untuk kelas dan jurusan yang sama. Sembilan jam kemudian tibalah saya di stasiun Solo Balapan.. jadi inget lagunya Didi Kempotning setasiun balapan, kuto solo sing dadi kenangan, kowe karo akuuu.. halah.. XD

(Selasa 29/12) Setelah makan nasi liwet khas Solo, kami, saya dan dua saudara yang menjemput saya, langsung beranjak ke rumah Oma, bersilaturahmi dengannya selama beberapa jam, kemudian dilanjutkan dengan nyekar ke makam Eyang. Setelah itu, saatnya berkuliner makan siang dengan Tahu Kupat, makanan khas Solo lainnya.

Tahu Kupat


Malam harinya, ada reuni dengan teman-teman SD. It's been more than 11 years, dude! Setelah lulus SD, saya sekeluarga pindah keluar kota, tidak punya telepon, sehingga benar-benar lost contact dengan mereka. Tapi dua bulan yang lalu, ada seseorang yang add friend di Facebook, ternyata dia adalah teman SD saya, yang kemudian menginisiasi reuni kecil itu. I <3 technology! :) Senang rasanya bisa bertemu mereka, meskipun cuma setengah kelas yang bisa datang. Sambil menikmati makan malam di restoran Gemah Ripah, saling bertanya, "sekarang masih kuliah / kerja di mana?", "calonnya mana?", "kapan nikah?", dll. Tiga jam terasa terlalu singkat, entah kapan bisa berkumpul lagi. Andai saat itu ada panggung, mungkin saya akan sumbang suara sumbang ♫ kemesraan ini.. janganlah cepat berakhir... *srottt.. :'|

Alumni SD Widya Wacana VI Solo 1998

(Rabu 30/12) Hari kedua harinya berlibur ke Jogja. Bangun pagi-pagi supaya tidak ketinggalan kereta Pramex (Prambanan Express) keberangkatan jam 7 pagi. It's been so loooooong time I haven't been in that train. Dulu sewaktu tinggal di Jogja, hampir tiap bulan saya sekeluarga naik kereta ini untuk berlibur ke rumah Opa atau Eyang di Solo. Ada yang lucu dengan Pramex yang saya naiki pagi itu, lokomotifnya berwarna pink!! Saya jadi membayangkan kejadian di stasiun itu saat subuh. Pak Masinis X: "ga mau.. ga mau.. ga mau.. akyu gak mau kerja kalau lokomotif akyu warnanya bukan pink.. pokoknya eike maunya yang pink.." (pundung). Santai dulu, bro 'n sis.. Ini hanya imajinasi belaka kok ^^. Oya, harga tiket Pramex adalah 8 ribu.

KA Prambanan Express

Jam 8 kurang, turun di stasiun Maguwo, saya naik TransJogja sekali (bayar 3 ribu) menuju halte Prambanan. Di Prambanan, saya rencananya akan ditemani oleh beberapa teman kantor yang kebetulan saat itu sedang berlibur ke Jogja: Chocky, Safitri dan Dina. Setelah 2 jam menunggu (sampai mati gaya), mereka pun akhirnya datang dan kami memulai jalan-jalan hari itu sambil photo hunting. Andai saya harus menunggu 1 jam lagi, mungkin saya akan telah membuat 1 candi >.<'. Dengan harga 30 ribu, tiket masuk Prambanan itu sudah termasuk pengantaran ke tempat wisata Ratu Boko, sebuah komplek peninggalan kerajaan Mataram Hindu, letaknya di atas bukit sekitar 3km dari Prambanan. View dari atas Ratu Boko ini sangat menarik, dan itu merupakan kunjungan pertama saya ke tempat itu.

Prambanan, Jogjakarta

Sore harinya, kami jalan-jalan ke Malioboro, hanya window shopping karena tidak menemui barang baru yang menarik dan dibutuhkan. Desain kaos Dagadu pun tampaknya hampir tidak ada yang baru lagi sejak 2 tahun yang lalu. Dipandu Chocky, kami berputar-putar kota Jogja dengan bis TransJogja, transit beberapa kali untuk makan malam di dekat kampusnya, UGM. Selesai makan ternyata sudah jam 9 malam, tentu saja sudah tidak ada kereta api Pramex maupun bis TransJogja. Akhirnya malam itu saya pulang ke Solo naik bis Jogja-Surabaya yang mana si sopir tampaknya buta warna, tidak bisa membedakan warna lampu merah, kuning dan hijau, semuanya terlihat hijau :|.

Batik Tulis

(Kamis 31/12) Hari ketiga dari pagi sampai sore main bareng teman-teman SD, jalan-jalan ke SGM dan Ngarsopuro. Rencananya mau mengajak seseorang untuk malam tahun baruan bersama, tapi mission failed :|, gak ada yang bisa menemani datang di ibadah tutup tahun di suatu gereja di Solo. Akhirnya, malam tahun baru saya hanyalah dengan mengucap syukur di rumah dan tidur lebih awal sebelum inbox sms penuh. Keesokan harinya, saatnya kembali ke Bandung naik kereta Lodaya pagi, kelas yang sama, tapi harganya 60 ribu lebih murah. Tarif yang aneh...

Stasiun Solo Balapan

Oya, mungkin telat beberapa hari, tapi biarlah telat daripada tidak sama sekali.. saya ucapkan "HAPPY NEW YEAR 2010" bagi pembaca setia blog  saya ini, semoga tahun ini menjadi tahun yang luar biasa bagi kita :).

--
Work smart/hard, play hard. Maksudnya, pekerjaan yang menyita banyak pikiran dan waktu harus diimbangi dengan kegiatan menyenangkan yang cukup. Saat otak dipaksa terus-menerus bekerja secara intensif, lama-lama kinerjanya akan menurun juga. Sama seperti kapak yang terus-menerus digunakan untuk menebang pohon, setelah dipakai puluhan kali ia tidak akan setajam saat pertama kali kita menggunakannya. Ada kalanya kita harus berhenti menebang pohon sejenak, lalu mengasah kapak itu. Tapi juga jangan lama-lama mengasah kapak, nanti kita malah lupa bagaimana cara menebang pohon dengan efektif. Cheers...

"If you come home as happy as you leave, you have had a good vacation."

No comments :